Hari ini Luciro sudah di izinkan untuk pulang, meski perban masih membalut dada bidang yang tertutup kemeja putih yang Luciro pakai, ia pun masih di haruskan untuk istirahat dan tak banyak bergerak apalagi angkat beban berat, karena memang lukanya yang terhitung masih basah.
Luciro dan Arabelle sampai di mansion keluarga Marquez, terpaksa Luciro yang masih sakit dan Arabelle yang mengharuskan untuk merawat Luciro harus tinggal di mansion mewah ini sampai luka Liciro benar-benar sembuh, tentu saja ini perintah kakek Danzo yang tak bisa mereka bantah
Luciro duduk bersandar di kepala ranjang sedang Arabelle langsung duduk di sofa setelah menaruh barang bawaan Luciro saat di rumah sakit, ia mulai memejamkan mata, beberapa hari ini Arabelle kelelahan harus bolak balik ke rumah sakit, apalagi ia juga harus mengurus pertemuan dengan klien yang tak bisa ia wakilkan
"Tidur di kamar kamu gih" Ucap Luciro yang sedari tadi memperhatikan wajah lelah Arabelle
"Hemm" Arabelle hanya berdehem menanggapi perkataan Luciro, tak berselang lama gadget Arabelle berdering tertera nama Ana di dalam ponsel, tanpa pikir panjang Arabelle langsung mengangkat panggilan Ana
"Halo An, bagaimana? " Tanpa basa-basi Arabelle menanyakan tentang tugas Ana
"Sudah aku lacak dan alamatnya sudah aku kirim ke kamu" Sahut Ana dari seberang sana
"Bagus aku kesana sekarang, kamu lagi dimana? " Arabelle bangkit lalu masuk ke kamar mandi Luciro yang ada di dalam kamar, ia mencuci muka dan merapikan rambutnya setelah di rasa rapi, Arabelle keluar dari kamar mandi.
"aku lagi di jalan menuju lokasi"
"ya sudah bentar lagi aku nyusul" Arabelle langsung mematikan panggilan begitu saja, Arabelle duduk di pinggir ranjang Luciro
"Aku keluar dulu ada urusan, kamu ngak apa kan aku tinggal? " Tanya Arabelle sambil menatap Luciro, sebenarnya ia lelah tapi semangatnya kembali kala mendapat kabar dari Ana tentang keberadaan Anastasya
Tak ada jawaban dari Luciro, ia hanya mengangguk lalu merebahkan badannya, Arabelle membantu menyelimuti tubuh Luciro, Arabelle menghela nafas berat, iya ia berat meninggalkan Luciro yang sedang lemah seperti ini, tapi mengurus Anastasya adalah yang terpenting saat ini.
Setelah memastikan Luciro tidur Arabelle keluar dari kamar, ia menutup pintu secara perlahan berharap tak mengganggu tidur Luciro ia bergegas untuk pergi lokasi yang sudah Ana berikan, Arabelle akan memberi pelajaran kepada Anastasya, akan Arabelle tunjukkan bahwa Arabelle bukan orang yang mampu ia singgung.
💫💫💫
Arabelle memarkirkan mobil di basement gedung apartemen, lalu ia keluar dari mobil menuju lobi apartemen, di lobi Ana dan tangan kanan sang kakek sudah menunggu di sana
"Aku sudah cek cctv, Anastasya terlihat masuk bersama seorang wanita yang memakai baju serba hitam ke lantai 6 nomor 1315" Ana memberi laporan sambil berjalan masuk ke arah lift
"Apa kau mengenali mereka? " Tanya Arabelle penasaran, siapa wanita yang bersama Anastasya apa itu Stevi, tapi rasanya tidak mungkin karena Stevi sudah kakek kirim ke luar negeri, tidak mungkin Stevi mampu melarikan diri dari pengawasan sang Kakek yang luar biasa ketat
Mengapa Arabelle tau tentang ketatnya pengawasan sang kakek, sebab Arabelle sudah pernah di posisi yang mengharukannya dalam pengawasan sang kakek, hingga saat ini Arabelle masih ingat bagaimana rasanya berada dalam pengawasan kakek, sangat mengesankan bila sampai Stevi mampu menghindar dari mata-mata yang kakek perintahkan.
Tentu saja mata-mata yang sudah terlatih akan keahlian mereka, jadi sudah pasti Stevi tak akan ada di Indonesia, lalu siapa wanita yang bersama Anastasya, mungkin nanti Arabelle harus melihat cctv itu sendiri
"Kirim salinan cctvnya ke surel saya" Perintah Arabelle, tak terasa kini mereka sudah berada di depan kamar yang Ana maksud, salah satu anak buah Arabelle bersiap dan berjaga, Arabelle memencet bel Apartemen, namun tak ada tanda-tanda akan dibukakan pintu
Lalu Arabelle pun memencetnya lagi namun masih sama tak ada tanda-tanda pintu terbuka, karena geram Arabelle pun memencet bel Apartemen berkali-kali, tak lama kemudian pintu apartemen terbuka
Terlihat seorang laki-laki dengan bertelanjang dada membuka pintu apartemen,
"Kalian siapa? " Tanya lelaki itu, anak buah Arabelle menerobos masuk menggeledah seluruh ruang apartemen
"Kalian siapa? dan mencari siapa?" Tanya lelaki itu dengan wajah kebingungannya
"Bekerjasamalah tuan kami hanya sedang mencari seorang wanita" Sahut Ana menjawab kebingungan sang lelaki
"Siapa yang kalian cari aku hanya sendiri di apartemen ini" Sahut sang lelaki mencoba menghentikan mereka mengacak-acak apartemennya
Sementara anak buah Arabelle menyeret seorang wanita yang tak lain adalah Anastasya
"Hanya dia seorang lalu wanita serba hitam itu dimana? " Tanya Arabelle kepada anak buahnya
"Maaf nona hanya ada wanita ini saja" Sahut salah satu anak buah Arabelle
"Lepaskan wanita ku, mau kalian bawa kemana dia" Teriak sang lelaki yang sudah melangkah maju ingin membebaskan wanitanya dari cengkraman dua lelaki anak buah Arabelle, namun langkahnya terhenti kala bahunya di pegang oleh anak buah Arabelle lainnya.
"Dengar wanita mu ini sudah mencelakai tunangan saya, maka wanita ini harus ikut dengan saya" Dengan nada dingin Arabelle berkata tepat menatap kearah lelaki yang menghalangi mereka kala menyeret tubuh Anastasya yang sedang memakai lingeria merah maroon.
"Brengsek kau Arabelle, beraninya memperlakukan ku seperti ini" Umpat Anastasya yang tak terima di perlakukan seperti seorang penjahat.
Bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
PEMBALASAN
RomanceSeorang wanita cantik, berjalan anggun menuju ruang rapat. Hari ini adalah hari yang di nanti Arabelle, akhirnya setelah sekian lama ia mampu bertatap muka dengan orang di masalalu, bukan sebagai anggota keluarga melainkan sebagai klien bisnis. Set...