Hahaha kok bisa sekebetulan gini si? Kek nomor undian. Wkwkwk
---
🌷🌷🌷Seluruh murid di sana ikut khawatir melihat Junghwan yang tiba - tiba ambruk. Jimin membawanya untuk berbaring di mastras lain. Dengan sigap ia membuka seragam bagian atasnya dan memeriksa denyut jantung beserta nadi Junghwan.
Ia bisa menghela nafas setelah tahu kalau nadi dan denyut jantungnya normal.
" Dia hanya demam. Sepertinya ambruk karena suhunya yang sedang naik - naiknya!" ucap Jimin sambil menyentuh kening, leher dan lengan anak itu.
" Baiklah...kalau begitu kita lanjutkan penilaiannya. Biar Junghwan bersama dengan sabeumnya" Ucap Hongseok kepada para murid yang lain. Pria itu sengaja membiarkan agar Jimin berdua dengan putranya.
Seperginya Hongseok dan beberapa orang lainnya...
Jimin menatap sendu Junghwan yang belum juga terbangun. Ia membenahi seragamnya dan melepas kaos hitamnya sebagai selimut untuk sang putra. Sedangkan pahanya kini digunakannya sebagai bantal.
" Appa..." Gumaman Junghwan tak luput dari pendengaran Jimin.
Pria itu tersentak. Seketika airmata berkumpul pada pelupuk matanya. Ia menahan bibirnya yang bergetar. Beranjak mendekat, Jimin merengkuh bocah itu sambil berkata...
" A-appa di sini sayang..."
Jimin mengangkat tubuh Junghwan ke dalam gendongannya.
" Appa di sini untuk kamu..."
Pria itu mendudukkan dirinya di sebuah bangku panjang, mengamati penilaian yang kembali dilanjutkan sambil sesekali mengecup kecil punggung tangan mungil Junghwan.
" Appa...Junghwan sayang appa..."
Lagi - lagi bocah itu melantur dalam tidurnya, sambil mempererat pelukannya pada leher sang ayah. Jimin merasa sangat terharu. Mendengar Junghwan memanggilnya appa membuat ia ingin melambung ke angkasa luar.
Pria itu ikut semakin mempererat dekapannya sambil menahan rasa sesak yang menghantam dadanya hingga membuat ia kesulitan bernafas. Rasa senang yang bercampur dengan rasa sedih membuat Jimin sekarat.
" A-appa juga menyayangimu nak..." Jimin mengecup pelipis Junghwan yang suhunya begitu tinggi. Ia sangat mendambakan saat ini. Saat - saat dimana ia bisa menggendong putranya dan menumpahkan segala rasa sayangnya yang begitu besar.
" Maafkan appamu ini ya?" Tubuh Jimin bergetar hebat. Di sigarnya surai pekatnya hingga terbelah menjadi dua bagian.
Ia mendekatkan hidungnya pada surai anaknya. Dihirupnya dalam - dalam aromanya yang seperti bayi. Jimin sadar, kalau ada aroma ibunya yang tertinggal di sana. Jimin sangat merindukannya. Ia telah tersiksa begitu lama. Menahan perasaannya yang tidak bisa diutarakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flawless 4 : Behind Blue Eyes ( Lismin) - COMPLETE ✔
FanfictionJimin adalah seorang pria paling buruk menurut banyak laki - laki karena ia meninggalkan anak dan istrinya hanya karena ego. Namun siapa sangka, dibalik semua itu. Jimin adalah suami dan ayah yang rela berkorban segalanya demi keluarga. Buku ini aka...