Part 6 POV Kris

9K 587 22
                                    

Happy Reading !!!!

~Kamu akan menyadari bahwa dia berharga,
ketika kamu telah kehilangannya,
dan pada akhirnya,
kamu akan tersakiti oleh rasa penyesalan yang teramat menyiksa,
karena telah menyianyiakannya ~

~Kris Aditama Orzon ~

💔💔💔💔


Hari ini adalah hari tersibuk Arabelle, bukan seperti hari biasanya yang sedikit santai, hingga waktu makan siang telah lewat, ia masih sibuk berkutat dengan tumpukan kertas yang harus segera ia bubuhi coretan pena tanda tangan.

Ia harus teliti dalam setiap kata yang ada dalam kertas, sebab satu kata saja terlewat maka akan menjadi masalah besar di kemudian hari dan itu akan menyusahkan nya kelak.

Di tengah kesibukan Arabelle yang seolah tiada habisnya, Ana mengetuk pintu ruangan.

Tok tok tok... Setelah mendengar suara dari dalam ruangan yang memperbolehkanya masuk, perlahan Ana membuka pintu.

"Nona Ara" Panggilnya pada Arabelle.

"Ara" itu adalah nama panggilan khusus untuknya, hanya Ana yang memanggilnya "Ara", Arabelle pun tak pernah mempermasalahkan perihal nama panggilan yang di berikan Ana, terserah saja Ana memanggilnya apa, Arabelle tak akan mempermasalahkannya karena dia adalah Ana, beda hal jika yang memanggilnya orang lain.

"Ya" Sahut Arabelle tanpa mengalihkan atensinya ke arah lawan bicara, ia masih fokus pada kertas yang ia pegang.

"Nona Ara, ini ada paket dari tuan Orzon" Mendengar nama Orzon di sebut langsung saja membuat moodnya hancur.

"Buang saja ke tempat sampah" Jawabnya ketus tanpa melihat barang yang di pegang Ana.

"Ada suratnya nona" Lanjut Ana memberitahu.

"Bacakan" Dengan nada dingin, ia menyuruh Ana untuk membaca kan isi suratnya, ia terlalu jijik untuk memegang surat yang di tulis Orzon, apalagi sekedar membaca surat dari Orzon, lebih tepatnya dari Kris Orzon, sangat malas sekali rasanya membaca kalimat yang sudah pasti bertele-tele.

Ana menuruti perintah dari Arabelle untuk membacakan kertas yang berisi kata yang membuat bulu kuduk Ana merinding, menurut Ana setiap kata terlalu klise, pantas saja Arabelle tak mau membacanya, Ana mulai membaca kan isi surat dari Kris.

{Teruntuk wanita yang selalu cantik di pandang mata Arabelle, bunga lily putih aku pilih khusus, teruntuk wanita cantik dan anggun seperti mu,
semoga selera mu tidak berubah masih sama seperti dulu, aku selalu ingat binar di mata indah mu setiap kali melihat bunga lily putih ini, dan aku menyukai binar indah itu.

Dari: Kris Aditama Orzon }

"Buang saja ketempat sampah Ana" Perintah Arabelle setelah Ana membacakan suratnya.

Arabelle tak tau apa maksud Kris mengirim bunga lily putih itu, ia juga merasa heran bagaimana mungkin Kris tau bunga yang dulu ia suka, padahal Kris tak pernah sekali pun memberinya sebuket bunga, apa lagi ini bunga lily putih.

"Sorry saja selera ku berubah Kris"

Gumam Arabelle, setelah Ana keluar dari ruangannya, kilat amarah tersirat jelas dari matanya, luka itu seakan terbuka lagi meski kejadian itu sudah 2 tahun lamanya, serasa masih baru dalam ingata.

Bahkan semakin sakit ia rasakan, sejak pertemuannya di ruang rapat kemarin, Kris selalu saja mengirim buket bunga lily yang akan berakhir di tempat sampah atau kue red velvet kesukaan Arabelle yang akan berakhir ke perut karyawan lain lengkap dengan sepucuk surat yang berisi rayuan atau pujian yang akan membuatnya jijik.

Dulu sewaktu statusnya masih tunangan Kris, tak pernah ia akan memberinya hadiah atau bunga bahkan kata romantis dan pujian mustahil keluar dari mulutnya.

Berbanding terbalik dengan sekarang, hanya dengan mendengar namanya saja sudah membuat mood Arabelle bagai roller coster, apalagi ini membaca pesan yang di kirim Kris secara beruntun, pesan yang berisikan perhatian kecil.

(Selamt malam)
(Selamat pagi)
(Selamat siang)
(Sudah makan belum)
(Jangan telat makan nanti sakit)
(Jangan tidur terlalu malam)
(Jangan begadang)
(Jaga kesehatan dan pola makan biar sehat)
(Hallo cantik)
(Sudah tidur)

Yah seperti itulah kurang lebih isi pesannya, jika dulu sikap Kris seperti ini, maka ia akan luluh dan bahagia namun berbeda dengan sekarang pesan seperti itu akan menghancurkan mood Arabelle dalam hitungan detik.

Entah dari mana pria bestrand itu mendapat nomornya, pesan itu ia abaikan, apa lagi panggilan berkali-kali yang masuk darinya, tak pernah ia angkat, sekalinya ia angkat ia hanya akan meletak kan gadgetnya ke meja, lalu ia akan diam membiarkan sang penelpon di seberang sana mengoceh sendiri.

POV Kris

Semenjak aku melihatnya. berjalan anggun memasuki ruang rapat yang di adakan di perusahaan AR Crop, aku terpana akan paras wanita yang berjalan anggun menuju kursi tempat yang sudah di sediakan.

Aku sedikit terkejut melihat sosoknya yang dulu menurut ku biasa saja, bahkan cenderung cupu, tak masuk dalam level kriteria wanita idaman ku, ia tak cocok jika bersanding dengan pria tampan dan keren seperti ku.

Namun sekarang ia menjelma bagai titisan dewi aprodit atau bahkan ratu cleopatra akan iri akan parasnya yang mempesona, dia wanita yang dulu bahkan kehadirannya tak pernah aku anggap ada.

Bahkan di saat acara pertunangan ku baru selesai di adakan, aku menghianatinya dengan menjalin hubungan dengan saudari tirinya, yang saat itu jauh lebih cantik darinya, dia tunangan ku yang menyebal kan.

Bagaikan lintah yang selalu menempel di badan, dia calon istri yang di pilih keluarga Orzon, sekarang sudah berubah menjadi cantik dan sukses.

Entah mengapa sejak ia masuk ke ruang rapat dan aku melihatnya pada pandangan pertama, jantung ku berdetak kencang, tanpa sanggup aku kendalikan, aku tak dapat mengalihkan pandangan ku darinya.

Cara bicaranya serta kefasihannya dalam bertutur kata, suaranya yang mengalun merdu di telinga, bagai melodi indah yang tak bosan aku dengar.

Ada sedikit nyeri di dada, lebih tepatnya sesal yang ada, jika dulu ia semempesona ini maka aku akan dengan bangga mengakuinya sebagai tunangan ku, dan mungkin kini yang menjadi istri ku adalah dia.

Hasrat ku untuk mengejarnya kembali tumbuh begitu saja dalam benak, rasa ingin memiliki hadir dengan begitu lancangnya tertanam dalam hati meski masih berbentuk benih, yang aku yakin akan tumbuh menjadi pohon kokoh, bahkan aku lupa dengan status ku yang sudah beristri.



Bersambung.......

PEMBALASANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang