12. Bunda

2.5K 293 49
                                    

Haiiii up!

Duh hampir ga bisa up tapi aku usahain kok

Jangan lupa vote dan commentnya ya, itu semangat dan mood aku banget🤗❤❤

Happy reading❤❤

Lisa masih terdiam dalam posisinya dengan pandangan kosongnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lisa masih terdiam dalam posisinya dengan pandangan kosongnya. Kini mereka sudah ada di perjalanan pulang dengan mobil milik Yudistira dan Harez.

" Je...." suara gadis itu lirih memanggil cowok di sebelahnya.

Jeon menoleh cepat " Kenapa? " tanyanya.

Lisa menggeleng pelan bibirnya mengatup rapat kemudian dengan ragu berucap " Mau peluk boleh? "

Jeon menghela nafas kasar melirik pada Jessie yang tertidur di kursi belakang lalu pada Clara yang sibuk dengan ponselnya dan Jeffrey yang fokus menyetir. Pada akhirnya dia mengangguk walau sedikit berat hati mendekap tubuh si gadis.

Lisa menengelamkan wajahnya pada  dada bidang Jeon, menyamankan posisinya disana.
" Sebentar aja, aku mau kayak gini sebentar aja " lirihnya.Jeon hanya mengangguk, untuk kali ini dia mengalah.

" Je? " Lisa mendongak memandang pahatan wajah sang tunangan dengan serius.

" Hm? "

Lisa terseyum tipis " Ga papa, makasih untuk pelukannya " ucapnya semakin menenggelamkan wajahnya di dada bidang Jeon. Cowok utu hanya berdeham singkat.

Tak lama suara dengkuran halus terdengar, Lisa terlelap masih dengan memeluk tubuh Jeon dengan erat. Jeon melirik pada gadis itu mulai memindahkannya untuk lebih nyaman dengan hati-hati.

" Bunda hiks....."

" Jahat mereka jahat hiks...Bunda " gumaman Lisa membagunkan Jessie serta meraih atensi dari keempat orang yang ada disana.

" Jeon bangunin " ucap Jessie.

Jeon menepuk-nepuk pipi Lisa mencoba membuat si gadis bangun. Bulir keringat mulai membasahi pelipis gadis itu membuat keempatnya panik.

" Bunda! " Lisa terbangun dengan nafas terangah-engah. Lisa meraba-raba sekitarnya  kemudian Jessie memberikan Lisa sebuah botol kecil berisi obat penenang milik gadis itu. Lisa menelannya mencecap rasa pahit itu dalam diam kemudian mulai mengumpulkan kesadraannya.

" Mimpi buruk Lisa? " tanya Clara.

Lisa mengangguk singkat kemudian kembali menubrukan tubuhnya pada Jeon. " Je....hiks kangen bunda " lirihnya terisak pelan.

Dengan ragu cowok bergigi kelinci itu mengelus surai Lisa dengan lembut " Nanti Bunda sedih kalo lo kayak gini " ucapnya.

" Tapi aku seneng kalo bisa ketemu Bunda " lirih Lisa menenggelamkan wajahnya di perpotongan leher Jeon.

Hey Jeon!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang