Yeyy double upnnihhhh!!!!
Yang belum baca chapter sebelumnya dulu yaaaaaa
Jangan lupa vote dan commentnya ya♡-!!!!
Happy reading❤❤
Jeffrey melangkah menyusuri koridor dengan Jessie disebelahnya. Raut wajah keduanya nampak khawatir. Bel pulang sekolah sudah berbunyi lima belas menit yang lalu namun batang hidung Lisa tak kunjung nampak. Keduanya akhirnya memutuskan untuk ke Kamar mandi untuk mencari gadis itu.Brak
Jeffrey mendorong kasar pintu berwarna putih itu, matanya membuat diikuti pekikan tertahan Jessie ketika melihat tubuh Lisa yang terkulai lemas disana. " Jeffrey cepat angkat dia! " Jessie menapuk-nepuk lengan Jeffrey.
Cowok berdimple itu mengangguk dengan cepat membungkuk membopong tubuh mungil Lisa. Keduanya berlari cepat menysuri koridor menuju parkiran. Jessie masuk kebagian tangah kemudian membantu Jeffrey memposisikan Lisa dengan kepala gadia itu dipahanya.
" Jeff cepat....." Jessie melirih.
Jeffrey mengangguk kemudian menacap gas, melajukan kendaraan berroda empat itu dengan kecepataan maksimal namun tetap berhati-hati. Jessie mengigit kukunya---kebiasaan ketika dia panik. " Jeff Gue takut "
Jeffrey menggeleng kuat " Lo harus tenang Jess, dia ga akan kenapa-kenapa kok gue janji "
Lima belas menit keduanya sampai di rumah mewah keluarga Wiratmaja. Jeffrey kembali menggendong tubuh Lisa ala bridal style. Keduanya melangkah masuk kedalam kamar Lisa, Jeffrey segera menelfon dokter.
Jessie menggengam tangan Lisa
" Sa..... Kenapa bisa gini...."Jeffrey memejamkan matanya erat ketika Jessie bertany
" Jeff lo janji Lisa ga akan kenapa-kenapa 'kan? " kemudian hanya bisa mengangguk singkat.Dua puluh menit dokter bernama Wendy datang dengan gurat khawatir di wajahnya. " Kenapa bisa gini! " serunya memasuki kamar beruansa kuning cerah itu.
" Ga tau kak Wen, kita lengah...."
Wendy mengangguk tak mau mengulur waktu segera memriksa kondisi Lisa namun gerakannya terhenti mendapati luka sayat dipergelangan gadis itu. " Lagi....." lirihnya.
" Lisa ga papa 'kan kak Wen "
Wendy menghela nafas kasar
" Kalian bisa lebih awasin mereka 'kan? Mulai lagi self harmnya...... Dan kemungkinan dia juga ga minum obatnya dengan teratur keadaannya memburuk "Nafas ketuganya tercekat Jessie menteskan air matanya " Sa...."
" Jadi dia bohong ya, katanya selalu minum obat dengan teratur " Jeffrey menyandarkan tubuhnya pada dinding mengusap wajahnya, frustasi.
" Jangan barin Lembayung tau " ucap Wendy kemudian menghela nafas lirih.
" Gue ga bisa lama-lama ada pasian yang harus gue tanganin, sorry oh iya kalian cek stok obatnya Lisa ya kalo udah mau habis bilang sama gue " ucap Wendy menepuk bahu kedua muda-mudi itu.
" Jeff dia bohong....."
🥀🥀🥀
Jeon menghela nafas kasar sudah lebih dari seratus lima puluh pesan dia kirimkan pada sang kekasih namun tak kunjung di jawab bahkan sekedar dibaca pun tidak. Akhirnya memutuskan untuk mendatangi rumah sang kekasih. " Bang! Kak Lisa sakit " itu suara Sabila.
Jeon menghentikan langkahnya " Ya terus? Apa urusannya sama gue? " tanyanya tak acuh.
Sabila berdecak melangkah mendekat pada Jeon " Jangan bego kak, gue pun yakin hubungan lo sama kak Rosa ga akan berujung mulus kayak yang lo pikirkan "
" Oh! Gimana bisa berujung mulus kalo cara lo kotor " ucap Sabila dengan senyum meremahkan.
Jeon menatap sang adik dengan tatapan sulit diartikan, tangannya mengepal menahan gejolak dalam dirinya. " Bukan urusan lo Bil "
Sabila terkekeh sinis " Lihat aja nanti, karma itu nyata kak "
" Karma ya? Emang salah gue apa? "
Sabila menghela nafas kasar
" Kak tolong lah, lo coba buat ngertiin kak Lisa. Lo ga perlu putusin pacar lo kak cukup ada buat dia dan bersikap lembut juga hangat ke kak Lisa "Kini Jeon yang terkekeh sinis disana " Sabila lo tau gue ga pernah suka sama dia! Ga pernah sayang dan ga pernah cinta Bil "
" Udah Bil ngomong sama manusia batu kayak dia ga akan ada habisnya " Wisnu muncul dari kamarnya.
" Oh iya gue lupa Mas hehe " Sabila berucap dengan melemparkan tatapan sinis pada Jeon kemudian melangkah menuju kamarnya.
" Kenapa? "
" Ga papa, gue pergi dulu " Jeon berjalan melangkah meninggalkan rumah mewahnya itu.
Motornya di bawa melaju menyusuri jalanan ibu kota. Hingga sampai oada sebuah bangunan mewah. Cowok itu mengeluarkan ponselnya mencoba menghubungi sang kekasih. Dan bersyukurlah dia ketika panggilan itu terhubung.
" Sa, aku didepan " tak ada jawaban namun beberapa saat kemudian pintu berwarna putih gadis itu terbuka menampilkan sosok Rosa dengan hoodie oversize dan celana jenasnya.
Panggilan dimatikan oleh gadis itu " Kenapa? " tanyanya ketika dia sampai dihadapan Jeon.
" Maaf...."
" Ga perlu "
Jeon menyerahkan boneka berbentuk beruang yang sedari tadi dia sembunyikan dibalik tubuhnya " Ini deh "
" Kamu pikir aku bakal luluh? " tanya Rosa menaikan sebelah alisnya.
" Mau atau enggak? "
" Ihh Jeon kamu tuh ya! Tau aja siii " Rosa mengerucutkan bibirnya kemudian meraih boneka berbentuk beruang itu.
" Hahaha iya dong, jadi di maafin ya? "
Rosa mengngguk " Iya! "
Jeon tersenyum membawa gadis bertubuh ranping itu dalan dekapannya " Makasih dan maaf sayang "
" Heeh jangan diulangi ya aku ga suka Jeon " ucap Rosa.
" Iya enggak kok "
🥀🥀🥀
Berharap kalian betah sama cerita yang bakal bikin kalian kesel ini╥﹏╥
See you❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey Jeon!!
Fanfiction" Hey Jeon!! " Siapa yang tak tahu Lisa? Gadis yang akan selalu berteriak keras di koridor sekolah, gadis yang dengan gemblangnya menyatakan cinta pada pemuda yang sudah jelas-jelas memiliki kekasih. Jeon pun jengah-jengah dengan semua sikap Lisa, D...