Genita Si Genit

24 5 0
                                    

"Genit? Gen?" panggil Pelangi yang tak lain ialah temannya Genita.

Genita menaikkan sebelah alisnya. "Kenapa?" tanyanya.

"Liat deh, ke arah jam 3, gilaa ganteng banget tuh cowok. Lo gak niat buat bikin dia baper?"

Genita pun menoleh kearah jam 3 dan ternyata benar, di sana terdapat 2 cowok dengan gayanya yang cool dan juga menurutnya keren.

Mata Genita berbinar. "Wah ... ini sih gak boleh terlewat 'kan, El!"

Genita bangkit dari kursinya sambil membawa jus yang ia pesan tadi, lalu berjalan menuju ke arah cowok itu duduk.

_"Ehkm!_ Boleh duduk di sini? Oh, boleh, oke makasih," ucap Genita sambil duduk di sebelah cowok itu.

"Lah, dia nanya jawab sendiri," celetuk cowok yang di hadapan Genita.

"Suka-suka cecan dong!" sahut Genita lalu menyedot jus yang tadi ia bawa.

Genita mengernyit. "Kok gak manis ya?" gumamnya namun masih terdengar oleh mereka.

"Lo tau gak kenapa jus ini gak manis?" tanya Genita pada cowok yang di sebelahnya.

Cowok itu mengendikkan bahunya. "Gak tau."

"Karena manisnya pindah ke kamu." Gombal Genita sambil mengedipkan sebelah matanya, kemudian pergi dari tempat tersebut.

"Kuy, cari mangsa lagi, El. Barangkali pas di jalan nemu cogan lagi," ucap Genita.

Pelangi memutar bola matanya malas. "Cogan. Cocok digantung!" sahut Pelangi, kemudian keluar dari _caffe_ tersebut.

Lagi-lagi saat di perjalanan Genita melihat sepasang kekasih yang tengah berpacaran di sebuah taman. Mata Genita berbinar kemudian menghampiri sepasang kekasih tersebut. Pelangi hanya memutar bola matanya malas. Entah apa yang akan temannya itu lakukan.

"Mas, Mas. Lagi pacaran ya?" tanya Genita.

Kedua orang itu menoleh. "Bukan urusan lo!" sinis perempuan tersebut.

"Santai dong, Mbak. Mas, tau perbedaannya Mas sama tangga gak?" tanya Genita.

"Gak tau. Emang apa?"

"Kalau tangga itu menuntun jalan turun atau naik ke sebuah ruangan. Kalau kamu itu menuntun masa depan kita bersama."

Pria tersebut nampaknya gugup, pipinya berubah menjadi merah. "B-bisa aja."

"Mas. Beri saya saran dong. Saya 'kan mau ngewarnain rambut, tapi bagusnya warna apa ya? Warna putih kayaknya bagus ya? Tapi saya males ngewarnainnya. Tau gak Mas, caranya ngewarnain rambut warna putih tanpa harus di warnain?" tanya Genita.

Pria itu mengernyit. "Gak tau. Emang gimana caranya?"

"Caranya, menua bersamamu."

Lagi-lagi cowok tersebut terbuai dengan gombalan sang Genita.

"Coba deh Mas liat ke sana." Tunjuknya ke arah pasangan yang lain membuat pria tersebut menoleh.

"Tau perbedaannya Mas sama dia?" tanya Genita.

"Sama-sama manusia?"

"Bukan."

"Terus apa?"

"Kalo mereka manusia, kalo Mas ... BUAYA!" Genita langsung pergi dari tempat tersebut sambil menahan tawanya.

"Kita putus!" ucap perempuan tadi lalu pergi meninggalkan pria tersebut.

Mata pria tersebut membulat sempurna. "Gak! Sayang! Sayang dengerin aku!" teriak pria tersebut.

Event Cerpen Tema BebasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang