Malam semakin sunyi, angin menerpa kulit lengan yang terbuka, Arabelle memandang langit yang berwarna biru kehitaman, di hias gemerlap cahaya yang biasa orang katakan bintang atau sinar dari benda bulat yang memancar indah bila di pandang di atas balkon kamar ini.
Perlahan namun pasti ingatan Arabelle melanglang buana menembus dimensi waktu yang lalu.
Flasback On
Seorang gadis duduk di depan pintu rumah sambil menangis tersedu-sedu, dadanya sesak mengingat kejadian yang baru saja ia alami.
Di usir oleh orang yang di hormati, bahkan surga kita berada di telapak kakinya, entah kesalahan apa yang ia perbuat, seingatnya ia telah patuh akan aturan dan perintah sang raja dan ratu.
Namun mengapa ia terlempar jauh dari istana yang seharusnya melindunginnya, istana tempat ia kembali di kala padatnya aktivitas belajarnya, masih terngiang di telingannya kata sang raja.
"Pergi dari sini dasar anak tak tau diri" Teriaknya menggema, sorot mata menatap tajam kearah Arabelle, mengoyak jiwanya yang rapuh.
"Dasar kamu anak durhaka" Lirih kekecewaan keluar dari mulut sang ibunda ratu.
Arabelle mulai bertanya-tanya mengapa mereka terlihat marah kepadanya? karena tak mampu menahan rasa penasaran alasan di balik marahnya kedua orang tuanya, akhirnya ia putuskan untuk bertanya.
"Apa salahku yah? "
Tanyanya tak mengerti, jelas saja ia tak mengerti, ia baru datang dari tempat menimba ilmu, lalu baru membuka pintu sudah mendapat amarah yang menggebu.
"Kamu masih tak tau apa salah mu? Setelah membuat saudari mu terluka? Di mana belas kasihan mu? Dimana nurani mu? Tak sepantasnya kamu kejam terhadapnya meski dia bukan saudari sedarah mu" Lirih sang ratu sembari menangis tersedu, mendengar tangisannya yang pilu, hatinya hancur, selama ini dengan segenap kemampuannya ia berusaha menjaga hati ibundanya, orang yang amat penting baginya.
"Apa sih aku tak tau apa yang bunda katakan"Lagi aku bertanya, sembari membela diri karena memang aku tak tau arah pembicaraannya.
Plak...
Sebuah tamparan keras mendarat di pipi kanan Arabelle hingga membuatnya tersungkur tepat di bawah kaki Carla, Arabelle yang masih terkejut tak percaya akan kenyataan bahwa ayahnya telah melayangkan tangannya, baru saja tangan yang seharusnnya melindungnya dari luka nyatanya tangan itu pula yang memberi luka.
Apakah sakit ? tentu saja sakit, rasannya baru kali ini sang raja menunjukan taringnya, lantas ia melemparkan lembaran foto tepat di muka Arabelle,foto itu berjatuhan, tangan Arabelle bergetar mengulur ke arah lembaran kertas yang berserakan di hadapannya itu.
Air bening mengalir di kedua matanya, ia terkejut dan tak percaya, ia melihat beberapa foto tentangnya yang menganiaya saudarinya, serta ada beberapa lembar foto yang menurutnya menjijikkan bahkan ada sebuah foto yang menggambarkan bahwa dirinya tengah memegang kalung ibundanya yang hilang kemarin.
"Ini bukan aku, aku bersumpah tak melakukannya bunda" Arabelle mengiba sembari membela diri, karena memang nyatanya ia tak pernah melakukannya, namun nampaknya sang raja dan ratu tak percaya atas pernyataan itu.
"Carla jelaskan ke mereka bahwa kejadiannya tak seperti ini, kamu jelas tau apa yang terjadi waktu itu" Dengan bodohnya ia meminta Carla menjelaskan, sedang sudah pasti ini rekayasa Carla, jelas terlihat dari semirik senyumnya.
"Keluar kamu dari sini, mulai hari ini aku coret nama mu dari kartu keluarga, kamu tak lagi jadi bagian keluarga Hamzah, pengawal seret jalang ini keluar dari sini" Putusnya final.
Arabelle menangis tersedu, teganya mereka melakukan ini, padahal Arabelle putri mereka mengapa ia tak mempercayai Arabelle, ia darah daging mereka lantas mengapa mereka mendepak Arabelle keluar rumah, matanya memerah dadanya sesak air matanya berlinang
"Cobaan apa ini tuhan" Keluhnya frustasi.
"Nona sebaiknya anda pergi dulu dari sini" Ujar sang pengawal datar, ia bangun dari tempat duduknya, badannya gemetar, pipinya kebas, masih terasa tamparan membekas sampai ke hati, sayatan luka yang teramat dalam akan Arabelle ingat selamanya.
Arabelle melangkah dari tempatnya terseok seok tak tau kemana ia harus pergi, yang dia tau pasti bahwa dia harus meninggalkan istana ini.
Istana yang telah melindunginya, Arabelle menyusuri jalanan tak berujung, langit pun seakan tau dan mengiba rintik hujan mulai menguyur bumi yang penuh polusi, seakan ia ikut menangisi takdir Arabelle yang kelam dan menyedihkan.
Flasback off
Kesadarannya kembali ke masa kini, lukanya masih terasa hingga saat ini, tak ada air mata lagi yang mampu keluar kala ingatan dengan lancangnya hadir.
Seakan enggan untuk menetes lagi pun kering tak berair, ia meggertakkan gigi yang terkatup, amarah dan kecewa menyeruak memenuhi rongga dada merenggut akal sehat nan logika.
"Lihat saja akan aku buat kalian satu persatu mengiba, memohon agar di maafkan, akan aku buat kalian menyesali perbuatan kalian dulu, akan aku buat kalian tersiksa akan penyesalan seumur hidup kalian, akan aku buat darah yang keluar dari sayatan tetes demi tetesnya tak akan pernah mengering"
Bak api tersiram bensin, lalu di terpa angin yang menjadikannya semakin besar berkobar, api dendamnya sulit untuk di padamkan dan ia pun sudah bertekat untuk membakar mereka dengan bara api dendamnya ini.
Jangan sebut namanya Arabelle dan julukannya ratu bisnis, bahkan para pembisnis bawah tanah pun tunduk di kekuasaannya, bisa di bayangkan seberapa besar kekuasaan Arabelle.
Arabelle adalah pemilik perusahaan AR Corp sebuah perusahaan tersukses, umurnya baru 22 tahun namun ia sudah berhasil membangun kerajaan bisnis dalam kurun waktu yang singkat.
Jangan sekali sebut namanya Arabelle, jika kekejamannya dan ketegasannya tak dapat membungkam lawannya yah Arabelle wanita yang akan membuat keluarga Hamzan dan Orzon menjadi butiran debu dengan kekuasaannya.
Namun sebelum mereka hancur, Arabelle akan menyiksa mereka satu persatu, ia akan membuat mereka mengingatnya sampai ajal menjemput nyawa mereka, Arabelle akan membalas kejam perlakuan mereka dengan cara yang cantik dan anggun.
Ingat namanya Arabelle, namun jangan sekali kali pernah mencoba bermain dengannya, karena ia adalah ratu pencabut nyawa ratu kematian bagi lawannya.
Bersambung.....
KAMU SEDANG MEMBACA
PEMBALASAN
RomanceSeorang wanita cantik, berjalan anggun menuju ruang rapat. Hari ini adalah hari yang di nanti Arabelle, akhirnya setelah sekian lama ia mampu bertatap muka dengan orang di masalalu, bukan sebagai anggota keluarga melainkan sebagai klien bisnis. Set...