7. perkelahian

1.4K 163 39
                                    

Matahari telah terbit. Seisi warga pulau rintis akan bangun pagi. seperti biasa, gempa yang bangun lebih awal tapi bukan hanya dia sendiri saja. Dia sering ditemani buat sarapan bersama seorang gadis pendiam ialah [name].

Mereka saat ini berada dari dapur dan seperti biasa tidak ada yang saling berbicara. Gempa sibuk memasak sedangkan [name] menyiapkan piring dan sendok dimeja.

Selesai dengan pekerjaan yang dilakukan oleh keduanya, [name] berniat pergi membangun kan semuanya tapi ditahan oleh gempa.

"[Name]..biar aku saja yang membangunkan mereka" [name] mengangguk lalu ia duduk didepan meja makan.

Gempa beranjak membangun mereka dan terpaksa masuk kekamar [name] karena ada ice disana. Dia bersyukur beruntung saja ice tidak tidur seranjang dengan [name] karena gadis itu hanya tertidur dimeja belajarnya dalam posisi duduk.

Setelah membangunkan semuanya, mereka segera turun ke meja makan.

.
.
.

Disekolah~

Beberapa menit sesampainya disekolah, mereka dihampiri beberapa murid bisa dibilang geng yang menghampiri blaze kemarin.

[Name] tidak memperdulikan mereka kemudian meninggalkan 7 anak laki laki yang membatu disana. Ice yang melihat kepergian [name] lalu ikut menyusulnya.

"Oy apa kau sudah siap dengan taruhan ku?" Ucap bos geng itu dengan senyuman miring.

Halilintar berdecih dia ingin langsung menghajar bos mereka tapi ditahan oleh gempa. Mengisyaratkan bahwa dia akan kena masalah lagi jika ikut campur.

"Tentu saja aku siap untuk taruhan bodoh mu itu"

Semua sontak terbelalak dengan perkataan blaze.

"Hoh baiklah kalau kau sudah siap.. ayo pergi" ucap bos mereka lansung meninggalkan mereka tidak lupa melirik tajam pada blaze.

'kupastikan kau akan kalah dan aku pasti akan selamat dari 'pria' licik itu'

.
.
.

Dikelas~

"Ah sepertinya aku membuatmu kerepotan yah sampai sampai kau rela bergadang"

[name] baru tiba dikelas tadi dia sedikit terkejut melihat sosok gadis bule yang diakui sebagai sahabatnya itu menunjukkan wajah habis bergadang. Kantung Mata stella terlihat sedikit mengerikan kalau dilihat oleh orang lain.

Gadis itu menuju tempat duduknya dan stella membalikkan kursinya menghadap tempat duduk [name].

[Name] merasa lucu dengan wajah stella seakan-akan tidak memiliki dosa. Dia sadar kalau stella bergadang demi membuat alat alat yang diperintahkan kemarin. Stella suka memaksakan diri walau dari pekerjaan itu sedang membutuhkan istirahat.

"Ah aku gak merasa kerepotan kok justru aku terlalu senang melakukannya hehe".

Stella cengengesan sambil menyipitkan matanya dihadapan [name]. Gadis dingin itu hanya menunjukkan tampan wajah datarnya saja tapi dihatinya merasa khawatir. Kalau bergadang pastinya saat ini dia sangat mengantuk.

"Stella" panggilnya.

"Ya?"

"Pergilah kau ke UKS, istirahat lah disana..kau bisa sakit kalau kau tidak tidur".

Stella tercengo dengan perkataan [name] yang masih berwajah datar. Dia tidak menyangka kalau sahabat nya yang memiliki kepribadian dingin es batu itu ternyata memiliki hati yang peduli.

'apa dia khawatir padaku?' batin stella menatap tidak percaya.

"Berhenti menatap ku seakan-akan aku akan membunuhmu".

Be Near You (Boboiboy Elemental X Reader)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang