Pesawat telah lepas landas semenjak 2 jam yang lalu, dan sebentar lagi akan sampai di tempat tujuan mereka. Jepang. Negeri sakura yang memiliki sejuta keunikan di dalamnya. Jimin melirik pada Lisa yang terlihat cemas. Sesekali ada bulir keringat yang mengumpul pada pelipisnya. Aneh memang. Karena di dalam pesawat ini hawanya sejuk karena AC.
" Kamu kenapa? "
Lisa menoleh dengan cepat dan menggeleng. Tangan kekar Jimin perlahan mengaitkan jemari mereka. Dari sana ia tahu kalau Lisa sedang resah. Hal itu terbukti dari genggaman tangannya yang kian meng erat.
" Mau bercerita? "
" Apakah menurutmu tak apa kita meninggalkan Junghwan sendirian? " wanita itu akhirnya mengatakan hal yang membuatnya resah.
" Aku khawatir " Senyum tipis terpatri di wajah tampan Jimin.
" Secara teknis dia tidak sendiri Lisa. Jangan khawatir... Di rumah ada banyak orang yang menemaninya "
Lisa mengangguk pelan lalu menyandarkan kepalanya pada bahu kokoh Jimin.
" Kamu benar. Mungkin aku hanya terlalu khawatir karena ini kali pertamanya aku pergi jauh tanpa kehadiran Junghwan "
" Itu adalah hal yang wajar untuk seorang ibu " Jimin tersenyum lalu merangkul tubuh sang istri. Diusapnya lembut surai wanita itu hingga pada akhirnya ia terlelap. Setelahnya kini keresahan Lisa berpindah kepada Jimin. Terpikir kedua buron yang kini bebas berkeliaran dan bisa saja sewaktu - waktu menculik anak kecil lagi atau bahkan putranya. Namun bodohnya ia malah pergi meninggalkan Junghwan.
" Hal itu tidak akan terjadi. Junghwan pasti akan baik - baik saja " pria itu bergumam sambil menatap wajah Lisa yang begitu damai dalam lelapnya. Rasa bersalah kembali menyerangnya. Ini sudah kesekian kalinya Jimin banyak menyembunyikan fakta dari Lisa.
Hal itu sengaja ia lakukan agar wanita itu tidak semakin resah. Jimin hanya tak mau jika Lisa harus kembali dirawat di rumah sakit karena dirinya. Maka dari itu, Jimin selalu bertekad akan menyelesaikan permasalahan ini tanpa diketahui Lisa.
" Semoga saja... "
Berjalan santai keluar dari bandara Tokyo, adalah kegiatan yang saat ini Jimin dan Lisa lakukan. Keduanya saling beriringan dengan tangan yang saling bertautan. Hembusan angin siang hari menjelang sore mengibarkan surai mereka seirama. Mataharinya masih begitu terik. Menghangatkan badan mereka yang sudah hampir seharian terpapar dinginnya AC.
Menaiki sebuah taxi, Lisa dan Jimin kini sedang berangkat menuju hotel tempat mereka akan singgah untuk beberapa hari ke depan.
" Kamu merasa lelah?" Tanya Jimin pada Lisa yang terlihat begitu lesu. Wanita itu mengangguk. Matanya berkedip beberapa kali untuk menyesuaikan pandangannya yang sedikit kabur.
" Aku lapar dan mengantuk " Kata Lisa.
Jimin tersenyum dan kembali membiarkan Lisa bersandar pada bahunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flawless 4 : Behind Blue Eyes ( Lismin) - COMPLETE ✔
FanfictionJimin adalah seorang pria paling buruk menurut banyak laki - laki karena ia meninggalkan anak dan istrinya hanya karena ego. Namun siapa sangka, dibalik semua itu. Jimin adalah suami dan ayah yang rela berkorban segalanya demi keluarga. Buku ini aka...