25. Pembatalan

2.6K 347 42
                                    

Hey maaf baru up

Niatnya mau up kemarin kan tapi kepalanya tiba-tiba pusing jadi mood ngetik turun banget. Karena sekarang kepalaku udahnga pusing jadi bisa up walau pendek dan ga jals.

Ada yang nunggiin ga?

Btw aku mau vaksin yang ke2 nanti yuhuuuuu
Udah ga takut lagi, soalnya vaksin pertama ga sakit😭

Udah deh langsung baca aca kalian

Jangan lupa vote dan comment❤

Happy reading❤

Lisa melangkah pelan, menuju kamar kedua orang tuanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lisa melangkah pelan, menuju kamar kedua orang tuanya. Mengetuk beberapa kali pintu berwarna putih gading itu kemudian tak lama terdengar sahutan dari dalam.

" Kenapa sayang? " Anara bertanya dengan nada lembutnya seperti biasa.

Lisa mendudukan dirinya di sebelah sang mama " Ayah belum pulang Ma? " tanyanya.

Anara menggeleng " Belum sayang, Ayah pulangnya masih agak lama kayaknya "

Lisa mengangguk dengan mulut membulat. Gadis itu memilin ujung piyama yang dia kenakan dengan wajah gusar. " Ada apa Alisa? Jangan ragu-ragu buat ngomong sesuatu sama Mama " ucap Anara yang menyadarai kegusarakan sang putri.

Lisa menyengir, agaknya dia lupa Mamanya ini memang amat sangat peka. " Ma kalo peetunangan aku sama Jeon di batalain aja boleh ga? "

Wajah terkejut Anara tak dapat di sembunyikan, wanita itu menoleh cepat dengan dahi bergelomboangnya " Loh? Kamu kenapa? " tanyanya.

Lisa menghembuskan nafas lirih " Ma, Jeon ga suka aku. Jeon ga suka kayak gini Ma, dia mau bebas tanpa ikatan Ma. Lagipun aku ga minta buat di jodohkan sama Jeon Ma, padahal jadi sahabat Jeon kayak dulu aja udah cukup " ucapnya.

Anara mengelus surai Lisa dengan lembut " Kamu ga papa sayang? "

" Aku ga papa kok Ma, batalin ya " ucap Lisa.

" Ya, nanti Mama omongin dulu sama Ayah kamu dan prang tuanya Jeon ya " ucap Anara setelah menghembuskan nafas kasar.

" Makasih Ma "

Anara memeluk tubuh Lisa dengab erat " Sama-sama sayang, Makasih banyak ya audah bertahan sejauh ini " ucapnya.

Lisa tersenyum " Makasih Mama udah mau ngurus aku dengan baik selama ini, di terima sama mama dan kak Bayu itu udah bahagia banget apa lagi di perlakukan like a queen gini huhu "

" Kamu pantes dapat perlakuan baik sayang " ucap Anara.

Setelahnya pelukan terurai, Lisa memilih segera keluar dari kamar itu. Langkahnya di bawa menuju kamarnya. Membuka sebuah ruangan rahasia di balik rak buku miliknya. Ruangan itu di penuhi lukisan miliknya mulai dari ukuran besar hingga kecil dan di dominasi wajah Jeon disana.

" Aku benar-benar menyerah melepaskanmu mungkin memang jalan yang paling baik untuk kita " ucap Lisa dengan matanya yang sudah berkaca-kaca.

Lisa menatap figura paling besar yang ada disana, itu fotonya bersama yang Bunda. " Bunda, Lisa kangen " ucapnya.

🥀🥀🥀

Jeon mengusak rambutnya kasar, dia sudah mendapatkan kamera dashboard milik Jeffrey dan Yudistira namun belum sempat mengeceknya. Pemuda itu melangkahkan kakinya menuju balkon kamarnya. Sore ini terlihat cerah, dengan cahaya kekuningan dari matahari. Pemuda itu mengarahkan atensinya, ke balkon kamar milik Lisa. Biasanya sore-sore begini Lisa akan selalu stay di balkon dengan seperangkat alat lukisnya. Namun kali ini tidak korden di kamar gadis itu pun tertutup tak seperti biasanya.

Jeon memukul kepalanya sendiri meeuntuki kebodohannya. Karena entah kenapa beberapa hari belakangan dia jadi memikirkan Lisa si? Harusnya dia senang karena gadis yang dia  anggap sebagai parasit kini tak lagi menempel pada dirinya.

" Woy Bang "

" Apa si Bil " Jeon mendengus kesal disana.

" Lo tau ga, kak Lisa mau batalin perjodohannya. Seneng 'kan lo? " ucap Sabila dengan wajah kesalnya.

Jeon terdiam kemudian mengangguk " Oh ya bagus dong " ucapnya.

Haha iya bagus kan

" Cih, udah deh gue males sama lo. Andai lo bukan abang gue udah gue jadiin makanan piranha lu Bang " ucap Sabila yang sudah benar-benar muak dengan sang abang.

" Dih? Kalo gue mati nanti lu nanges " ucap Jeon.

" Amit-amit nangisin lu, udah ah gue mau keluar bye bye " ucap Sabila kemudian berlalu pergi.

" Mau kemana lu monyet? "

" Jalan lah sama pacar! " seru Sabila.

" Wah gue bilangin Mas Wisnu nih " ucap Jeon.

" Bodo amat kampret " ucap Sabila tak perduli.

Jeon kembali lagi dengan keterdiamannya setelah memilih tak.membalas ucapan si bungsu. Lagi-lagi hela nafas kasar keluar dari dirinya. Jujur saja ada sudut dalam hatinya yang tiba-tiba merasa kehilangan, namun dia terlalu naif enggan menyadari dan enggan untuk mengerti perasaannya sendiri.

Memilih mengabaikan sesak yang tiba-tiba mencekik, Jeon melangkah menuju kamera dashboard milik kedua orang yang dulunya pernah sangat dekat dengannya. Mengeceknya untuk memastikan siapa yang mensabotase motornya di malam itu.

Jeon mendesah kesel kamera dashboard milik Jeffrey tak mengarah ke motornya, jadi tak ada yang terrekam kecuali jalanan malam itu. Lalu dirinya segera mengecek milik Yudistira, matanya membola lebar.

" Cih jadi dia? Brengsek " umpatnya dengan wajah kesalnya.

" Cih jadi dia? Brengsek " umpatnya dengan wajah kesalnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alasan aku baru up :

Tugas banyak
Kasilan baca Au Twitter😭 kayaknya harus menjuh dari apk berhuruf depan T + logo biru😭

Tapi kemarin kepala pusing sama mood ga baik juga si
Tapi udah baik lagi moodnya karena martabak hehe

Okay bye ga jelas

See you❤❤

Hey Jeon!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang