Di dojo pada pagi yang cerah. Ketiga pria itu sedang sibuk menonton siaran berita hilangnya beberapa anak dalam kurun waktu satu bulan ini. Para anak itu kebanyakan terakhir kali dilihat di sekolahnya. Namun hingga malam, mereka tak kunjung pulang. Motif penculikan belum bisa dipastikan karena hingga beberapa hari berlalu, tidak ada telefon yang minta uang tebusan.
" Jay mengirimmu pesan?" Tanya Jimin pada Junsu.
" Tidak..." jawabnya singkat tanpa sekalipun lepas dari layar TV.
" Entah mengapa aku mencurigai seseorang yang kita kenal berada di balik kasus ini.." Kata Jimin.
" Iya...aku mengerti. Mereka berulah lagi..."
Hongseok yang mendengar itupun ikut merasa khawatir karena kebanyakan muridnya masih seusia korban yang fotonya sekarang terpampang di layar TV.
" Apa sebaiknya dojannya kita liburkan lagi saja?" Tanya pria itu.
" Kemungkinan jika murid - murid di bisa jadi korban sangatlah besar..aku khawatir.."
Jimin dan Junsu saling tatap. Dari tatapan itu mereka seakan paham akan isi pikiran masing - masing.
" Mulai minggu depan saja hyung... karena nanti malam kami akan mulai berunding dengan Jay.."
Hongseok mengangguk. Setelahnya pria itu naik ke lantai untuk bersiap - siap karena pukul 11 nanti, beberapa muridnya yang masih SD akan mulai berdatangan.
" Kau kenapa?" Tanya Junsu yang melihat sebelah tangan Jimin gemetar.
" Semua korbannya laki - laki...usianya seperantaran dengan Junghwan...
Aku jadi ikut khawatir.." Kata pria itu.
" Kau tenang saja. Aku yakin dia akan aman. Kurasa para penculik itu terlalu ragu untuk menculik keponakan orang terkenal..."
Jimin menghela nafas berat lalu duduk di atas sebuah matras. Ia mulai meregangkan otot - ototnya yang terasa kaku. Dalam keterdiamannya, Jimin kembali teringat bagaimana ia dan Junghwan saling menumpahkan rasa sayang. Bibirnya tersenyum tipis sambil merebahkan dirinya. Kedua tangan itu memeluk tubuhnya yang dibalut sebuah kaos hitam tanpa lengan. Hangat tubuh Junghwan beserta detak jantungnya masih membekas.
" Junghwan-nnie..." Gumamnya..
" Aku tidak tahu kapan bisa menunjukan kepadamu bahwa aku ini sebenarnya adalah ayahmu..." monolog Jimin tak luput dari pendengaran Junsu.
" Jika sudah puas menghalu...sebaiknya mulai kedepan kau harus lebih menjaga jarak pada anak itu.."
Jimin menoleh tak suka pada Junsu yang sedang melakukan pemanasan.
" Kenapa harus? Kau mau menyiksaku hyung?"
Junsu terkekeh setelah melepas kaosnya. Otot bisep itu menjembul ketika sang empu mengepalkan kedua tangannya.
" Iya jika kau berpikiran demikian. Tapi sungguh...aku tidak bermaksud begitu..."
' Tap'
' Set '
" Aku hanya takut kalau Lisa semakin merasa curiga setelah menghirup aroma parfummu yang tertinggal di tubuh Junghwan kemarin..."
' Buagh '
Samsak itu bergoyang beberapa kali setelah menerima tinjuan dari Junsu yang cukup kuat.
" Kau harus ingat apa tujuanmu melakukan ini. Jangan buat usaha 4 tahun hampir 5 tahunmu ini sia - sia hanya karena kau tergoda untuk menyayangi bocah itu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Flawless 4 : Behind Blue Eyes ( Lismin) - COMPLETE ✔
ФанфикJimin adalah seorang pria paling buruk menurut banyak laki - laki karena ia meninggalkan anak dan istrinya hanya karena ego. Namun siapa sangka, dibalik semua itu. Jimin adalah suami dan ayah yang rela berkorban segalanya demi keluarga. Buku ini aka...