Happy Reading!!!!
Di sebuah restoran terkenal yang tak jauh dari AR Corp, Arabelle dan Ana sedang asik menikmati hidangan yang ada di hadapannya.
Di tengah asiknya ia melahap makanan, tiba-tiba ada seorang wanita berambut brown bergelombang, tubuh sexsi dengan balutan baju yang sering orang bilang kurang bahan, sebab baju itu nampak pas di badan yang sintal dengan belahan dada terbuka serta bawahan sepaha, di padukan dengan high heels tinggi nya sekitar 4cm, wanita itu menghampiri Arabelle.
"2 tahun lamanya tak membuat mu berubah banyak ya Arabelle" Ucapnya tanpa basa-basi dengan nada mengejek serta tatapan jijik yang masih mengamati penampilan Arabelle.
Namun Arabelle tak menanggapinya ia malah asik menghabiskan hidangan di hadapannya, sedang Ana juga tak kalah cueknya dari Arabelle, memang Arabelle dan Ana sangat cocok jika sedang bersama, muka datar tanpa exspresi melekat di image mereka, merasa di cuekin wanita itu berkata.
"Cih masih saja sombong, padahal sudah miskin dan jelek, kamu tuh tak layak makan di restoran mahal ini seharusnya kamu sadar diri dong"
Ucapnya panjang lebar dan nada yang ketus, namun lagi Arabelle dan Ana tak menanggapi, bahkan mereka tak memandang kearah wanita itu, karena geram dengan tingkah Arabelle yang mengacuhkannya, maka wanita itu mengambil gelas yang ada di meja Arabelle dan menyiramkannya ke arah Arabelle, namun entah bagaimana minuman itu malah tak mengenai Arabelle malah mengenai badannya sendiri.
Byurr.... Suara air yang tepat mengguyur dadanya, basah dan kotor sudah pakaian sang wanita, gerak reflek Arabelle memang cepat.
"ahhhh.... kamu.. berani sekali kamu Arabelle"
Teriaknya frustasi, dan jangan lupa dengan matanya yang melotot serta jari telunjuk yang menuding kearah Arabelle.
Sedang Arabelle hanya memandangnya sekilas, lalu berdiri lekas berjalan menuju pintu keluar restoran yang di ikuti Ana meninggalkan wanita yang sedang mengumpat kesal, tak lama kemudian teman sang wanita menghampirinya.
"Kamu tak apa Carla? " Ucap salah satu teman wanita yang langsung menghampiri ketika Carla tengah asik membersihkan sisa noda di bajunya, wanita itu yang tak lain adalah Carla Grattenda adik Arabelle, pantas saja sikap Arabelle acuh saat Carla menyapanya tadi.
"Sialan" Umpat Carla yang masih geram dengan keberaniaan Arabelle yang sudah mempermalukannya di dalam restoran.
"Siapa sih wanita gila itu Carla berani sekali dia menyiram mu" Ucap teman Carla yang lain dengan nada seolah ikut kesal melihat Carla yang di siram air.
"Sudah lah mending kamu pulang dulu Carla dari pada disini kan malu diliatin banyak orang" Ucap teman Carla yang melihat sekeliling, memang benar bahwa saat ini mereka sedang jadi tontonan banyak orang yang berada dalam restoran.
"Awas aja kalau ketemu lagi" Gumam Carla, lalu ia bergegas pergi meninggalkan restoran dengan baju yang masih basah serta malu yang teramat sangat ia rasakan, temannya pun menggeleng melihat Carla dan ikut pergi meninggalkan restoran.
Sedang di sudut meja yang lain tepat berada di pojok belakang seorang lelaki tengah tersenyum menunjukkan gigi gingsulnya.
Siapa lagi lelaki itu kalau bukan Luciro, ia dan temannya tengah makan siang bersama, sekedar melepas rindu karena jarak yang memisahkan kedua sahabat itu.
Sekaligus membahas bisnis, tapi secara tak sengaja mereka malah mendapat tontonan gratis, awalnya Luciro terkejut dengan kedua wanita yang tengah bertengkar tadi.
Sedang sang asisten wanita hanya diam saja, rasa cemas sedikit terlihat dari sorot mata elangnya, namun ketika ia reflek akan berdiri tiba-tiba saja matanya terbelalak melihat gerak reflek Arabelle yang cepat membalikkan keadaan.
Sepertinya wanitanya ini semakin tangguh dan tak ayal rasa lega menghinggapi diri Luciro saat itu.
"Yang tadi itu bukannya Arabelle dan Carla ya? " Kata pria yang ada di depan Luciro dengan mata yang masih mengamati langkah Carla dan teman-temannya yang sedang berjalan keluar meninggalkan restoran mewah ini.
"Ya kau masih ingat saja wajah mereka" Ucap Luciro lalu memandang wajah temannya.
"Ya elah itukan gebetan lo ya gue inget lah" Guraunnya sambil menyeruput minumannya.
"By the way lo ngak nolongin dia tadi? kan bisa jadi kesempatan buat lo biar jadi pahlawan di mata Elle"
lanjutnya sambil mencomot kentang goreng yang ada di hadapan Luciro."Dimas jangan panggil namanya seperti itu, hanya aku yang boleh memanggilnya Elle" Dengan tatapan tajam mengarah ke arah Dimas.
Dimas dan Luciro adalah teman sebangku semasa SMA, semenjak Luciro pindah ke luar negri Dimas putus kontak dengannya dan baru ini menjalin kontak lagi setelah pertemuannya di sebuah club malam milik Dimas beberapa hari yang lalu.
"Ya deh Elle nya Ciro"
Ledek Dimas dengan tawa renyahnya." By the way lo ngak liat cewek gue setangguh itu, percuma dong kalau gue muncul sekarang" Ledek Luciro membalas pertanyaan Dimas tadi.
"Ya iya sih Arabelle udah tangguh sekarang ngak butuh lo buat ngerjain cewek yang ngebully Arabelle diam-diam lagi" Ledek Dimas lagi sambil mengenang tingkah Luciro yang kerap menjahili wanita yang habis membully Arabelle, bahkan wanita itu sampai memutuskan untuk pindah sekolah gara-gara Luciro.
Sungguh betapa bucinnya dia sampai satu sekolah pun tau kalau Luciro suka sama Arabelle, namun dasar Arabelle yang sudah dibutakan cintanya Kris sampai tak perduli dengan sekitarnya.
"Udah lah bahas bisnis aja biar Elle urusan gue nanti, lo tinggal tunggu undangan gue aja nanti"
Kata Luciro sambil meminum jus jeruknya, mereka pun kembali membahas masalah bisnis yang rencananya mereka akan menjalin kerjasama.
Dimas memanfaatkan momen ini untuk mengembangkan bisnisnya, secara punya temen pembisnis hebatkan jadi kesempatan, apalagi Dimas tau sepak terjang dan sifat Luciro yang pastinya Dimas akan percaya seratus persen, sikap keprofesionalan Luciro menjadi salah satu alasan Dimas untuk menjalin kerjasama dengannya, ia yakin bahwa bisnisnya akan berjalan lanjar apalagi yang menanganinya adalah seorang Luciro yang otaknya cerdas.
bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
PEMBALASAN
RomanceSeorang wanita cantik, berjalan anggun menuju ruang rapat. Hari ini adalah hari yang di nanti Arabelle, akhirnya setelah sekian lama ia mampu bertatap muka dengan orang di masalalu, bukan sebagai anggota keluarga melainkan sebagai klien bisnis. Set...