Part 31

5.9K 375 8
                                    

Hay semuanya, semoga suka dengan ceritanya, jangan lupa vote dan komentarnya, jika berkenan follow penaeni juga ya!!!

Selamat membaca ❤

Kau indah,
Bagai bunga yang terus bermekaran,
Bagai pelangi dengan tujuh warna,
Bagai air yang menenangkan,
Dan aku hanya mampu memandang lalu menikmati keindahanmu seorang diri,

❤❤❤❤

Seperti apa yang di katakan Arabelle di meja makan, kini Arabelle ikut Luciro ke kantornya, ia akan membantu Luciro menyelesaikan pekerjaannya untuk sementara itu juga atas persetujuan kakek Danzo, sementara perusahaan Arabelle akan ia cek melalui email dan di bantu dengan Ana.

Arabelle sedang mempelajari berkas yang akan di bahas di rapat, Luciro akan mengikuti rapat itu, namun Arabelle juga akan mendampinginya, hari ini Arabelle akan menjadi asisten pribadi Luciro.

"Kau yakin akan ikut rapat?" Tanya Luciro memastikan, sebab di rapat itu akan ada Abraham, ayah kandung Arabelle, entah Arabelle mengetahuinya atau tidak, Luciro hanya mencemaskan perasaan Arabelle, sebab Luciro tau bahwa diam-diam Arabelle merindukan keluarganya.

Sebagai seorang anak ia tak bisa mengabaikan ayah dan ibunya begitu saja, meski dari luar Arabelle seakan tidak perduli tapi jauh di lubuk hatinya paling dalam ia amat merindukan keluarganya, selama ini ia menekan rasa rindunya dengan bekerja berharap dengan bekerja ia akan sedikit melupakan keluarganya.

"Iya, tadi kan aku sudah bilang kalau aku akan menjadi asisten pribadimu hari ini, jadi kemana pun kamu pergi aku akan ikut, lagian itu juga saran dari kakek" Terang Arabelle tanpa menoleh ke arah Luciro

"Lebih baik kamu di sini saja ngecek berkas jadi aku tinggal tanda tangan saja" Bujuk Luciro

Arabelle mulai memandang Luciro sengit, sedang Luciro yang di tatap seperti itu menelan ludah dengan susah payah. Memang benar ya pepatah mengatakan jangan membangunkan singa betina yang sedang tidur jika tidak ingin di terkam.

"Kau... " Arabelle menunjuk wajah Luciro dengan telunjuknya, sedang Luciro berdebar menanti kata selanjutnya yang akan di lontarkan Arabelle

Tok tok tok... Suara ketukan pintu mengalihkan atensi Arabelle

"Masuk" Jawab Luciro cepat, kali ini ia selamat berkat ada seseorang yang mengetuk pintu, Arman masuk setelah mendengar suara Luciro yang mempersilahkannya masuk ke ruangan

"Tuan sudah waktunya untuk rapat" Arman mengingatkan bahwa sudah waktunya untuk rapat, dan ketika Arman tak sengaja melihat tatapan dingin dari Arabelle ia menelan ludah, nampaknya ia datang di waktu yang tidak tepat

Luciro hanya mengangguk, ia lekas berdiri kemudian berjalan keluar di ikuti oleh Arabelle dari belakang yang masih sempat-sempatnya menatap Luciro sengit, sedang Arman yang berada di antara mereka sudah berkeringat gugup, tanpa menunggu lagi ia mengambil berkas untuk rapat lalu berjalan di belakang Arabelle.

Hanya 15 menit mereka berjalan dan sampailah mereka di ruang rapat, peserta rapat banyak yang bingung dengan kehadiran Arabelle

"Ehem" Luciro berdehem untuk mengintrupsi Arman agar rapat segera di mulai. Rapat berjalan dengan lancar, banyak keputusan yang mendapat masukan dari Arabelle, memang wanita ini adalah wanita yang cerdas, dengan segala pertimbangan maka Luciro menyetujui usulan Arabelle.

Tak sedikit dari mereka yang geram akan kehadiran Arabelle dalam rapat kali ini, sebab adanya Arabelle menggagalkan rencana mereka untuk meraup keuntungan, termasuk pula Abraham yang geram dengan Arabelle, Arabelle sudah menghancurkan hidupnya dan kali ini ia menghancurkan rencananya untuk memenagkan proyek yang sedang Luciro garap

[Sial, awas saja kau Abel, aku akan memberi mu perhitungan] Batin Abraham

[Aku tak akan membiarkanmu bangkit Abraham, agar kau tak lupa bagaimana rasanya berada di bawah] Batin Arabelle, di wajahnya tersemat senyum tipis, dan Luciro menyadarinya

[Elle kau masih terjebak di dendam masalalu rupanya] Batin Luciro dengan muka datarnya tersimpan sebersit kesedihan melihat wanita pujaannya terjebak dengan masa lalu yang sudah pasti membuat lukanya semakin menganga.

Bersambung....

PEMBALASANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang