38. Kabur

693 69 11
                                    

~BE NEAR YOU ~
🦋🦋🦋
{VOMENT yah prend biar author nya tambah Semangat buat cerita nya}
{Jangan jadi pembaca yang jahat yah prend}
•••
••
°
{Happy reading}



.

.

.

.

.

Masih di hari yang sama, Boboiboy dan kawan-kawan mulai melakukan perjalanan menuju pelabuhan ujung pulau rintis. Tepatnya melewati perbatasan. Hal ini sudah dapat izin dari Markas organisasi. Amato bisa menangani ini. Sisanya panggil Bantuan.

Mereka berjalan menggunakan mobil truk barang, karena itu yang tersisa di markas. Mobil itu milik dari pasukan logistik. Posisi menyetir dikendalikan oleh Solar, di sebelahnya adalah Gempa. Sementara yang lain ada di belakang.

Mobil itu juga mempunyai balok yang memiliki jendela di sekitar. Jadi memudahkan mereka untuk melihat dunia luar.

Mereka juga masih menggunakan pakaian Yang sama. Mereka tidak berpikir untuk keadaan mereka sendiri saat ini, sungguh tim yang keras kepala.

Saat di perjalanan, Gempa dan Solar begitu serius menatap di depan. Satunya menyetir dan satunya lagi sibuk menunjukkan jalan. Melihat keseriusan adiknya, membuat gempa bertanya, "Solar, dari mana kau belajar menyetir?"

Solar tersentak dan berusaha reaksinya tidak merusak perjalanannya. Dia terkekeh canggung.

"Uh, sebenarnya... Aku yang belajar sendiri..." Dia menghindari tatapan dari kakaknya.

"Aku bertanya tentang dari mananya, bukan dari siapa." Pungkas Gempa membuat Solar bergidik. Ia pun menghela nafas.

"Dari markas ayah. Aku diam diam belajar naik mobil agar bisa seperti [Name]."

Mendengar jawaban Solar, Gempa memejamkan matanya dan kembali ke posisi awal. Dia lebih baik terdiam sambil melihat ponselnya yang menampilkan map online. Solar juga sama.

Sementara di posisi belakang, tidak ada yang bicara selain mendengar suara mesin mobil dan melihat pemandangan di luar. Thorn melihat bahwa langit mulai berwarna jingga. Stella mendekati Thorn.

"Sudah mulai sore, apa kau menikmati pemandangannya, Thorn? [Name] suka melihat pemandangan hutan gelap seperti ini." Ungkapan Stella menarik perhatian Thorn begitu juga dengan saudara lainnya. Sepertinya mereka tahu, bahwa Thorn yang paling sedih jika Halilintar dan Gadis itu menghilang.

Thorn, Taufan, dan Blazes sampai berperilaku seperti anak kecil ingin menemukan mereka secepatnya, setelah mendengar Ardi tidak akan membiarkan mereka berdua hidup dalam jangka waktu lama.

"Benarkah? [Name] suka pemandangan seperti ini?"

"Benar. Dia pernah bilang padaku kalau dia sangat suka sampai tersipu."

Blaze yang mendengar itu juga mendekat, "dia tersipu? Yaampun berarti kau yang pertama kali melihatnya tersipu."

"Haha, iya. Aku tahu apa yang dia suka dan tidak suka. Dia selalu bercerita padaku ketika aku butuh teman cerita."

"Tidak heran sih, kau kan sahabatnya." Taufan juga mendekat. Stella terkekeh.

"Aku dan dia sudah seperti saudara kandung. Aku suka berteman dengannya karena dia satu satunya yang menghargai usahaku. Oh yah kalian ingin tahu apa yang [Name] sukai dari kalian?"

Pertanyaan itu membuat mata mereka bertiga cemerlang. "Beritahu kami!"

Stella tersenyum kecil, setidaknya ini menghibur mereka bertiga. Dia tahu cara memancing perhatian, yaitu bercerita.

Be Near You (Boboiboy Elemental X Reader)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang