Dunia Terbalik

41 11 1
                                    

Kayla menatap kedua gundukan tanah bernisan yang ada di hadapannya dengan wajah penuh air mata. Gadis itu tidak mampu membendung butiran bening dari kelopak matanya agar tidak mengalir membasahi pipinya.

Semua terjadi secara mendadak. Warna kelabu mendadak mewarnai hidupnya. Dunianya tiba-tiba terbalik.

Kayla tidak pernah mempersiapkan dirinya untuk menghadapi hal seperti ini. Ia tidak pernah membayangkan akan kehilangan kedua orang tuanya secepat ini, di usianya yang masih tujuh belas tahun. Kedua orang tuanya mengalami kecelakaan saat melakukan perjalanan bisnis ke luar kota dan langsung dinyatakan meninggal di lokasi.

Kayla yang sejak dulu selalu dimanjakan, selalu dipenuhi segala kebutuhannya, kini harus berjuang untuk hidup mandiri. Namun, apa Kayla mampu menghadapi semua ini sendirian?

Kayla bahkan berpikir untuk melakukan bunuh diri karena merasa tidak bisa apa-apa tanpa kedua orang tuanya. Akan tetapi, niat itu diurungkannya karena ia masih memiliki seseorang yang sangat ia sayangi dan menyayanginya juga. Selama ada Evan—pacarnya—Kayla yakin dapat menghadapi kepergian kedua orang tuanya.

Sayangnya, seminggu setelah kematian kedua orang tuannya, Evan mengakhiri hubungannya dengan Kayla. Seseorang yang Kayla inginkan untuk terus berada di sisinya, memutuskan untuk pergi dan meninggalkannya.

Sebenarnya apa yang terjadi? Apa salahnya hingga dia harus mengalami tragedi seperti ini?

"Kenapa tiba-tiba, Van? Gue ada salah apa sama lo?" tanya Kayla pada Evan mengenai alasan laki-laki itu memutuskan dirinya.

"Enggak, gue hanya lelah aja. Gue merasa, gue enggak bisa berkembang kalau sama lo. Lo anaknya manja. Setiap berpergian, gue juga selalu lo repotin dengan hal sepele, padahal lo bisa lakuin itu semua sendiri. Lo terlalu bergantung sama orang-orang di sekitar lo, Kay."

"Tapi kenapa lo baru bilang sekarang? Kalau dari dulu lo emang enggak suka gue terlalu bergantung sama lo, lo bisa bilang, kan?"

"Ya, awalnya gue enggak masalah. Tapi lama-kelamaan, gue enggak bisa tahan. Apalagi akhir-akhir ini, lo semakin sering hubungin gue dan ajak gue ketemuan. Rasanya, kebebasan gue jadi berkurang semenjak kedua orang tua lo pergi."

"Gue minta maaf kalau sering hubungin lo. Tapi harusnya lo ngertiin posisi gue, gue enggak ada keluarga lagi di sini. Gue enggak ada siapa pun selain lo," lirih Kayla yang mulai menangis.

"Gue minta maaf, Kay." Setelah mengucapkan kata maaf, Evan pergi meninggalkan Kayla di kafe, tempat mereka ketemuan.

Kayla tidak menyangka bahwa hubungannya akan kandas karena alasan seperti ini. Kenapa Evan mencampakkannya? Di saat ia sedang membutuhkan seseorang untuk bersandar.

***

Dua minggu terlalui. Sejak kedua orang tua Kayla meninggal, ia tinggal seorang diri di rumah besar ini. Pembantu serta supir keluarganya, Kayla berhentikan karena tidak memiliki banyak uang untuk menggaji mereka. Ia menghidupi dirinya dengan peninggalan uang orang tuanya, sambil mencari kerja part time untuk mendapatkan uang dalam membayar uang sekolah dan kebutuhan lainnya.

Hari ini, Kayla kembali mencoba mencari kerja part time. Selama ini, Kayla tidak pernah tahu bagaimana perusahaan ayahnya berjalan. Kayla hanya tahu meminta. Dan semua hal yang dimintanya selama ini, tidak pernah tidak dipenuhi oleh ayah maupun ibunya.

Ayahnya adalah seorang pengusaha perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang baju dan tekstil. Ibunya membantu ayahnya mengelola dan mengembangkan perusahaan dengan menjalin banyak relasi dengan perusahaan lain.

Tanpa Kayla duga, apa yang dibangun oleh ayah dan ibunya, runtuh seketika karena kedua orang tuanya terlibat hutang akibat kasus penipuan. Hal ini diketahuinya setelah kedua orang tuanya meninggal. Ada renternir yang menagih hutang kepada dirinya. Beberapa barang mewah di rumahnya dibawa oleh renternir untuk melunasi hutang ayahnya.

Event Cerpen Tema BebasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang