Jam makan siang telah tiba, Arman telah membawakan dua kota makan untuk Arabelle dan Luciro, berhadapan dengan Abraham membuat tenaga Arabelle terkuras, kini saatnya ia mengisi tenaga untuk menghadapi manusia kulkas yang berada di hadapannya saat ini.
"Nih makan siang dulu Ciro" Arabelle membuka kota makan lalu menyodorkan makanan ke arah Luciro yang masih serius membubuhkan tinta di kertas yang bertumpuk di meja.
Luciro menerima makanan itu lalu meletakkannya di meja, lalu ia kembali fokus ke berkas-berkas yang ada di hadapannya. Arabelle memandang geram ke arah Luciro, karena bukannya di makan malah makanannya di letakkan di meja dan di abaikan begitu saja.
Karena tak tahan melihat tingkah Luciro yang mengabaikan makanan enak di hadapannya, setelah menghabiskan makanannya Arabelle bangkit dari duduknya lalu menghampiri meja Luciro.
Arabelle mengambil makanan Luciro lalu menyendok makanan itu dan menyodorkan ke depan mulut Luciro
"Buka mulutmu, tinggal makan saja susah banget, sudah tau mau minum obat ini malah makanannya ngak di makan, sudah cepat buka mulutmu aak... " Arabelle mengomel ia menyuapi Luciro, sedang yang disuapi hanya mampu menurut sebab masih tak percaya jika Arabelle menyuapinya.
Rasanya bunga-bunga di hati Luciro bermekaran dan ribuan kupu-kupu berterbangan, ia pun heran dengan sikap Arabelle yang semula cuek dan dingin kini berubah drastis, akhir-akhir ini Arabelle bisa mengomel di hadapannya, tak terasa segarir senyum tipis melengkung di bibir Luciro, sangking tipisnya Arabelle tak menyadarinya.
"Di habiskan, lalu minum obat, baru boleh bekerja lagi, yang penting makannya tidak telat biar ngak tambah sakit" Arabelle mengoceh sedari tadi dan Luciro tak menanggapi, Luciro hanya memandang wajah Arabelle yang membuat Luciro semakin gemas
"Kamu bawel banget ya ternyata" Di sela ia mengunyah makanannya Luciro terkekeh dengan wajah Arabelle yang merah entah karena marah atau malu yang pasti wajah itu sangat menggemaskan di mata Luciro
"Siapa yang bawel, aku ngak bawel" Bantah Arabelle yang masih tak nenyadari jika sedari tadi ia mengomel di hadapan Luciro, entah jika Arabelle sadar maka mungkin ia sudah malu sekali saat ini.
"Kamu lah siapa lagi di ruangan ini yang ngak berhenti mengomel" Goda Luciro dengan wajah datarnya, namun kekehan kecil terdengar jelas di indra pendengaran Arabelle.
"Siapa yang mengomel, sudah habisin saja nih makanannya" Arabelle menyendok nasi dengan penuh lalu menyuapkan ke mulut Luciro, Luciro pun hanya dapat membuka lebar-lebar mulutnya agar dapat menerima suapan besar dari Arabelle
Luciro tak mempermasalahkan cara Arabelle menyuapinya sebab Luciro sedang senang menerima perhatian dari Arabelle, Luciro lebih suka dengan sikap Arabelle yang saat ini ia hadapi, menomel tanpa mau berhenti dari pada harus menghadapi sikap Arabelle yang dulu, dingin, cuek dan acuh.
Bisa di katakan Arabelle sudah merasa nyaman berada di samping Luciro, Arabelle juga sudah menerima kehadiran Luciro sepenuhnya, sehingga ia dapat menjadi dirinya sendiri di hadapan Luciro.
Setelah makanan Luciro habis, Arabelle menyodorkan beberapa pil obat yang ada di tangannya, Luciro menerimanya dan langsung menelan obat itu sekaligus, Arabelle menyodorkan gelas berisi air putih dan lagi lagi Luciro menerimanya lalu meminumnya hingga tandas
"Buset kamu haus banget ya, sampai kosong gini gelasnya" Arabelle terkekeh memandap gelas Luciro yang kosong
"Bawel banget sih calon istri Luciro Marquez ini" Setelah mengatakan itu Luciro kembali fokus dengan pekerjaannya, ia tak memperdulikan lagi Arabelle yang tersipu malu, Luciro hanya meliriknya sekilas dan kembali terkekeh melihat wajah Arabelle yang bersemu
Arabelle bungkam dengan wajah yang sudah merona mendengar kata calon istri meluncur dengan mulus dari bibir Luciro, jantung Arabelle semakin berdetak tak seirama, berada di samping Luciro selalu membuat Arabelle berdebar.
Bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
PEMBALASAN
RomanceSeorang wanita cantik, berjalan anggun menuju ruang rapat. Hari ini adalah hari yang di nanti Arabelle, akhirnya setelah sekian lama ia mampu bertatap muka dengan orang di masalalu, bukan sebagai anggota keluarga melainkan sebagai klien bisnis. Set...