Hay para readers,selamat membaca dan semoga suka, jangan lupa tinggal kan jejak kalian ya 😍 bagi yang sudah vote dan koment @penaeni mengucap kan terimakasih atas dukungan kalian 💖❤😍
💫💫💫💫
Melihat mu terluka membuat ku ikut terluka,
Aku masih tak mampu Melindungi mu, tapi percaya lah aku masih berusaha keras agar mampu melindungi mu,~Luciro Marquez~
💫💫💫💫💫
Sudah lewat dari 1 bulan ini, Arabelle tak di ganggu oleh spam chat dari Kris, entah lah lelaki itu tak muncul lagi semenjak pertemuannya terakhir kali, seolah hilang di telan bumi.
Arabelle pun tak ambil pusing, karena Arabelle kini tengah menata hidupnya ke arah yang lebih baik, melepaskan diri dari dendam, mensukuri atas apa yang tengah ia punya saat ini.
Setiap hari ia di sibukkan dengan urusan kantor di tambah perusahaan Hamzah yang harus ia awasi menambah padatnya aktivitas Arabelle.
Tok tok tok... Suara ketukan pintu.
"Masuk" Lantas sang pengetuk pintu pun masuk, Ana masuk membawa beberapa berkas untuk Arabelle tanda tangani.
"Nona Ara, waktunya makan siang, ayo kita makan di restoran Jepang yang berada di Jalan xxx"
"Iya aku juga sudah lapar"
Arabelle dan Ana pergi ke restoran Jepang yang tak jauh dari kantor mereka, setelah sampai di restoran Ana memesan makanan sedangkan Arabelle berpamitan ke Ana untuk pergi ke toilet.
Saat Arabelle tengah asik memperbaiki make up nya yang sedikit berantakan, terlihat jelas ada dua orang wanita yang masuk ke toilet.
Arabelle hanya memandangnya lewat kaca di depannya, awalnya ia tak curiga, wajar sajakan mengingat memang ini toilet wanita.
Tapi gelagat ke dua wanita ini aneh, seperti saat ini mereka berdua tak berhenti melirik ke arah Arabelle dan wanita satunnya seperti tengah mengamati situasi dalam toilet.
Namun bukan Arabelle jika dia tidak cuek dengan kondisi seperti ini, ia sudah biasa jadi pusat perhatian wanita yang selalu suka saling lirik sinis, bahkan dengan terang terangan menatapnya iri.
Tapi sayang saat Arabelle berbalik salah satu wanita itu berdiri di belakang Arabelle sambil membekap Arabelle dengan sapu tangan, sedang wanita yang lain memegangi Arabelle agar tak berontak.
Suasana toilet yang sedang sepi menjadi celah untuk kedua wanita itu beraksi, di tambah lengahnya Arabelle yang semakin memperlancar aksinya.
Tak berapa lama kemudian Arabelle pingsan karena sapu tangan yang sudah di oles dengan obat bius. Kedua wanita itu memberi kode ke rekan lelakinya yang ternyata sudah menunggu di dekat toilet, langsung saja para laki-laki itu mencari celah untuk mengeluarkan Arabelle tanpa sepengetahuan orang.
Setelah berhasil mengeluarkan Arabelle dari toilet mereka pun pergi lewat pintu belakang, mereka bergegas membawa Arabelle ke tempat yang sudah di siapkan.
Sangat rapi dan tak meninggalkan jejak sedikit pun, mereka beraksi seolah Arabelle tak pernah berada di restoran, cctv di restoran itu juga sudah di retas, sungguh aksi yang ahli dan sangat profesional.
Nampaknya mereka juga sudah terbiasa dengan aksi menculik seperti yang sedang mereka lakukan seperti ini, entah siapa yang menyuruh mereka dan apa motif mereka terhadap Arabelle, kini masih menjadi misteri.
💫💫💫💫
Waktu terus berlalu, detik demi detik pria tampan ini lalui dengan rasa bosan, padahal setumpuk berkas sudah ada di hadapanvnya, andaikan setumpuk kertas itu bisa bicara, pasti ia akan mengeluh karena tidak di perhati kan bahkan sudah di acuh kan hampir 3 jam lamanya
Entah mengapa ia gelisah, fikirannya melayang terbayang wajah cantik sang pujaan hati, padahal baru 3 hari lamanya ia berada di kota Bandung untuk meninjau langsung anak cabang perusahaan yang sedang bermasalah.
Luciro bergegas mengambil gawainya saat terdengar nada dering berkali kali tanpa jeda dari ponselnya, tanpa melihat nama yang tertera ia langsung menekan warna hijau, tanda bahwa ia sedang menerima panggilan tersebut.
"Bos kabar buruk, nona Arabelle menghilang saat berada di restoran Jepang, sekertarisnya sedang panik mencarinya"
"Kenapa bisa sampai menghilang? "
Tanya Luciro dengan nada tinggi, rahangnya mengeras dan semakin terlihat garang saat mendengar jawaban dari sang penelephone.
"Maaf bos, kami lalai mengawasinnya, tadi nona sedang berada dalam toilet, namun setelah setengah jam lamanya ia tak kunjung keluar dan setelah saya periksa dia sudah tidak ada dalam toilet"
"Cepat cari dia sampai ketemu, jika kau tak berhasil menemukannya maka terima saja akibat nya"
Tut tut tut..
Sambungan telephone di matikan secara sepihak.
Brak!
Suara gebrakkan meja menggema memenuhi ruangan.
"Armaaaan"
Teriaknya keras memanggil nama sang sekertaris, emosinya meluap begitu mendengar bahwa sang tunangan yang sebentar lagi menjadi istrinya itu menghilang
Raut kesal dan juga khawatir yang begitu kentara dari wajah tampannya membuat Arman sang sekertaris mengerutkan dahi ketika melihat wajah garang bosnya ini. Bertanya-tanya apa yang membuat pak bosnya ini berang.
"Ya pak, apa yang anda butuhkan"
Sahutnya sopan, kalau sudah begini Arman akan waspada dan hati-hati agar tak jadi sasaran empuk bosnya dalam meluapkan emosi.
"Siapkan mobil, kita ke bandara sekarang" Singkat padat dan jelas Luciro memberi perintah, ia tak mau sampai terlambat untuk menyelamatkan Arabelle.
Luciro pergi tergesa-gesa, meninggalkan setumpuk pekerjaan, ia ingin agar segera tiba di Jakarta
"Baik"
Sanggup arman menerima perintah, Arman menelephone sang supir yang bertugas melayani luciro selama di bandung, lalu Arman melangkah mengekor di belakang Luciro yang berjalan tergesa-gesa.
Di sela langkah kaki Luciro, nampak ia sedang menelephone seseorang
"Kakek ada kabar buruk,Arabelle menghilang"Nada cemas terselip dari suaranya, ternyata Luciro sedang menelephone kakek Danzo, berharap sang kakek mau mengerahkan anak buahnya untuk melacak keberadaan Arabelle
"Teledor" Satu jawaban tepat sasaran dari sang kakek.
"Maaf kek tolong bantu aku untuk menemukan nya, saat ini aku sedang berada di perjalanan ke Jakarta "
Tut tut tut
Panggilan di matikan secara sepihak oleh sang kakek, tanpa memberi jawaban pasti ke Luciro.
"Sialan akan aku cincang mereka yang menyentuh Arabelle" Umpatnya kasar, nampaknya mereka tak tau sedang berurusan dengan siapa, salah besar jika mereka menganggap remeh Luciro, pria tampan yang terlihat seperti malaikat baik hati sekaligus malaikat pencabut nyawa.
Memang firasatnya tak pernah meleset jika berhubungan dengan Arabelle, seharian ini Luciro tak bisa fokus dengan pekerjaa nya, selalu saja cemas akan kondisi Arabelle yang sedang berjarak dengannya.
"Bertahanclah Elle, bertahanlah sampai aku datang menjemput mu"
Gumam Luciro seakan sedang berbicara dengan Arabelle.
Bersambung.......
KAMU SEDANG MEMBACA
PEMBALASAN
RomansaSeorang wanita cantik, berjalan anggun menuju ruang rapat. Hari ini adalah hari yang di nanti Arabelle, akhirnya setelah sekian lama ia mampu bertatap muka dengan orang di masalalu, bukan sebagai anggota keluarga melainkan sebagai klien bisnis. Set...