Chapter 34 : Thunderstorm

134 19 5
                                    

Waktu menunjukkan pukul 2 dini hari. Junghwan dibawa masuk ke sebuah hotel setelah lama sekali para penculik itu menghindar dari kejaran polisi. Hotel itu dalam kondisi yang luar biasa kacau. Pintu utamanya tertutup rapat dan beberapa lampu dalam kondisi mati. Sedang di lobynya, banyak sekali kursi dan meja berserakan. Di atas sebuah meja bundar, Junghwan melihat tumpukan ponsel yang sangat banyak hingga menggunung. Juga ada beberapa dompet hingga perhiasan yang berserakan di sekitarnya.

" PERSIAPKAN SEMUA. SETELAH ITU KITA PERGI DARI NEGARA INI!" Teriak orang yang membawa Junghwan.

" Baik boss!"

" Bagaimana dengan mereka bos?" Salah seorang pria menunjuk ke sebuah arah.

" Masukkan saja mereka di salah satu ruangan. Kemudian kunci dari luar, dan bakar ruangan itu"

" Baik boss"

Junghwan menatap bingung pada beberapa orang yang sedang terduduk di lantai dalam kondisi terikat dan mulutnya ditutup dengan lakban. Mereka terlihat ketakutan karena beberapa kali ditodong oleh senjata. Bocah pun itu tak sengaja saling bersitatap dengan seorang resipsionis yang juga sedang ditodong oleh senjata. Namun hanya sekilas, sebelum ia menghilang di dalam lift.

Bocah itu tak bisa berkutik karena tubuhnya yang terasa begitu lemas. Ia merasa sangat lapar. Namun pria botak yang menggendongnya sama sekali tak memberi kesempatan untuknya makan. Junghwan hanya bisa pasrah. Apalagi ketika ia dibawa masuk kedalam sebuah kamar.

Di dalam kamar ia melihat seorang pria yang duduk santai di atas sofa sambil merokok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di dalam kamar ia melihat seorang pria yang duduk santai di atas sofa sambil merokok. Bocah itu membulatkan matanya ketika melihat tangan dan setengah wajah dari pria itu telah terbakar. Mr. Yang. Dia benar - benar masih hidup. 

" Akhirnya..." ucap pria itu.

Junghwan semakin memeluk pria botak yang menggendongnya. Ia benar - benar ketakutan. Menurutnya pria yang sedang berjalan ke arahnya ini seperti monster.

" Jangan takut sayang... paman di sini untuk menjagamu " Pria itu mengusap surai Junghwan penuh ketertarikan. Hal itu membuat Junghwan bergidik ngeri. Bocah itu menggeleng dan terus menyembunyikan wajahnya di bahu Yeun. Ia mulai menangis sambil tangan mencengkeram jaket pria itu.

" Anak yang pemalu..." katanya. 

" Omong - omong, bagaimana keadaan di luar sana?"

" Polisi sedang memburu kita. Mereka tersebar di seluruh penjuru kota. Tapi untuk hotel ini, belum dilirik oleh mereka. Tapi bisa saja mereka akan menyergap kapan saja ketika kita lengah."

" Begitu ya. Lalu bagaimana dengan jalur yang akan kita lalui untuk kabur?" 

" Aman. Kita harus segera berangkat setelah anda melakukan pengobatan " Ucapnya.

" Bisakah beri waktu untukku dan dia menghabiskan waktu dulu?" Tanya pria itu.

" Saya khawatir hal itu justru akan membuat kita tertangkap tuan "

Flawless 4 : Behind Blue Eyes ( Lismin) - COMPLETE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang