Haiiiii up lagiii nih!
Hey maaf ya kalo beberapa waktu lalu jarang up, aku punya urusan rl yang pastinya jadi proritasku.
By the way thank you so much for 5K vote udah lebih malah! Ga nyangka bakal secepet ini, thanks😭❤❤
Makasih banyak pokoknya untuk semua antusias kalian🤗💜
Happy reading💛💜💛💜
Jangan lupa vote dan commentnya💙💙
Malam ini Jeon merenung di hadapan jendela kamarnya. Rintik gerimis di luar sana semakin mendukung acara kegalauannya malam ini.
Tadi selepas pulang sekolah dia mengikuti Lisa dan Elang ke sebuah petshop. Melihat interaksi kedua sejoli itu benar-benar sangat manis membuatnya kesel bukan main, tapi dia bisa apa selain menyimpan kekesalan untuk dirinya sendiri.
Penyesalan soal menyia-niyakan gadis itu sepertinya sudah tak berguna lagi. Dia sudah berusaha lho walau hanya dengan memberikan sepucuk surat dan makanan yang berbeda di loker gadis itu. Jeon sangat yakin juga Lisa mengenali tulisan tangannya tapi kenapa gadis itu tak kunjung peka?.
Tiba-tiba dirinya mengingat sosok Semilir---ibu dari Lisa yang kehadirannya sangat berarti untuknya. Dulu salah satu ginjalnya rusak sosok Semilir datang padanya dengan lembut ngelelus rambutnya kemudian meyakinkannya untuk tetap hidup. Wanita itu dengan suka rela memberikan salah satu ginjalnya untuk Jeon memberikan secercah cahaya kehidupan pada si cowok itu.
Duli dia pernah berjanji pada Semilir " Aku Janji Bunda! Aku akan menemani Lisa bermain, menjaga Lisa juga! Pokoknya aku nggak akan biarin orang lain nyakitin Lisa! Aku sayang sama Lisa lho! " katanya saatnya. Memang benar dia tak membiarkan seorangpun menyakiti Lisa namun yang menyakiti Lisa justru dirinya sendiri. Dia sungguh-sungguh ketika berkata bahwa dia menyayangi gadis itu. Hanya saja dia tak suka terikat pada sebuah hubungan ketika usaianya masih begitu muda, hanya itu sebenarnya.
Dengan hela nafas kasar jemarinya mulai memetik gitar kesayangannya. Lagu Eyes, Nose, Lips milik Taeyang Big Bang dia senandungkan dengan indah.
" Mianhae mianhae hajima
Naega chorahaejijana
Ppalgan yeppeun ipsullo
Eoseo nareul jugigo ga
Naneun gwaenchanaMajimageuro nareul barabwajwo
Amureochi aneun deut useojwo
Nega bogo sipeul ttae
Gieokal su itge
Naui meoritsoge ne eolgul
Geuril su itgeNeol bonael su eomneun naui yoksimi
Jipchagi doeeo neol gadwotgo
Hoksi ireon na ttaeme himdeureonni
Amu daedap eomneun neoBabocheoreom wae
Neoreul jiuji mothae
Neon tteonabeoryeonneundeNeoui nun ko ip-"
" JEON!!! " Jeon menoleh malas pada pintu setelah namanya di teriakkan keras oleh sang Bunda.
" Apa Bunda? " tanyanya ketika sang Bunda memasuki kamarnya.
" Nih, Bunda baru aja buat biskuit coklat lho. Bisa nggak kamu anterin ke rumah Lisa. " ujar sang Bunda.
Wajahnya seketika berubah menjadi cerah dengan cepat bangkit dari duduknya dan meletakkan gitar di tempat semula. Menyambar biskuit ckolat itu dari tangan sang bunda " Bisa dong Bun. " ucapnya.
" Bagus-bagus. " ujar Isabella kemudian melenggang pergi.
Dengan senyum lebarnya ia melangkah keluar dari rumah untuk menuju rumah si gadis yang terus memenuhi kepalanya.
🥀🥀🥀
Lisa tersenyum kikuk " Makasih ya. " ucapnya.Jeon mengangguk memperhatikan gadis itu dari atas sampai bawah, cantik adalah satu kata yang dapat mendeskrepsikan Lisa malam ini di mata Jeon. Padahal gadis itu hanya mengenakan setelan baju tidur bergambar kucing dengan rambut yang di cepol asal. Lalu tanpa sepatah katapun memilih duduk di sofa ruang tengah tanpa di persilakan.
Lisa membelalakkan matanya dengan alis terangkat keatas menatap cowok bergigi kelinci itu penuh keheranan. " Ngapain? " tanyanya.
Jeon terkekeh pelan menyilangkan kakinya kemudian mengeluarkan ponsel dari sakunya. " Duduk. " jawabnya santai.
" Eum? Maksudku kamu nggak langsung pulang? " tanya Lisa kemudian memukul mulutnya sendiri.
" Lo ngusir gue ceritanya? " tanya Jeon menolehkan kepalanya pada gadis itu dengan wajah yang berubah menjadi datar.
" Hah? Eh enggak bukan bukan gitu lho maksudnya. " Lisa gelagapan sendiri bingung mau menjawab apa. Memang tidak bermaksud mengusir hanya keheranan menyelimuti pasalnya biasanya setelah memberikan makanan atau barang yang di titipkan Isabella cowok itu akan langsung pulang alih-alih duduk di sofa bak tuan rumah.
" Lo ga jadi beli kucing? " Jeon taahu jawabannya walau tak tahu alasannya, lantaran memang mengikuti Lisa dan Elang hingga sampai ke rumah gadis itu.
Lisa sempat terkejut lagi namun segera menormalkan ekspresinya. " Enggak jadi, nggak ada yang sesuai gitu lho. "
Jeon mengangguk " Oh gitu, by the way lo bisa ngajarin gue fisika sama kimia ga? " tanyanya lagi, entahlah dia hanya tak ingin cepat-cepat pulang ke rumah sudah nyaman pada posisi duduknya sekarang atau karena masih ingin bersama Lisa.
Lisa mengangguk " Bisa-bisa, kapan? "
" Besok malam? "
" Oke! Bisa kok. " ucap Lisa yang lantas menarik kurva melengkung ke atas pada wajah tampan Jeon.
Cowok itu beranjak berdiri menghampiri gadis itu kemudian tanpa sepatah katapun mengusap pucuk kepala Lisa dengan gerakan lembut. Lisa terpaku di tempatnya bahkan tak sama sekali bergerak saat ucapan selamat malam terdengar manis dari belah bibir Jeon yang segera berlalu pergi. Sangking terkejutnya Lisa sampai termengu beberapa menit setelah Jeon pergi.
" HAH!? " Lisa memekik terkejut disana. Memegangi dadanya tepat pada jantungnya yang berdetak berkali-kali lebih cepat.
" DIA KERASUKAN APA SIH!? INI AKU CUMA MIMPI KAH?! TAPI INI NYATA BANGET! ADUH JANTUNG AKU GA SEHAT NIH BENERAN DEH RASANYA DEG DEGAN BANGET! " Lisa berteriak histeris dengan wajah tak percayanya.
" ADUH INI KOK DIA JADI BEGINI HARUSNYA KAYAK BIASANYA AJA GA MEMBAHAYAKAN KESEHATAN JANTUNG INI! "
" AHKKKKK "
Betulan deh rasanya jantung Lisa sedang berdisko di dalam sana. Aduh kalo Jeon manis begini 'kan Lisa yang ga kuat, meleyot deh dia. Niat hati mau menghapus rasa malah di bawa terbang lagi ke langit ke tujuh. Haduh harusnya yang mengantar biskuit coklat itu bukan Jeon 'kan jadinya Lisa jadi semakin susah menghapus rasa.
See you💜💜
Stay save and stay healty guys💛💛
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey Jeon!!
Фанфик" Hey Jeon!! " Siapa yang tak tahu Lisa? Gadis yang akan selalu berteriak keras di koridor sekolah, gadis yang dengan gemblangnya menyatakan cinta pada pemuda yang sudah jelas-jelas memiliki kekasih. Jeon pun jengah-jengah dengan semua sikap Lisa, D...