Chapter 4 : Promise

212 26 21
                                    

Flashback On

Hari ini adalah hari dimana di sekolah Junghwan mengadakan acara lomba bernyanyi di setiap kelasnya, untuk memperingati parents day. Setiap kelas diharuskan menampilkan paduan suara yang menyanyikan lagu bertema tentang kasih sayang orang tua.

Tiba giliran kelas Junghwan untuk tampil. Berdirilah, sekitar 15 anak termasuk Junghwan di dalamnya. Para bocah mungil itu menenteng sebuah benda karya mereka yang akan diserahkan pada orang tua mereka setelah selesai tampil.

Dan mulailah mereka bernyanyi seperti saat mereka latihan beberapa hari sebelumnya. Di tempatnya, sesekali Junghwan menatap beberapa penonton untuk mencari keberadaan orang yang ia kenal. Namun ia sama sekali tidak menemukannya. Hingga tibalah lagu mereka selesai dinyanyikan, teman - temannya berlari menyerahkan hadiah itu kepada orang tua mereka yang hadir. Sedangkan ditempatnya, Junghwan hanya diam menatap teman - temannya yang sedang berpelukan dengan ayah atau ibu mereka.

Matanya mendadak mengabur karena airmata yang sudah memenuhi kelopak matanya. Ia menunduk dan menjatuhkan sebuah clay berbentuk kucing yang rencananya akan ia serahkan kepada siapapun keluarganya yang hadir hari ini. Sayangnya...rencananya tidak membuahkan hasil. Clay kucing yang sudah ia buat dengan susah payah itu berakhir teronggok di atas lantai dengan kondisi yang sudah pecah menjadi beberapa bagian.

Tak lama setelahnya tangis Junghwan pecah. Salah seorang guru di sana yang merupakan wali kelasnya pun berlari memeluk bocah malang itu.

" Junghwan...cup cupp..sudah ya jangan menangis. Ibu guru di sini.."

Ucapnya dengan lembut. Namun Junghwan menggeleng dan terus menangis hingga menjadi pusat perhatian sekarang. Dengan tenang wanita bernama Sana itu menggendongnya dan membawa Junghwan keluar ruangan untuk menenangkannya.

" Junghwan anak pintar. Sudah ya jangan menangis lagi~" kata wanita tu pada Junghwan yang duduk di pangkuannya.

" Hiksss eomma!!! " Bocah itu merengek memanggil sang ibu.

" Eomma!!! "

Dengan sabar Sana terus mengusap lembut punggung Junghwan hingga tangisnya memelan dan berhenti.

Tak lama setelahnya, datanglah seorang pria yang berlari dengan tergopoh - gopoh.

" Junghwan-nnie!!" panggilnya sambil terengah karena sehabis lari maraton dari area parkir hingga ke kelas ini.

" Sayang itu papa kamu sudah datang " Sana menghadapkan Junghwan pada Namjoon. Namun di luar dugaan, ia menolak pria itu.

" Hwan-nnie. Ayo ikut papa! " bujuknya dibuat semanis mungkin.

" Tidak mau! "

Namjoon mendelik kesal karena penolakan bocah itu.

" Sayang jangan seperti itu. Lihat! Papamu sudah merelakan waktunya datang kesini.."

" Tapi dia terlambat!"

Sana terkekeh dan mencubit gemas sebelah pipi Junghwan. Ditatapnya dalam kedua manik biru pekatnya dengan begitu hangat.

" Semua manusia pasti pernah melakukan kesalahan termasuk terlambat. Ingat! Anak baik pasti bisa memaafkan " ucap wanita itu dengan nada yang manis dan lembut.

Senyum di wajah Namjoon seketika mengembang ketika Junghwan sudah mau untuk berada dalam gendongannya.

" Sana... Aku berhutang banyak padamu! " kata Namjoon pada teman lamanya itu.

" Jangan dipikirkan. Sebaiknya kamu lekas menebus kesalahanmu itu kepada Junghwan!! " omelnya kepada Namjoon.

" Aku mengerti "

Flawless 4 : Behind Blue Eyes ( Lismin) - COMPLETE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang