Part 34

5.1K 358 24
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 5 sore, dan pekerjaan Luciro sudah selesai tepat pada waktunya ini berkat adanya Arabelle yang cekatan dalam bekerja, andai saja Arabelle bisa menemaninnya bekerja seperti ini setiap hari, maka hari-hari Luciro akan semakin indah. Dan Luciro akan semakin bersemangat dalam bekerja.

"Sudah selesai ayo pulang" Ajak Arabelle yang sudah tak sabar ingin segera pulang dan merebahkan badannya ke kasur empuk yang berada di kamarnya, pekerjaan Luciro yang menumpuk membuat Arabelle lelah, bahkan pekerjaannya di kantor saja tak sebanyak pekerjaan Luciro.

Kini Arabelle tau seberapa sibuknya Luciro, sedangkan perusahaan Arabelle yang terhitung besar saja sudah melelahkan apalagi pekerjaan Luciro yang perusahaannya jauh lebih besar dari perusahaan yang Arabelle kelola.

Tanpa memberi jawaban untuk ajakan Arabelle, Luciro justru langsung berdiri dari duduknya dan berjalan begitu saja setelah mengambil barang-barangnya. Akhirnya dengan langkah sedikit gontai Arabelle mengikuti langkah Luciro.

💫💫💫

Pukul 2 malam Arabelle terbangung dari tidur lelapnya, ia mengambil gelas yang ada di nakas, lalu meneguk air itu dengan perlahan, setelah selesai membasahi tenggorokannya, Arabelle melihat gadget yang tergeletak di nakas.

Arabelle mengernyit kala membuka notifikasi dari nomor baru, ia membaca pesan itu dengan seksama, setelah membacanya baru lah Arabelle tau siapa pengirim pesan di tengah malam ini.

[Selamat malam Abel, maaf bunda mengganggu]

[Abel, bisakah kita bertemu? Bunda tunggu di restoran xxx besok siang]

[Bunda akan tunggu sampai kamu datang, tolong beri bunda kesempatan untuk bertemu denganmu Abel, bunda mohon]

3 notifikasi pesan dari nomor baru yang ternyata milik bundanya, Arabelle hanya membaca tanpa berniat membalas, sedikit penasaran dengan apa yang akan di bicarakan oleh wanita yang sudah melahirkan Arabelle kedunia.

💫💫💫

Matahari cukup terik hari ini, membuat udara semakin panas, apalagi harus duduk berhadapan dengan wanita yang telah menyia-nyiakannya.

Iya hari ini Arabelle memutuskan untuk menemui sang bunda, entah apakah wanita paru baya yang ada di hadapannya ini masih pantas di sebut bunda atau tidak.

"Langsung saja apa yang mau anda katakan nyonya Abraham" Arabelle membuka suara setelah mereka sama -sama tak bersuara, karena ia tak ingin berlama-lama duduk bersama wanita paru baya ini, maka Arabelle memutuskan untuk bertanya.

"Bunda minta maaf Abel, selama ini bunda sudah menelantarkanmu, tolong maaf kan bunda" Dengan derai air mata wanita paru baya ini memohon maaf ke Arabelle. Arabelle hanya diam, ia masih menyimak apa yang akan di katakan ibundanya.

"Bunda minta maaf karena bunda tidak percaya sama anak bunda, justru bunda lebih percaya sama foto-foto yang sudah di rekayasa saudari mu, maafkan bunda karena rasa bersalah bunda kepada ibu kandung Carla membuat bunda mengabaikan anak kandung bunda"

Lagi-lagi Arabelle hanya diam, sebenarnya Arabelle tak tega melihat wajah penuh air mata dari sang bunda, bagaimana pun dia adalah ibu kandungnya. Bunda Arabelle bercerita panjang, mungkin cerita ini akan sedikit mempengaruhi Arabelle agar mau memaafkan sang bunda.

Flasback On

"Kau menghamilinya mas? Tak ku sangka lelaki yang aku anggap baik dan setia ternyata mampu melakukan hal yang sehina ini" Dengan berlinang air mata wanita cantik yang tak lain istri dari Abraham.

"Aku mabuk saat itu ma, dan ketika aku sadar wanita ini sudah ada di samping ku, lalu sekarang dia hamil, tolong izinkan wanita ini tinggal di rumah sampai dia melahirkan" Abraham memberi penjelasan kepada sang istri.

Maria yang tak lain ibu dari Arabelle sekaligus isrti dari Abraham, memandang kearah wanita muda yang tak lain sekertaris Abraham yang telah di hamili Abraham ini menunduk, ia menangis, pasrah dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.

Namun tanpa di duga ternyata Maria mau mengizinkan Ratih, sekertaris Abraham yang tengah hamil ini untuk tinggal di rumah ini. Sebenarnya Ratih adalah wanita yang baik, hanya saja karena sama-sama mabuk Ratih dan Abraham melakukan sebuah kesalahan besar.

Hari-hari mereka lalui dengan suasana yang semakin tidak mengenakkan, Maria berubah menjadi dingin dan acuh kepada Abraham terutama Ratih, Maria hanya fokus kepada Arabelle yang saat itu masih balita, hingga Carla lahir, Ratih menolak untuk di nikahi Abraham karena sesungguhnya ia tak mau merusak rumah tangga Maria dan Abraham.

Dan pada suatu hari, Ratih kecelakaan karena menyelamatkan Maria dan Arabelle, saat Maria akan meninggalkan rumah karena sudah tidak tahan dengan hadirnya Ratih dan Carla hingga membuat Maria dan Abraham bertengkar hebat.

Maria menggendong Arabelle berlari dari Abraham, hingga di ujung jalan karena tanpa melihat adanya mobil yang melaju kencang Maria menyeberang, namun tiba-tiba Ratih muncul dan mendorong Maria, Maria terdorong di pinggir jalan dengan masih menggendong Arabelle yang menangis kencang.

Sedang Ratih tergeletak di aspal dengan bersimba darah, Ratih meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit, namun Ratih sempat berpesan kepada Maria agar Maria mau merawat Carla seperti anaknya sendiri.

Bersambung....

PEMBALASANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang