40. Terimakasih (end)

1.1K 85 27
                                    

~BE NEAR YOU ~
🦋🦋🦋
{VOMENT yah prend biar author nya tambah Semangat buat cerita nya}
{Jangan jadi pembaca yang jahat yah prend}
•••
••
°
{Happy reading}

.
.
.

"Aku melihat mereka berdua!" Pekik Solar membuat mereka menatapnya langsung.

"Apa mereka baik-baik saja?" Tanya Gempa dengan nafas keraguan.

"Mereka baik-baik saja tapi mereka di kepung." Solar menurunkan teropong yang menempel di matanya. Wajahnya mengkerut dan berkeringat dingin. Matanya memicing kosong saat melihat keduanya di todong dengan senjata.

"Sekarang, kita harus bagaimana?" Taufan bertanya sembari menatap pulau itu. Mereka saat ini masih di tengah laut. Ice mematikan mesin kapalnya dan membiarkan perahu itu mengambang di atas permukaan laut.

Sementara itu,

Ardi menyeringai puas saat melihat Halilintar dan [Name] terkepung di pantai. Pasukannya telah mengepung mereka dengan rapat, tak ada jalan keluar.

"Serahkan diri kalian," Ucap Ardi dengan arogan. "Mungkin aku masih akan berbelas kasihan."

Halilintar mengepalkan tangannya dengan geram. Dia tak ingin menyerah begitu saja. Di sampingnya, [Name] tampak tegang, namun tetap tegar.

Halilintar menatapnya tajam. "Brengsek."

Ardi tertawa terbahak-bahak. "Kau berani sekali, bocah. Tapi kau tak punya pilihan lain."

Sebelum Ardi sempat bertindak, salah satu pasukannya datang mendekat. "Tuan, ada apa ini?" bisiknya.

Ardi menoleh sekilas. "Bawa mereka ke dalam bangunan," perintahnya. "Kita urus mereka nanti."

Pasukan Ardi segera menyeret Halilintar dan [Name] ke sebuah bangunan tua di tepi pantai. Di dalam, ruangannya gelap dan pengap, hanya diterangi oleh cahaya bulan yang masuk melalui jendela kecil.

Sementara itu, di tengah laut, Solar, Thorn, Blaze, Ice, Gempa, dan Taufan sedang kebingungan. Mereka tak tahu bagaimana cara menyelamatkan Halilintar dan [Name].

"Kita harus melakukan sesuatu!" seru Taufan. "Kita tak bisa diam saja!"

"Aku tahu itu, Fan. Tapi kita harus cara menghindari mereka!" Kata Gempa dengan tegas.

Thorn mengotak-atik isi perahu, mencari sesuatu yang bisa membantu. Tiba-tiba, dia menemukan sebuah kotak tersembunyi di bawah kursi. Di dalamnya, terdapat beberapa senjata api.

"Lihat ini!" seru Thorn. "Senjata ini bisa membantu kita!"

"Thorn! Letakkan itu! Benda itu berbahaya!" Teriak Gempa menegur pemuda itu. Raut wajah Thorn tapi Blaze menghentikannya.

"Menakjubkan, Thorn! Sekarang kita bisa menggunakan ini!"

"Blaze."

"Gempa, ini bukan waktunya untuk mengatur. Kita harus menggunakan senjata ini demi menyelamatkan Halilintar dan [Name]," Bujuk Taufan sambil menyentuh bahu Adiknya itu.

"Baiklah.."

Keenam anak itu saling berpandangan. Mereka tak pernah menggunakan senjata api sebelumnya, tapi mereka tahu ini adalah satu-satunya kesempatan mereka.

Dengan tekad bulat, mereka berlayar kembali ke pulau kecil. Di bawah sinar bulan, mereka mendekati pantai dengan hati-hati.

Di dalam bangunan, Halilintar dan [Name] berusaha melepaskan diri dari ikatan mereka. Tiba-tiba, mereka mendengar suara tembakan dari luar.

Be Near You (Boboiboy Elemental X Reader)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang