Anak Kecil Itu Menatapku

19 3 1
                                    

Aku mengangkut beberapa barang dari luar ke kamar apartemen baru ku tetapi ada anak kecil berdiri menatapku dengan tatapan tajam dengan permen di tangan kanannya.
“Anak kecil itu menatap kakak” tunjukknya ke sebelah kiri ku.
Aku tertawa menganggap ini lelucon dan meninggalkan anak itu sambil terkikik dalam hati.

Aku memosisikan badanku agar nyaman untuk tidur tapi aku tetap tidak bisa tidur akibat suara tertawa anak kecil, aku kesal dan menganggap anak tadi siang yang melakukannya untuk menakuti aku! Dan aku tetap berusaha tidur walaupun terganggu dengan suara itu.
Aku menatap kesal ke Ibu anak kecil kemarin siang,

“Bu! Kemarin anaknya ketawa ya? Malam-malam lagi! Jam dua belas malam!” tanya aku sambil memprotes
“Enggak kok! Anak saya sudah saya aluni sejak jam delapan malam..” jawab Ibu itu dan membuat aku melotot kaget
“Kakak! Kenapa anak kecil itu terus menatap kakak?” tanya anak itu tetap menunjuk ke arah yang sama
“Sst! Dedek!” peringat Ibu itu membuat anak itu terdiam mendengar perkataan Ibunya dan pergi begitu saja seolah-olah tidak mengatakan apa-apa. Aku pun melupakan perkataan anak itu dan berusaha santai saja ke kampus,

“Maurel! Itu anak kecil ngikutin kamu terus..” jelas Erna teman ku dan perkataannya membuat aku terkejut
“Ish! Erna!” pekikku kesal dan Erna tersenyum lalu berjalan mengelilingi aku sebanyak tiga kali yang membuat aku bingung “Ngapain sih?” tanya ku kesal “Coba liat ke kiri” jawab Erna tersenyum simpul dan aku ikut saja melihat ke kiri
Anak kecil itu menatapku.. dengan wajah pucatnya, mata hitam,hanya memakai celana hitam pendek
Aku melotot kaget dan spontan berteriak “AAAAA” dan aku pingsan. Aku terbangun di UKS dan bertemu Erna
“Gimana, aku gak bohong kan?” tanya Erna
“Iya! Gak!” jawabku dengan kesal dan ternyata, anak itu masih saja mengikutiku “Dia ngapain sih ngikut terus!” pekikku kesal membuang wajah
“Dia mau ngasih tahu sesuatu kali” jelas Erna simpul
“Ih! Sana jauh-jauh! Kamu nyeremin!” pekikku mengusir anak itu dan ternyata, anak itu pergi dengan perasaan sedih
“Kakak gak suka sama aku..” ucapnya sedih sebelum menghilang entah kemana
Aku mematut-matut diri di kaca bingung pakai dress yang mana.
Yang warna pink,biru, lilac atau hijau yang membuat aku galau memilih dress padahal aku ada kencan dengan Jack
“Yang lilac aja kak! Terus nanti make-up nya jangan tebal-tebal! Bedak,liptin sama sedikit eyeshadow!” jawab seseorang dari kursi meja rias dan aku berbalik
“Kamu lagi! Ih!” pekikku kesal
“Cobain dulu kak! Baru ngeluh!” tawa anak itu berpindah ke kasur lalu aku mencoba saran anak itu. Jack tampak terpesona melihat pakaianku
“Kamu cantik! Yuk!” aku terkejut mendengar pujian Jack ternyata anak itu benar.
“Nama kamu siapa sih?” tanya aku penasaran
“Namaku Jibril..” jawab Jibril
‘Nama itu seperti nama adik Jack’ pikirku
“Nama pacar kakak siapa?” tanya Jibril
“Jack.. memang kenapa?” jawab ku sambil bertanya pula seketika wajah Jibril berubah
“Kakak sama dia?” tanya Jibril kaget
“Kenapa?” tanya ku
‘Gak.. belum saatnya kakak ini tahu yang sebenarnya’ pikir Jibril
“Enggak kak! Hati-hati aja...” jawabnya dengan wajah menyembunyikan sesuatu
“Bener nih?” tanya aku kembali dan diangguki oleh Jibril.

Aku menatap sekelilingku banyak sekali hantu ternyata ini yang di rasakan Erna sedari kecil
“Jibril kenapa hantu itu energi nya negatif ya?” tanya aku pada Jibril yang terus mengekori aku kemana-mana
“Artinya dia hantu jahat kak! Bisa aja membunuh seseorang!” jawab Jibril dan aku mengangguk-angguk lalu berjalan lagi sementara orang-orang berbisik sinis dan mengatakan aku wanita panggilan karena aku tidak tahu apa-apa aku segera menuju mading sekolah dan tampak foto ku berpakaian minim akhlak
“Ini siapa yang lakuin?!” tanyaku berteriak marah yang membuat aku seperti monster dan Jibril yang kewalahan harus merasuki seseorang
“Kak! Stop! Kakak gak bisa seperti ini! Kakak energinya terlalu kuat! Stop!” Jibril berusaha memegang pipiku untuk meredam amarahku yang membuat aku terduduk lemas
“Sisi jahat kakak terlalu kuat! Kakak bisa membunuh orang! Kakak harus bisa mengontrol amarah!” aku mengangguk lalu Jibril keluar dari tubuh entah siapa itu yang membuat aku lemas
“Maurel! Are you okay?” tanya Erna terkejut
“Aura kamu negatif dan kuat banget! Kamu habis ngamuk ya?” tebak Erna memeluk aku dan aku mengangguk
“Kamu anak spesial Maurel.. kamu harus bisa ya?” Erna memeluk ku dan aku tahu karena aku lahir di malam Satu Suro.
”Maksud kamu spesial apa?” tanya ku
“Anak yang lahir satu suro biasanya punya mata batin yang udah kebuka gitu bahkan mereka punya ilmu yang bisa melihat masa depan dan masa lalu! Kalau kamu, memiliki sisi jahat berenergi negatif dan membahayakan seseorang makanya kamu harus bisa mengontrol emosi karena kamu juga punya jin kodam kenapa? Karena kamu keturunan mataram!” jelas Erna panjang lebar
“Oh..” lama-lama aku mengantuk dan tertidur di perpustakaan dan Erna tersenyum simpul lalu memijat leher ku
Aku melihat pembunuhan yang dilakukan pacar ku sendiri ke
“Erna? Jibril?” aku melihat itu secara detail dengan mata kepalaku sendiri dan aku terbawa ke kenyataan kalau mata batinku sudah lama terbuka sama seperti perkataan Erna, selama ini Erna sudah meninggal bersama Jibril dan Jack pelakunya!

Aku keluar perpustakaan dan menangis sambil memegang buku tahunan kampus di tahun 2001 dimana ada Erna yang tampak tersenyum, selama ini aku sendiri... aku tidak punya teman.. aku menangis menerima kenyataan yang sungguh pahit ini.

“Jack! Iya Jack!” aku bergegas ke rumah Jack dan aku lupa mengontrol emosi ku sampai sisi jahat ku hampir membunuh Jack
“Maurel! Jangan lakukan itu! Dia memang salah! Tapi kami sudah memaafkannya.. lepaskan Jack!” teriak Erna yang membuat aku melepasnya dan terduduk lemas dan lama kelamaan aku pingsan.
“Kamu harus bisa meng-ikhlaskan kami.. terimakasih bantuannya.. aku sangat menyayangi kamu..” Erna memelukku begitupun Jibril lalu mereka pergi menghilang dari pandanganku
Aku menyaksikan penangkapan Jack dengan mata bengkak dan wajah penuh dendam. “Terimakasih selama ini kamu membuat aku merasakan namanya sahabat” aku menaruh bunga di makam Erna dan Jibril lalu pergi. Aku harus bisa mengikhlaskan kepergian mereka yang begitu cepat.

Terimakasih Maurel atas ceritanya! Semoga kamu juga tenang disana.. makasih sudah mau menjadi temanku.. bye!

***

Bionarasi:
Inayatul Fadhliyah Mabrur atau akrab di sapa Naya adalah wanita biasa yang suka menulis karya di akun Wattpadnya yaitu @Naya6106. Masih berstatus pelajar dan sangat aktif di Instagramnya yaitu @naya2120_ sekian..

Event Cerpen Tema BebasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang