Pagi telah menyongsong. Mata itu terpejap beberapa kali. Ruangan berwarna serba biru itu kini dalam kondisi yang terang, dengan adanya surya yang menembus lewat jendela kacanya.
" Sudah pagi " ia bergumam dengan suara yang parau.
Di atas meja belajarnya, ia terkejut ketika menemukan keberadaan si kuning Chimmy sudah duduk manis di atas sana.
" CHIMMY!!! " Junghwan berlari sumringah lalu memeluknya.
" Kamu darimana saja hm?"
Chimmy mengedipkan matanya dua kali lalu tersenyum.
" Aku tidak pergi kemana - mana Hwan-nnie?" Kata Chimmy dengan suaranya yang kecil dan melengking. Junghwan berjingkat setelah ia mengingat sesuatu.
" Oh iya Chimmy-ya! Ada sesuatu yang mau aku tunjukan padamu!" Tanpa menunggu jawaban Chimmy, Junghwan langsung mengangkat tubuhnya dan keluar dari kamar. Telapak kaki kecil itu menapaki lantai nan dingin bahkan tanpa alas kaki. Ini masih pukul 6 lebih 20 menit. Suhunya belum naik.
Wajahnya sumringah melihat pintu kamar sang ibu yang sudah di depan mata. Langkahnya semakin dipercepat karena Junghwan sudah tak sabar untuk menunjukkan hal itu pada Chimmy.
' Ceklek '
Junghwan langsung membuka pintu tanpa mengetuknya. Sesaat setelah pintunya terbuka, Junghwan melihat kedua orangtuanya masih terlelap di atas ranjang dengan posisi yang saling berpelukkan. Bocah itu kembali berlari dan melompat hingga tubuh mungilnya kini menimpa mereka.
' Brugh'
" Arggghh " Sang ayah mengerang sakit karena tubuh mungil Junghwan yang menimpanya.
" APPA EOMMA!!!" teriaknya begitu melengking. Jimin yang menemukan Junghwan kini berada di atas pinggangnya pun berusaha mengumpulkan segenap nyawanya yang masih bergentayangan.
" Aaaaa...anak appa sudah bangun " Katanya dengan suara parau dan kedua mata yang masih terpejam. Jujur saja pria itu masih mengantuk karena semalam ngobrol dengan Lisa hingga pagi hampir menjelang. Bisa dibilang mereka hanya tidur sekitar 1 jam saja.
" Chimmy lihat ini appaku! " Junghwan menyodorkan Chimmy di depan sang ayah.
Kedua mata Chimmy kini dipenuhi binar ketika melihat paras Jimin dengan rambut messy dan wajah bantalnya.
" Woahhhhh " Ia nampak terkagum - kagum.
" Dia ini ayahmu? "
" Iya. Dia ayahku. Memang tidak terlalu tampan. Tapi aku senang karena dia ini appaku. Dia kuat dan pintar beladiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
Flawless 4 : Behind Blue Eyes ( Lismin) - COMPLETE ✔
FanficJimin adalah seorang pria paling buruk menurut banyak laki - laki karena ia meninggalkan anak dan istrinya hanya karena ego. Namun siapa sangka, dibalik semua itu. Jimin adalah suami dan ayah yang rela berkorban segalanya demi keluarga. Buku ini aka...