🌺 Chapter 1 : Arbutus 🌺

946 46 17
                                    

Sore hari yang cerah. Semilir angin berhembus mengibarkan dedaunan kering ke atas langit. Di depan sebuah bangunan megah dominan warna putih. Pria berpakaian serba hitam itu berdiri tegak. Di balik masker hitam yang menutup wajahnya, bibir tipis nan manis itu melengkung karena melihat dedaunan gugur yang berterbangan dengan indah. Gemercik air pada airmancur menarik perhatian. Di sana ada beberapa anak dengan infus dan perban yang sedang berada di tepiannya untuk melihat ikan dalam kolam.

Pria itu melirik jamnya. Sesaat setelah berpapasan dengan seorang wanita yang sangat ia kenali. Kaki jenjang itu melangkah masuk menuju gedung besar di depannya. Derap langkahnya bergema memasuki lorong. Setelah memasuki lift, pria itu mengambil ponsel untuk mengirim pesan kepada rekannya yang menunggu di area parkir.


' Ding '


Denting lift terdengar nyaring karena sepinya ruangan dengan label VIP kelas A itu. Menghela nafas, pria itu segera melangkah kembali. Hingga sampailah ia di ruangan pasien yang letaknya paling pojok. Tangannya yang dibalut beberapa plester bergerak menyentuh jendela tertutup cermin itu. Bibirnya terus mengulum senyuman setelah melihat sosok perempuan yang sedang duduk memunggunginya.

Tubuh itu tenang bak patung manekin yang memiliki rupa ayu. Ia sama sekali tidak bergerak meskipun udara dingin dari AC mengibarkan pelan surainya yang panjang.

" Lalisa..." gumamnya dengan suara nan parau.

" gumamnya dengan suara nan parau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Aku merindukanmu..."


Mari kita melangkah menuju 4 tahun di masa depan, menuju kenangan di mana pria itu selalu menguntit wanita bernama Lalisa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mari kita melangkah menuju 4 tahun di masa depan, menuju kenangan di mana pria itu selalu menguntit wanita bernama Lalisa. Pria kekar yang sudah tidak begitu asing bagi kita, kini tengah duduk santai di kursi kemudi dengan rokok yang menyumpal mulutnya.

' Prakk'

Ia melempar korek itu asal lalu melirik kesal pada sahabatnya yang terus menatap seorang wanita dengan penuh kehausan. Wanita bersurai panjang nan pekat itu kini sedang duduk di sebuah halte untuk menunggu bus. Rautnya sendu, dengan mata yang sesekali mengamati sekelilingnya.

Flawless 4 : Behind Blue Eyes ( Lismin) - COMPLETE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang