" Hey Jeon!! "
Siapa yang tak tahu Lisa? Gadis yang akan selalu berteriak keras di koridor sekolah, gadis yang dengan gemblangnya menyatakan cinta pada pemuda yang sudah jelas-jelas memiliki kekasih. Jeon pun jengah-jengah dengan semua sikap Lisa, D...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" Jeon inget ga awal kita ketemu dulu? " Lisa bertanya dengan kepala yang di tolehkan pada Jeon.
Jeon menggeleng, terlalu malas juga untuknya mengingat-ingat. Lagipun kehadirannya di kamar Lisa siang ini juga karena paksaan dari sang ayah, katanya menemani Lisa yang sedang sakit. Memang iya Lisa sedang kurang enak badan makanya atensi Isabella juga jatuh pada gadis yang berstatus sebagai tunangan putranya itu.
" Ga inget ya? Aduh aku inget banget malah " ucap Lisa yng hanya di balaa deheman singkat Jeon.
Lisa tersenyum tipis " Dulu aku kesini sama Bunda....aku sendirian dan ga punya temen main kak Lembayung juga ga pernah pulang. Terus aku main-main ke taman saat itu kamu lagi main sama Sabila, kamu ngajakin aku buat gabung. Aku seneng banget karena akhirnya dapet temen hehe, dari situ juga aku deket sama aku 'kan? K-"
" Kita ga pernah deket " bantah Jeon.
" Ihhhh! Kok gitu, dulu kita deket loh sebelum kamu masuk SMP masa ga inget " ucap Lisa mengerucutkan bibirnya sebal.
Jeon mendengus malas memilih merebahkan dirinya pada ranjang empuk milik Lisa, membiarkan si empu berceloteh panjang lebar.
_
Lisa melangkah menyusuri jalanan, setelah sang kakak---Lembayung pergi sari rumah dengan kemarahannya gadis bermata bulat itu memilih untuk keluar dari rumah yang terasa mencekam. Langkahnya sampai pada taman luas disana.
Sore itu cuacanya agak terik, Lisa mendudukan dirinya di bangku taman. Netranya mengangkap sepasang kakak beradik yang asik bermain bersama. Lisa 'kan jadi iri, Dia juga mau bermain dengan Lembayung namun hanya sekedar menatap sang kakak pun dia tak berani.
Anak lelaki itu tersenyum ramah ketika mendapati Lisa memperhatikannya bermain bersama sang adik. Dia---Jeon berjalan menghampiri Lisa dengan sebuah bola basket di tangannya " Hai? " sapanya agak ragu.
Lisa membulatkan matanya kemudian mengererjap-ngerjap sebelum akhirnya tersenyum kikuk " Ha-Hai " lirihnya sambil menunduk malu.
Jeon tersenyum gemas " Mau main? Aku sama Adikmu sedang main mau bergabung? " tanyanya dengan ramah.
Lisa mengangkat kepalanya, memiringkan kepalanya dengan wajah polosnya " Bo-boleh kah? "
Jeon mengangguk mengulurkan tangannya pada Jeon " Ayo! "
" Eum A-ayo " Lisa dengan ragu menyambut uluran tangan itu membiarkan tubuh ringkihnya di bawa berlari menuju seorang gadis yang saat itu menatapnya penuh kekaguman.