Di suatu malam yang tenang. Di dalam kamarnya, Junghwan duduk diam memandangi kamar barunya. Tidak ada yang salah dengan kamarnya itu. Semuanya bagus dan rapih. Ruangnya juga lebih luas dan dipenuhi lebih banyak buku dongeng dan mainan. Namun ini sudah 1 jam semenjak Lisa membacakannya dongeng untuknya. Entah mengapa ia yang seharusnya tidur malah jadi terbangun hanya karena mendengaar hembusan angin dari luar jendela.
"Chimmy-ya?"
Chimmy keluar dari dalam selimutnya. Ia mengucek kedua matanya lalu bertanya..
"Ada apa hwan-nnie? Kenapa kamu belum tidur?" Junghwan menggeleng lalu ikut berbaring di samping Chimmy. Ia memeluk Chimmy dari samping. Menyandarkan kepalanya yang tiba - tiba terasa panas.
"Besok ada wisata ke taman bermain Aku tidak sabar! "
"Begitu kah? "
"Hmm"
Junghwan meraih selimutnya dan berusaha untuk terlelap. Sejujurnya sudah beberapa hari ini ia sulit tidur. Entah mengapa di kamar seluas ini justru membuatnya merasa tak aman. Junghwan ingin mengatakannya pada Jimin dan Lisa. Namun ia ragu, karena tak mau membuat kedua orangtuanya repot. Jimin sibuk dengan pekerjaannya, begitu juga dengan Lisa. Wanita itu memutuskan untuk membuka sebuah toko roti untuk menyalurkan hobinya. Alhasil mereka cukup jarang di rumah. Mungkin hanya ada ketika sore hingga malam untuk Lisa. Sedangkan pagi hingga sore untuk Jimin.
Setelah cukup lama berjuang melawan rasa takutnya, akhirnya Junghwan bisa tertidur. Tanpa sadar malam berjalan begitu cepat. Pagi sudah datang. Pintu kamarnya tiba - tiba terbuka. Seharusnya sang ibu datang untuk membangunkannya. Namun entah mengapa kali ini Jimin yang datang.
"Hwan-nnie?" Jimin mendekat dan duduk di samping ranjangnya. Ia menepuk - nepuk kecil pipi bocah itu namun Junghwan belum juga terbangun. Memutuskan untuk membuka selimutnya, Jimin harus tercekat ketika tangannya tak sengaja menyentuh sesuatu yang basah dari ranjang. Junghwan mengompol.
"Appa, bagaimana ini?"
Junghwan menangis ketika dipakaikan seragam oleh sang ayah. Bocah itu masih merasa bersalah karena telah mengompoli kasurnya. Yang pasti hal itu akan menambah pekerjaan untuk Lisa. Dan ia merasa tak enak akan itu.
"Sudah. Tidak apa-apa. Mengompol adalah hal yang wajar untuk anak seusiamu. Mungkin lain kali biasakan pipis dulu sebelum tidur. Oke?"
"T-tapi eomma..."
"Eomma tidak akan marah. Appa yang jamin!"
Senyuman dari pria itu sedikit membuatnya tenang. Selesai dengan persiapannya, Junghwan pun diantar ke sekolah sementara Lisa sibuk membenahi kasur Junghwan. Meski dengan perutnya yang semakin membuncit, ia tetap cekatan dalam bekerja. Dan tidak ada satupun yang bisa menghentikan kemauannya.
"Ini tasmu. Eomma bilang bekal dan perlengkapan yang kamu butuhkan sudah ada di dalamnya. Jadi selamat menikmati wisatamu." ucap Jimin.
"Oh dan ingat. Jangan pernah berpencar dari rombongan. Jika ada sesuatu seperti ingin ke toilet atau apapun, tolong bilang ke gurumu. Oke? "
KAMU SEDANG MEMBACA
Flawless 4 : Behind Blue Eyes ( Lismin) - COMPLETE ✔
ФанфикJimin adalah seorang pria paling buruk menurut banyak laki - laki karena ia meninggalkan anak dan istrinya hanya karena ego. Namun siapa sangka, dibalik semua itu. Jimin adalah suami dan ayah yang rela berkorban segalanya demi keluarga. Buku ini aka...