Jimin POV
Entah sejak kapan aku berada di ruang ini, namun yang aku lihat ketika aku tesadar dari pingsanku adalah Lisa yang sedang terlelap sambil duduk di atas sofa. Wanita itu benar - benar pulas sampai membuatku tak tega untuk membangunkannya. Dengan segenap tenaga, aku berinisiatif untuk mencari keberadaan Junghwan yang sepertinya juga sedang dirawat. Namun tanpa membangunkan wanita itu.
' Krek '
Sial. Tiang infusku membentur kaki ranjang. Hal itu membuat Lisa terbangun. Wanita itu terlihat kaget menemukan aku yang sudah terbangun.
" Oppa!" Panggilan itulah yang aku dengar, sebelum merasakan kehangatan kala Lisa memeluk tubuhku yang dipenuhi dengan perban.
" Akhirnya kamu bangun juga " Ucapnya setelah melepas pelukan. Aku tersenyum tipis dan menyentuh kantung mata pekat miliknya. Terlihat sekali kalau Lisa sedang dalam kondisi tidak vit.
" Sudah berapa lama kamu menungguiku sampai kelelahan begini?" Tanyaku.
" Kamu sudah pingsan selama dua hari " Ucapnya.
" A-apa?! Dua hari?" Aku tentu saja kaget. Bisa - bisanya aku pingsan selama itu. Ah... pantas saja tubuhku selemas ini. Rasanya lapar dan mulutku mengecap rasa yang tidak enak. Mungkin karena efek mengeluarkan banyak darah hingga membuatku tepar begini.
" Lalu di mana Junghwan?!" Aku berniat untuk turun dari ranjangku namun Lisa menahanku.
" Bukankah sebaiknya aku panggilkan dokter untuk memeriksa keadanmu terlebih dahulu?"
" Tidak Lisa. Aku baik - baik saja"
Lisa terlihat tidak senang karena penolakanku. Tiba - tiba saja ia menepuk tepat pada lukaku yang diperban.
" ARGGHH!" Aku mengerang kesakitan.
" Apa yang kamu lakukan?!"
" Cukup diam dan turuti perkataanku!"
Eung..okay. Lisa yang seperti barusan benar - benar dominan. Harus kuakui. Aku takut. Pada akhirnya aku membiarkan wanita itu beranjak untuk memanggil dokter. Tak lama setelahnya aku hanya bisa pasrah ketika dokter datang dan memeriksa keadaanku. Belum cukup sampai di sana, Lisa juga memaksaku untuk makan terlebih dahulu sebelum bertemu dengan Junghwan. Wanita itu tak banyak bicara. Jelas sekali kalau ia masih marah padaku.
' Tap '
Aku menghentikan tangannya yang akan menyuapkan bubur padaku.
" Ada apa?" Ia bertanya dengan nada yang ketus.
" Kamu masih marah?" Aku bertanya dengan hati - hati. Lisa terlihat enggan menjawab dan berniat menyuapkan kembali makanan itu padaku. Namun lagi - lagi kutahan tangannya.
" Lepaskan!"
" Jawab dulu!" Kataku.
" Kamu masih marah?" Kutatap sorot mata penuh rasa lelah itu. Lisa menghela nafasnya dengan berat. Ia meletakkan kembali bubu itu di atas meja kemudian menatapku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flawless 4 : Behind Blue Eyes ( Lismin) - COMPLETE ✔
FanfictionJimin adalah seorang pria paling buruk menurut banyak laki - laki karena ia meninggalkan anak dan istrinya hanya karena ego. Namun siapa sangka, dibalik semua itu. Jimin adalah suami dan ayah yang rela berkorban segalanya demi keluarga. Buku ini aka...