.
.
.Langit langit dipulau rintis mulai bewarna jingga menanda hari sudah mulai sore. Seperti biasa para murid murid mulai akan berpulang dari sekolahnya namun hal lainnya dengan thorn dan [name] masih berada di kebun.
Tidak lama handphone disaku [name] berdering.
"Halo?"
"[Name] kau dimana?"
"Aku dikebun.. bersama thorn."
"Kalian disana? Baiklah kami akan jemput kalia-"
"Tidak perlu, kalian pulang duluan saja. Nanti kami menyusul."
"Ah baiklah.. Jangan lama lama yah."
Tit!
[Name] mematikan teleponnya dari gempa. Dia tahu kalau saudara lainnya sedang mencarinya karena terakhir dia duluan yang keluar kelas tanpa kasih tahu.
Thorn yang menyadari [name] habis ditelepon segera menanyakan siapa yang memanggilnya. Gadis itu menjelaskan sedikit dan thorn paham dengan maksudnya. Dan temannya thorn yang itu masih ada dikebun itu.
Beberapa detik datanglah seorang guru dan seorang murid perempuan. [Name] tahu Sepertinya yang datang itu adalah ketua club dan pembimbingnya.
"Yaampun banyak sekali tanaman yang rusak disini dan bunga bunganya juga tinggal sedikit."
"Yah itu karena bocah polos itu yang sengaja melakukannya." Ketus sang ketua sambil menunjuk thorn. Sedangkan yang ditunjuk hanya menundukkan kepalanya.
Sepertinya pembimbingnya sudah mendengar kalau kebun sekolahnya sedang ada dalam masalah makanya dia datang kemari. Sang guru mendengus pelan.
"Apa benar kau melakukan itu thorn?" Tanya Sang pembimbing dengan lembut.
"Tidak Bu, thorn tidak sengaja. Tadi thorn ditendan-"
"Halah alasan itu Bu! Kau kan tadi yang urus nih kebun malah jadikan tempat permainan." Ucap ketua tidak terima. "Lihat semuanya bu! Banyak bunga kita hancur karena ulahnya!"
"Astaga." Sang guru memijit pelipisnya.
"Lebih baik hukum saja dia atau..
Keluar kan dari club."
Semua terbelalak.
"Apa kau mempunyai bukti sampai menuduhnya seperti itu nona?"
Semua orang menoleh ke asal suara tekanan dingin yang dimiliki oleh [name]. Gadis itu dari tadi menyimak walaupun dia geram dengan ketua thorn itu dan sekarang ia sudah muak tidak tahan dengan ini. Sang ketua terbelalak kalau [name] menatap horor padanya. Kalau yang ia tatap adalah gadis yang memiliki tampang seram nan kejam.
"Aku tidak memiliki bukti tapi aku melihatnya sendiri. Dia disana."
"Kau melihatnya dalam keadaan apa?" Tanya gadis aura dingin itu dengan tatapan tajamnya yang datar.
"Dalam posisi terbaring itu yang kami lihat." Bukan ketua itu yang menjawab melainkan anggota lainnya yang baru saja datang. Sang ketua hanya terdiam sambil menunduk.
"Terbaring?" Guru itu sedikit bingung sang ketua menuduhnya merusak kebun sekolah dan ditemukan dalam posisi baring?
"Thorn sekarang kau jelaskan apa yang terjadi pada dirimu." Thorn mengangguk namun ia ragu karena sang ketua menatap tajam padanya. Ia tidak tahu berkata apa. Sebuah tangan menepuk bahunya. Ia pun menoleh kesamping mendapati [name] masih menatap kedepan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Near You (Boboiboy Elemental X Reader)✓
Fiksi PenggemarBoboiboy x reader Kamu adalah [name]. Sinopsis : Setelah keluarganya dibantai, dia menjadi bungkam dan memilih waktu sendiri sambil memainkan music boxnya. Kemudian Selama bertahun-tahun tinggal bersama keluarga barunya, [name] tiba merasakan akan a...