Part 20

7K 462 4
                                    

Happy reading !!! semoga suka dengan cerita ini jangan lupa vote dan komentar nya agar @penaeni semakin semangat menulis nya dan memberi akhir yang memuas kan !!! Terimakasih atas suport nya. ❤❤❤

💫💫💫💫💫

Sepenggal kata: Khalil Gibran
sumber: google

Satu saat, kau akan berta nya kepada ku: Mana kah yang lebih penting, hidup ku atau hidup mu? Aku akan berkata hidup ku, dan kau akan pergi begitu saja tanpa tahu bahwa kau lah hidup ku.

💫💫💫💫💫


Seorang pria terikat tangan dan kakinya, sedang sepasang kekasih duduk di hadapan pria yang terikat, dengan senyum devil dan mata tajamnya mengoyak pria tampan yang sedang tak berdaya ini.

"Kau tau Kris, dulu aku sangat memuja mu, mengagumi sikap mu terlepas sikap brengsek mu terhadap wanita, namun bagi ku dulu kau adalah cahaya dalam kegelapan ku, tapi sekarang tidak lagi,kau tau kenapa? "

Arabelle menjeda kalimat panjangnya, menarik nafas dalam lalu membuangnya pelan, seakan melepas sesak di dada.

"Abel, aku tau kau masih mencintai ku" Dengan percaya dirinya ia mengatakan itu sambil menyungging kan senyum lebarnya.

Sedang Luciro diam mengamati, sembari berjaga jika ada bala bantuan dari Kris yang datang, bagaimana pun ini adalah wilayah Kris, ia harus berhati-hati dalam melangkah.

Mendengar perkataan Kris membuat Arabelle muak, dengan tingkat kepercayaan diri Kris yang tak pandai mengukur diri.

"Karena aku sadar bahwa kamu tak pantas untuk aku puja, pria brengsek gila harta dan penuh hasrat pada wanita,vkau kira aku akan luluh lagi dengan sikap manis mu itu, tidak Kris, aku justru membenci mu, kau alasan kesakitan ku, kau sebab kehancuran ku" Dengan santai Arabelle mendekati Kris, menjambak rambut hitam Kris.

"Ingat ini Kris, detik ini aku akan menghancur kan mu membuat mu tersiksa, serta meruntuh kan kerajaan Orzon"

"Abel, kenapa kau tega melaku kan ini pada ku, apa kah cinta mu sudah tak ada lagi untuk ku? tak bisa kah kau memberi ku kesempatan untuk menebus kesalahan ku pada mu? aku berjanji aku akan membahagia kan mu, Abel aku mohon aku tau kau masih cinta pada ku, perasaan mu untuk ku masih sama seperti dulu"
Arabelle memandang Kris dengan jijik.

"Ciro mari kita pulang, biar kan saja lelaki ini disini sementara ini" Ucap Arabelle lalu berjalan pergi meninggal kan Kris yang masih berteriak memanggil namanya.

"Abel lepas kan aku, beri aku kesempatan Abel.... "

"Abel aku berjanji akan membahagia kan mu"

"Abel aku mohon, aku mencintai mu... Abel.... Abel.... "

Teriaknya keras, suaranya menggema, namun seakan Arabelle tuli, ia terus berjalan di ikuti Luciro dari belakang, sampai lah mereka di depan mobil, mereka memasuki mobil Luciro dan bergegas Luciro melajukan kendaraan besinya itu untuk mengantar Arabelle pulang.

Di dalam mobil semuanya hening tak ada satu patah katapun yang keluar dari mulut mereka. Akhirnya Arabelle memecah keheningan itu dengan bertanya, sebab ia sudah tak bisa menahan rasa penasarannya.

"Ciro bagaimana cara mu menemu kan ku? bukan kah kau bilang akan ke Bandung? " Tanya Arabelle yang sudah penasaran, bagaimana cara lelaki ini menemukan keberadaannya, sedang Ana yang ahli melacak pun tak kunjung datang.

"Kau penasaran? " Bukannya menjawab malah balik bertanya, di tambah wajah datarnya yang membuat Arabelle gemas dengan pria dingin ini.

"Ya aku penasaran"

"Aku langsung pulang saat menerima kabar bahwa kau menghilang, mengenai lokasi mu aku di bantu Ana dan orangnya kakek" Singkat dan padat Luciro menjawab tanpa menoleh kearah Arabelle sedikit pun.

Setelah mengata kan itu mereka diam, Luciro yang fokus dengan kemudi dan jalan, sedang Arabelle yang masih mencerna perkataan Luciro

Sebegitu kawatirnya kah Luciro, sampai dia langsung terbang Bndung-Jakarta hanya untuk menyelamatkannya, apakah yang di katakan Kris bahwa Luciro menyukainya dari SMA benar, apakah benar Luciro diam-diam menguntitnya dan melindunginya.

Sangking asiknya Arabelle bergulat dengan fikirannya tiba lah mereka di mansion megah yang di sambut oleh Kakek Danzo dan Ana.

"Elle, cucu kesayangan kakek apa kau baik-baik saja? ya ampun wajah mu ini,apakah Kris yang melakukannya?, kemarilah kakek akan mengobati luka mu? "

Serentetan pertanyaan yang meluncur dari mulut sang pemilik wajah datar Kakek Danzo membuat Arabelle memutar bola mata. Jika sedang kawatir kakek Danzo akan berubah menjadi crewet.

"Kek aku baik-baik saja, tak usah kawatir berkat Ciro aku selamat"

"Jangan puji lelaki ceroboh itu, melindungi mu saja dia teledor, dari dulu tak berubah selalu saja ceroboh"

"Ehem" Luciro berdehem mengingat kan sang kakek agar tak berbicara mengenai masa lalunya.

"Dari dulu? " Tanya Arabelle heran, ia kembali teringat perkataan Kris, Arabelle pun memandang Luciro untuk meminta penjelasan, namun sang empu seakaan tak tau dari arti tatapan mata Arabelle

"Kek aku akan ke atas dulu" Sahut Luciro bergegas keatas menghindari pertanyaan Arabelle yang akan Arabelle lontarkan kepadanya, bisa gawat jika terbongkar pasti Arabelle akan marah dan memutuskan pertunangannya.

"Apa maksud kakek? " Tanya Arabelle kepada sang kakek, ia yakin kakek Danzo menyembunyikan sesuatu darinya.

"Ehem... kek biarkan Arabelle istirahat jangan ganggu dia" Sela Luciro saat dia mendengar pertanyaan Arabelle ia menghentikan langkah dan menyela kakek Danzo yang terlihat akan mengatakan sesuatu ke Arabelle.

"Ya Ciro benar kamu harus istirahat, malam ini menginap saja di sini, Ana akan menemani mu" Kakek Danzo pun melangkah pergi meninggalkan Arabelle hampir saja ia akan membocorkan rahasia Luciro, untung saja Luciro mengingatkannya.

Jika tidak sudah hancur rencananya untuk menjadikan Arabelle sebagai cucunya, Arabelle pun pasti akan marah besar padanya karena sudah menyembunyikan sesuatu hal yang penting di belakangnya.

Tak mau ambil pusing Arabelle pun melangkah ke arah kamarnya yang di ikuti oleh Ana.

"Ana bersiaplah cari bukti kebusukan Kris dan lapor kan ke polisis, setelah itu jemput Kris di gudang xx antarkan di ke kantor polisi, oh ya satu lagi jangan lupa hancurkan perusahaan Orzon sampai mereka tak bisa bangkit lagi, peringatkan pada semua perusahaan lain agar tak membantu nya" Perintah Arabelle, Ana pun hanya mengiyakan sembari menarik tangan Arabelle untuk ia duduk kan di kasur.

"Urusan itu gampang, Ara apa kau tau Luciro tak beristirahat sama sekali setibanya di Jakarta ia langsung mencari mu" Ana mulai bercerita, dan Arabelle hanya mendengarkan cerita Ana sambil tersipu, ia merasa bahwa diri nya berharga di mata Luciro dan Kakek Danzo.

Nampaknya benih cinta sudah mulai tumbuh perlahan di hati. Apakah Luciro memang takdirnya? atau kah Luciro adalah pisau kedua yang akan menyayat hati nya setelah Kris?


Bersambung......

PEMBALASANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang