Terjebak dalam lingkaran dendam,
Apa yang lebih menyiksa dari itu,
💔💔💔💫💫💫
Setelah rapat Abraham meminta waktu Arabelle agar dapat berbicara berdua, Luciro pun mengizinkan namun ia tetap memantau lewat cctv yang ada di dalam ruangan.
"Apa yang akan kau bicarakan?" Tanya Arabelle langsung tanpa basa basi lagi, ia malas berhadapan dengan sang ayah.
"Tak bisa kah kau berhenti menghalangi jalanku" Sebuah pernyataan langsung meluncur dari mulut Abraham tanpa basa basi, entah dapat kekuatan dari mana, sehingga keberanian Abraham muncul untuk meminta Arabelle berhenti menghalangi langkahnya untuk bangkit.
Tak cukupkah Abraham membalas kesakitan Arabelle dengan kehancuran rumah tangganya bersama sang istri atau lebih tepatnya kehancuran keluarga Hamzah, tak cukupkah Abraham membayarnya dengan pengalihan saham perusahaan, Abraham merasa sudah cukup untuk menebus kesalahannya untuk Arabelle, namun seakan Arabelle tidak puas dengan penebusan itu, lalu ia menghalangi jalan sang ayah agar bangkit dari keterpurukan.
Sama halnya dengan Arabelle yang sudah bangkit dari keterpurukan atas kesalahan Abraham, lalu apa lagi maunya sekarang. Arabelle diam dan menatap tajam ke arah Abraham, dan Abraham tak gentar dengan tatapan sang anak.
"Tak bisa kah kau biarkan ayahmu ini bangkit, lagi pula ayah sudah menebus kesalahan ayah dengan kehancuran hidup ayah beserta keluarga Hamzah di tambah dengan perusahaan yang telah kamu ambil alih, apa itu tak cukup bagimu? " Tanya Abraham sarkas
Arabelle tersenyum sinis ia memandang Abraham dengan pandangan terlukanya.
"Bahkan kau tak pernah merasa bersalah atas tindakanmu apalagi meminta maaf, sudah untung aku tak meminta penebusan dengan nyawamu, lalu kau mau seenaknya di depanku, apa kau pikir aku bodoh Abraham" Dengan suara yang sedikit bergetar Arabelle meluapkan amarahnya.
Namun sekuat mungkin ia menahan amarahnya dan kesedihannya agar tak lepas kendali, lalu Arabelle mengucapkan sebuah pernyataan dengan nada terluka dan putus asa
"Lelaki serakah seperti mu memang patut untuk hancur Abraham" Arabelle berdiri berniat untuk pergi meninggalkan Abraham, namun belum ia melangkah kata-kata Abraham menyayat luka lagi
"Aku menyesal telah membiarkan darahku mengalir di tubuh wanita picik seperti mu Abel" Abraham dengan segala emosinya menatap Arabelle kecewa, Abraham merasa menyesal telah membiarkan darahnya mengalir di tubuh Arabelle, Abraham merasa telah sia sia ia membesarkan anak yang tak bisa membuatnya bahagia justri kemalangan yang ia dapat.
"Kau pikir aku sudi menerima darahmu Abraham, jika bisa aku tak mau lelaki serakah seperti mu menjadi ayahku, lelaki kejam yang tak berperasaan, ku peringatkan sekali lagi Abraham kehancuran mu adalah akibat dari ulahmu sendiri, dan camkan ini Abraham, jangan sekali kali kau memanfaatkan aku dalam segala urusanmu"
Abraham terbelalak, bagaimana mungkin Arabelle tau bahwa ia memanfaatkan hubungan ayah dan anak untuk memanjat naik ke atas, bagaimana mungkin Arabelle tau bahwa ia memanfaatkannya
Dengan senyum devil Arabelle pergi melewati Abraham begitu saja tanpa pamit, ia pergi dari ruangan pengap itu, terlalu sesak rasanya jika berada dalam satu ruangan dengan ayah yang tak bisa berubah, padahal Arabelle sudah memberikan kesempatan berkali kali untuk sang ayah.
Luka tak kasat mata hadir lagi menambah jumlah sayatan luka lagi, luka yang dulu saja belum hilang namun ini Abraham menyayat luka baru lagi, sunggu rasanya Arabelle lelah dengan segalanya, ia tak tau lagi harus bagaimana menghadapi luka dari orang masa lalunya.
💫💫💫💫
Luciro memandang cctv dengan tatapan sendu, sudah susah payah Luciro menarik tangan Arabelle agar keluar dari kubangan dendam namun ini Abraham justru mendorong Arabelle kelubang dendam yang lebih dalam.
[ Jangan putus asa Elle ada aku yang sedang berusaha mengembalikan tawa ceria mu lagi, akan aku tunjukan dunia yang berbeda dari duniamu yang sekarang, dan akan aku pastikan dunia yang akan aku perlihatkan akan jauh lebih indah dan membuatmu bahagia, jadi jangan menyerah] Batin Luciro.
Luciro masih menonton cctv, mengamati Arabelle yang berjalan menuju ruangannya berada, memandang luka dari balik mata indah milik Arabelle.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
PEMBALASAN
RomansaSeorang wanita cantik, berjalan anggun menuju ruang rapat. Hari ini adalah hari yang di nanti Arabelle, akhirnya setelah sekian lama ia mampu bertatap muka dengan orang di masalalu, bukan sebagai anggota keluarga melainkan sebagai klien bisnis. Set...