Part 17

7K 491 20
                                    

Happy Reading !!!

❤❤❤

Kata : Mahatma Gandhi

Kebencian selalu membunuh,
Cinta tidak pernah mati,
Itu lah yang membeda kan antara Kedua nya. Apa yang diperoleh cinta,
Akan selalu abadi.
Apa yang diperoleh benci,
Akan menjadi beban hidup karena ia akan melahir kan banyak kebencian baru."

🐩🐩🐩

💫💫💫💫💫

Berawal dari iri lalu berubah menjadi benci kemudian menjelma menjadi dendam, membawa mu tenggelam ke lubang yang dalam.

Siapa yang dapat menyelamatkan dirimu dari rasa benci, siapa pula yang dapat melepaskan mu dari belenggu dendam selain diri mu sendiri, cukup sulit memang tapi tak akan ada yang bisa membantu mu, hanya diri mu sendiri yang dapat melakukannya.

Hari ini cukup terik, matahari nampaknya sedang cerah namun tak secerah wajah wanita yang satu ini, dengan wajah penuh amarah, ia menyeruput es jeruk berharap dinginnya minuman itu dapat mendinginkan hatinnya yang sedang dongkol.

"Beraninya dia membuat ku menunggu" Gumam Carla .

Tak lama kemudian, datang lah seorang wanita yang dengan santainya menarik kursi lantas duduk begitu saja, mereka saling berhadapan, wanita itu melambaikan tangan ke arah waiters untuk memesan minuman, setelah waiters pergi, wanita itu menatap ke arah orang yang ada di hadapannya, menunggu apa yang akan di kata kan Carla Grattenda.

"Aku ngak nyangka selain jalang kamu juga seorang pelakor"

Carla memulai pembicaraan setelah ia cukup menguasai emosinnya, ia tak mau lepas kendali dan berakhir memalukan diri sendiri, sebab ia tau amarah berlebih berujung pada sikap yang akan merugikan diri sendiri.

Apa yang di katakannya tadi? pelakor? jalang? apa dia sedang mengatai dirinya sendiri, Arabelle menggeleng, tak habis fikir dengan sikap kekanakan Carla yang tak berubah.

Arabelle masih duduk tenang dan mengamati wajah saudarinya, terlepas dari sikapnya jauh dari lubuk hati Arabelle ia sangat menyayangi Carla, andaikan saja Carla tak membuatnya kecewa, lalu datang lah seorang waiters mengantar pesanan Arabelle.

Arabelle menyeruput minumannya dengan santai. "Kenapa kamu kembali mengusik kebahagiaan ku? kenapa kamu mencoba merebut Kris dari ku Abel? ngak bisa kah kamu menghilang dari kehidupan ku? " Cecarnya menggebu meluapkan rasa sesak yang menghimpit dada Carla

"Carla Grattenda, tak bisakah kau mengabaikan aku, aku tak cukup berharga untuk kau jadikan pusat kehidupan mu, aku bukan bumi dan kamu bukan matahari yang selalu mengitarinya, berhentilah sampai disini, jangan sampai kesabaran ku habis, jangan pula kau sentuh aku dan aku tak akan menyentuh kehidupan mu"

"Abel, tak bisa kah kau merelakan Kris untuk ku, jangan ganggu rumah tangga kami"

"Hahahahha" Arabelle tertawa mendengar perkataan Carla yang menurutnya lucu.

"Carla... Carla..." Dengan tawa yang mencoba ia redakan.

"Aku bukan pemungut sampah, untuk apa aku mengambil barang yang sudah aku buang"

"Lalu mengapa kamu masih menerima barang yang di berikan Kris, mengapa kamu masih sering bertemu dengannya dan mengapa Kris selalu berkirim pesan pada mu"

Dengan emosi yang sudah memuncak, ia menggebrak meja membuat mata para pengunjung di cafe terarah padanya.

"Tunggu aku tak pernah mengganggu suami mu justru dia yang mengganggu ku"

Carla geram ia tak percaya dengan apa yang di katakan Arabelle, ia percaya akan kesetiaan Kris pasti Arabelle lah yang sedang menggodannya.

"Kris adalah pria yang setia, sejak kedatangan mu ia berubah, aku masih tak percaya bahwa pengaruh mu cukup besar, kau menggoda suami ku dasar wanita penggoda seharusnya kamu mati saja Abel, kamu ngak pantas hidup, kehadiran mu ngak di harapkan, pantas saja kamu di usir oleh ke.... "

"Cukup" Teriak Arabelle dengan geram, auranya seketika berubah menyeramkan, matanya memerah, tangannya memegang gelas lalu mengayunkannya ke atas tepat di kepala Carla lalu mengguyurnya, Carla yang tak siap pun hanya bisa diam dan memekik ringan.

"Aaaaahh" Carla berusaha melindungi wajahnya dari guyuran Arabelle,

"Biar otak mu bersih, harus di siram dulu"

"Berani sekali kamu Abel, aku akan meminta papi untuk menghancurkan mu beserta perusahaan mu yang tak seberapa itu"

Sambil menudingkan jari telunjuk ke arah Arabelle, namun Arabelle justru tertawa, Carla yang melihat tingkah Arabelle pun merasa aneh kenapa Arabelle malah tertawa, sedang ancamannya tak main-main.

"Hahahahah" Tawa Arabelle pecah.

"Bahkan sebentar lagi kamu akan jadi miskin berani sekali kamu mengancam ku Carla, ingat setelah ini jaga suami mu baik-baik jangan biar kan dia mengganggu ku atau dia akan berakhir mengeri kan"

Carla membelalakkan mata, ia mencerna tiap kata yang Arabelle ucap.

"Jatuh miskin" Itu lah kata yang selalu terngiang di telinganya. Arabelle yang sudah tak tahan berada di satu ruangan dengan Carla memutuskan untuk langsung pergi tanpa memperdulikan sumpah serapah Carla.

💫💫💫💫

Tak habis fikir dengan hari ini baru saja meluapkan emosi ke Carla ini malah Kris yang udah nangkring di depan kantornya.

"Hari ini sial banget sihh" Gerutu Arabelle sembari melangkahkan ke arah gedung pencakar langit itu, tanpa mengindahkan kehadiran pria tampan seperti Kris.

"Abel tunggu" Arabelle pun terpaksa menghentikan langkah. "Abel mengapa kamu selalu menghindari ku? tak bisakah kita kembali seperti dulu, aku ingin menjalin hubungan yang serius bersama mu" Arabelle memutar kedua bola mata.

"Kris memang sudah gila, bahkan ia mau menjadikan ku istri ke dua enak saja" Batin Arabelle.

"Abel aku mohon beri aku kesempatan untuk membahagiakan mu" Kris mencoba untuk memegang tangan Arabelle, namun Arabelle dengan gesit menghindari sentuhannya.

"Are you crazy? kau sudah punya istri dan kau masih ingin membahagiakan ku, sebaiknya kau periksakan kejiwaan mu terlebih dulu"

"Jika kau tak mau jadi istri ke dua ku yang akan selalu aku utamakan maka aku akan menjadikan mu istri ku satu-satunya, aku akan menceraikan Carla demi kamu Abel, percaya pada ku"

"Pulang lah dan jangan kembali mengganggu ku" Arabelle pun melangkahkan kakinya meninggalkan Kris yang coba mensejajarkan langkah dengan Arabelle.

Dua orang lelaki bertubuh besar dengan seragam hitam menghalangi langkah Kris, kedua lelaki itu menyeret Kris keluar gedung kantor dengan kasar.

Dua orang lelaki itu adalah bodyguard yang dikirim Luciro untuk menjaga Arabelle secara diam-diam, terutama menjauhkan Arabelle dari gangguan Kris.

Bersambung.....

PEMBALASANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang