22. Kematian Sang Bunda

2.3K 317 79
                                    

Wow ! 

Chapter kemarin votenya naik cepet banget !  Bisa ga ya chap ini kayak gitu juga🤔🤔

Ini agak ga jelas sie, tapi cukup penting menurutku.......

Jangan lupa buat pencet bintang di pojok bawah kiri dan ketikan comment yaaaaa🤗❤

Happy Reading❤❤

Pukul dua dini hari Jeon terpaksa bangun ketika suara petir menggema begitu keras

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pukul dua dini hari Jeon terpaksa bangun ketika suara petir menggema begitu keras. Hujan turun begitu deras dengan suara petir mengiringi.

" Jeon ! " seruan sang Bunda mengalihkan atensinya.

" Kenapa Bun "

Wajah wanita paruh baya itu nampak panik " Kamu kerumah Lisa sekarang bisa? " tanyanya.

Jeon mengerutkan dahinya " Huaj gini lo-"

" Ya karena hujan gini Jeon, Lisa takut petir " ucap Isabella dengan wajah paniknya.

Dengan sebuah hela nafas kasar Jeon mengangguk singkat " Ya " gumamnya.

Isabella tersenyum lega " Oh, payungnya ada di deket rak sepatu ya Je!!! " ucapnya setengah berteriak ketika langkah Jeon sudah mulai menapaki anak tangga.

Mengingat perbincangan keduanya tadi malam membuat cowok dengan gigi kelinci itu membuang nafas gusar. Langkahnya semakin dekat, setelah sampai segera masuk tanpa permisi.

" Aaaaakhhhh Bunda! " teriakan Lisa dari atas sana membuat Jeon buru-buru berlari menghampiri gadis bermata bulat itu.

Lisa menekuk lututnya dipojokan kamar. Gelap dan berantakan---tumben sekali kamar gadis itu bak kapal pecah. " Sa? " Jeon memanggil pelan menghampiri si empunya kamar.

Lisa mendongak dengan wajah yang nampak begitu kacau. Tangan si gadis terangkat " Je to-tolong.....a-am-ambil-in it-u " tunjuknya pada meja belajar.

Jeon mengeryit namun kemudian mengangguk " Obat penenang? " gumamnya bertanya ketika hanya menemukan sebuah botol kecil kodong dengan sebuah lebel.

" Je-hiks....cepet hiks Bun-Bunda...."

Jeon menggeleng pelan dengan gerakan gesit melangkah menuju pada Lisa. Mendekap tubuh bergetar si gadis " Jeon uhuk...hiks Bunda!  Bunda!  "

" Lo kenapa? "

" Bunda hiks.....Lisa mau Bunda " gadis itu terus bergumam dengan tatapan.kosongnya.

" Sa?  Lisa? Lo denger gue " Jeon memanggil gadis itu, menggoyangkan bahunya namun tak ada respon selain tatapan kosong yang dia lihat. Matanya tak lagi menampakan binar terang seperti biasanya yang ada hanya sorot terluka dan kehampaan.















Hey Jeon!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang