Part 21

6.5K 445 5
                                    

Happy Reading para readers!!! Terimakasih yang sudah suport cerita ini dengan meninggal kan jejak komentar dan vote kalian😍 Hingga membuat @penaeni lebih bersemangat dalam menyelesai kan cerita ini💗

💫💫💫💫💫💫

Mungkin dulu kalian bisa menginjak harga diri ku apalagi mencaci ku,
Namun kali ini jangan harap kalian bisa berbuat sesuka hati terhadap ku,

~Arabelle~

💗💗💗💗💗

Uang adalah segalanya dan uang dapat merubah segalanya sekaligus menyelesaikan segalanya, permasalahan yang rumit sekali pun akan selesai dalam satu jentikan jari, ya begitu lah hukum kekuasaan uang berjalan.

Arabelle sudah membuktikan sendiri betapa hebatnya uang dan kekuasaan dalam menyelesaikan masalah.

Dalam waktu satu malam perusahaan Orzon bangkrut Kris juga sudah masuk penjara, Carla istri dari Kris sekaligus saudari Arabelle hanya bisa nelangsa meratapi hidupnya yang sudah hancur, bahkan keluarga Hamzah tak bisa membantu suaminya agar bisa terbebas dari hukuman.

Carla sadar kini kekuasaan Arabelle begitu menakjubkan, ia iri dengan Arabelle yang selalu beruntung, ia ingin merebut apa pun yang dimiliki Arabelle karena menurutnya Arabelle tak pantas mendapatkan itu semua, Carla pun menyiapkan siasat, tinggal menunggu waktu untuk menjalankannya.

Arabelle memang sudah memutuskan untuk berdamai denga keadaan dan memaafkan mereka yang dulu telah menghancurkan hidupnya, membebaskan diri dari dendam.

Namun Arabelle kali ini harus mengambil keputusan yang tegas, ia tak mau di injak lagi, karena Arabelle yang sekarang berbeda dengan Arabelle yang dulu.

Bukannya ingin membalas dendam dengan sikap Kris yang sudah keterlaluan, ia hanya ingin memberi sedikit hukuman kepada Kris, ia juga sedang menunjukan kekuasaannya kepada Kris agar kelak ia tak mengganggunya lagi.

💫💫💫💫

Arabelle tersenyum puas atas kinerja Ana yang menakjubkan, Kris memang pantas mendekam di penjara sedang tak ada siapa pun yang sanggup menolongnya.

Bangkrutnya perusahaan Orzon membuat mood Arabelle bagus hari ini, sepanjang pagi senyum tak pernah lepas dari wajah ayunya.

"Pagi kakek" Sapa Arabelle dengan wajah cerianya, menuruni satu persatu anak tangga, lalu menjatuhkan bokongnya ke kursi.

"Pagi juga Elle, sedang senang hari ini? Tanya kakek Danzo menggoda Arabelle karena sangat jarang Arabelle bersikap ramah dan manis, biasanya ia akan menunjukkan wajah datar dan juteknya.

"Hem, ya kek Elle hari ini sedang sangat senang"

"Ehem.. " Tiba tiba Luciro datang sambil berdehem dengan muka datarnya yang tak pernah ketinggalan, Arabelle langsung memandang Luciro dengan wajah yang semakin lebar senyumannya.

Meski pagi ini wajah lelah yang kentara dari Luciro tapi masih tak mengurangi ketampanan Luciro. Mungkin tadi malam Luciro begadang menyelesaikan pekerjaannya yang menumpuk, secara kemarin ia langsung terbang ke Jakarta dengan terburu-buru meninggalkan berkas dan kerjaan yang menggunung.

"Pagi Ciro" Sapa Arabelle karena ia sedang senang hingga membuat ia ingin menyapa semua orang pagi ini.

"Hemm" Luciro hanya berdehem lalu ia mengambil piring.

"Biar aku ambil kan kak Ciro" Stevi mengambil alih piring Luciro, ia bergegas mengisinya dengan nasi lengkap dengan lauk kesukaan Luciro.

Arabelle hanya diam mengamati drama pagi ini, karena ia sedang senang ia tak ingin mempermasalahkan apa yang di lakukan Stevi meski ia tak suka dengan tingkah Stevi.

Entah ada angin apa Stevi berinisiatif melayani Luciro mengambilkan nasi dan lauk pauknya, berharap Luciro akan senang dengan sikap dewasanya dan menyadari bahwa memang Stevi layak jadi istri yang baik lalu ia akan memilih Stevi untuk jadi tunangannya dan membatalkan pertunangan Arabelle.

Sedang Luciro membiarkan Stevi melakukannya karena ia sedang malas berdebat, acara sarapan pagi pun berjalan dengan tenang dan hening hanya terdengar suara sendok yang beradu dengan piring.

Saat sarapan selesai Arabelle dan Luciro berpamitan untuk pergi ke kantor, seperti biasa Luciro akan mengantar Arabelle, namun dengan cepat Stevi menyerobot masuk ke mobil dan duduk di samping kemudi mengambil tempat Arabelle.

"Cih apa-apaan dia" Gumam Arabelle

"Keluar" Satu kata tegas yang di lontarkan Luciro membuat mata Stevi berkaca-kaca.

"Aku mohon kak, untuk hari ini saja tolong antarkan aku ke kampus, lagian kita kan searah" Mohon Stevi dengan nada manja dan linangan air mata yang sudah deras, karena hari ini Luciro sedang lelah untuk hari ini saja ia akan mengantarkan Stevi.

Luciro pun memanggil Arman sang sekretaris untuk mengemudi mobil hari ini, Arabelle dan Luciro duduk di belakang, Luciro menyandarkan tubuhnya di jok mobil, sedang matanya tertutup.

Arabelle yang tak tega melihat wajah lelah Luciro, diam-diam menyelipkan vitamin dalam saku jas Luciro, Luciro yang merasakan pergerakan tangan Arabelle yang sedang memasukkan sesuatu ia biarkan saja.

[Hih, kenapa kak Luciro malah duduk di belakang sih, tau gitu aku saja tadi yang di belakang] Batin Stevi yang tak suka melihat kedekatan mereka, padahal ia cukup senang karena Luciro mau mengantarkannya ke kampus hari ini.

Ia juga berharap bisa duduk di samping Luciro, namun rencananya harus gagal karena kedatangan Arman sekertaris Luciro.

Arman memang sudah di hubungi Luciro, semalam ia menerima perintah untuk datang ke mansion kakek Danzon pagi-pagi.

Luciro memang sedang lelah sekaligus tak enak badan, namun ia juga tak bisa meninggalkan tanggung jawabnya.

"Elle nanti aku tak bisa menjemput mu makan siang, nanti kamu akan di jemput Arman, kita makan siang di kantor ku saja" Ucap Luciro saat Arabelle akan turun dari mobil, sebab mereka sudah sampai di kantor Arabelle.

"Emm baik lah jangan lupa di minum vitaminnya yang ada di saku jas kamu" Luciro hanya mengangguk lantas Arman melajukan kendaraan besi Luciro meninggalkan Arabelle yang masih memandang mobil yang di tumpangi Luciro sampai sudah benar-benar tak terlihat.

Sebenarnya Arabelle sedikit kuatir dengan Luciro, wajah pucatnya sudah menjelaskan bahwa dia sedang sakit.




Bersambung....

PEMBALASANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang