Haiii up lagiii nihhSemoga ga bosen karena aku jadi rajin up gini yaa
Jangan lupa buat vote dan commentnya ❤❤
Happy reading❤❤
" Lisa beneran nyerah? " tanya Jessie.
Lisa menganggui mantap disana dengan tangan yang sibuk mencoret-coret pada kanfas berwarna putih itu.
" Sa? Tapi janji ya tetap bertahan " ucap Jessie menenggelamkan wajahnya pada boneka kesayangan Lisa.
" Iya "
" Lisa jangan iya-iya aja gue takut lo pergi sa " ucap Jessie dengan wajah murungnya.
" Kalo aku pergi itu 'kan takdir Jess " ucap Lisa tanpa mengalihkan sedikitpun atensinya.
" Sa....."
" Jess ikatan itu membenaninya menyiksanya. Dia tersiksa juga Jessie ga cuma aku yang sakit dia juga loh. Aku sadar ga akan bisa memaksa hatinya untuk mebcintaiku perasaan itu ga bisa di paksakan Jess " ucap Lisa.
" Jessie lagi pula aku sadar ga bisa terus-terusan menggantungkan harapan padanya. Kamu sendiri pernah bilang berharap pada manusia adalah kebodohan yang di sengaja? Jadi aku mau berhenti jadi orang bodoh. Toh banyak orang-orang yang akan selalu setia mendukung aku 'kan kayak kamu, Jeff, Ayah, Mama, Kak Bayu, Kak Runi, Yudistira, Carollita, Bara, Mareta dan masih banyak lagi " lanjut gadis itu masih setia mencoret kanvasnya.
Jessie mengembangkan senyum lebarnya " Aw terharu deh gue "
Lisa terkekeh meletakan kuasnya pada palet. Kemudian Lisa beranjak dan melangkah menghampiri Jessie di ranjang empuk Lisa. " Makasih udah mau jadi sahabatnya Lisa " ucapnya memeluk tubuh Jessie dengan erat.
Jessie menganggguk mengelus lembut pucuk kepala si gadis berponi " Sama-sama, makasih udah bertahan sejauh ini ya Lisa? " ucapnya.
Lisa mengangguk lalu tak lama melepaskan pelukan keduanya " Owh iya kamu sama kak Theo gimana ? " tanyanya
Jessie tersenyum tipis, paham betul pertanyaan gadis itu haya alibi mengalihkan pembicaraan.
" Kita baik-baik aja kok, kadang aku suka insecure kalo lihat temeb ceweknya dia yang bening-bening banget " ucapnya." Oh ya? Tapi kamu pasti lebib cantik dari mereka, buktinya kak Theo ga pernah oleng " ucap Lisa dengan kekehan kecilnya yang mengudara.
Jessie memukul pelan pundak gadis itu " Sa ae lah lu " ucapnya ikut mengudarakaan tawa.
" Hehe tapi beneran loh " ucap Lisa.
" Iya iya deh, lo juga ga kalah cantik kok " ucap Jessie.
Lisa tersenyum " Iya Lisa gitu loh " ucapnya dengan meniup poni tipisnya.
" Yeeee nyesel deh muji malah ngelunjak " ucap Jessie dengan sebuah kekehan ringan.
" Eh lusa lo kontrol 'kan ? " lanjut gadis cantik itu setelah mengingat satu hal yang beberapa waktu lalu Jeffrey katakan.
Lisa mengangguk " Iya "
Jessie mempoutkan bibirnya kesal " Sayang banget, gue ada acara keluarga di hari yang sama "
" Ga papa jess, aku bisa sendiri kok " ucap Lisa.
" Ish 'kan gue pengin nemenin lo buat kontrol Lisaaaaaaaa" ucap Jessie menggigit boneka di pelukannya.
" Ihhh jangan digigit itu dari hasil usaha kerasnya Jeon loh " ucap Lisa langsung merebut boneka itu dari Jessie.
" Yeuuu buciiinnnn" ucap Jessie mnoyor dahi Lisa pelan.
Gadis berponi itu mendengus " Ihh kasian tau bonekanya di gigit gituuuu "
" Terserah lu deh Lis " pasrah Jessie tak ingin memperpanjang.
🥀🥀🥀
" Jadi gimana? Gue bingung weh, gue beneran di jebak loh malam itu " ucap Jeon dengan nada frustasinya.
" Ya gimana gue juga ga tau ini " ucap Yoga menyandarkan tubuhnya pada sofa kulit mahal di belakang tubuhnya.
" Eh eh eh, gini deh ada ga mobil yang ngarah ke motor lo saat itu " ucap Dion.
Jeon mengeryit namun segera mengangguk paham " kamera dashboard! " serunya diangguki Dion.
" Ada ga Je? Ya harapan kita satu-satunya si itu " ucap Dion.
" wah pinter juga lo Yon " ucap Yoga memberi acungan ibu jari untuk Dion.
" Yoi gue gitu loh "
" Jeffrey, Yudistira? " celetuk Jeon.
" Hah? Mereka kenapa? " tanya Yoga.
" Mereka ada disana dan ya bawa mobil waktu itu " ucap Jeon dengan wajah sumringahnya.
" Ya udah besok atau nanti lo minta sama mereka rekaman kamera dashboardnya " ucap Dion menjentikan jarinya.
" Tapi gue ga yakin posisi mobilnya ngarah ke motor gue atau enggak " ucap Jeon.
" Ya tanya dulu kalik " ucap Yoga membuat Jeon mengangguk mengiyakan.
" By the way gue masih pensaraan lo sama Lisa ada apa si? Kek aneh gitu ga sih " ucap Yoga dengan kekepoannya.
Jeon mengeryit " Aneh gimana si? Biasa aja kok " ucapnya
" Aneh woy, biasanya 'kan dia semangat emoat lima kalo ada lo pasti langsung nyapa gitu terus kek beda banget sama sekarang deh " ucap Dion yang langsung di angguki Yoga.
Jeon menggeleng " Ya mana gue tau sih ga penting juga " ucapnya santai.
Dion terkekeh " Terserah deh, gue ga yakin lo ga bakal uring-uringan nanti " ucapnya.
" Dih? Uring-uringan kenapa coba? Ga akan lah " ucap Jeon memasukan biskuit coklat kedalam mulutnya.
" Lihat aja nanti, kalo lo sampe uring-uringan gue orang pertama yang bakal ngetawain lu paling depan dan keras " ucap Yoga dengan senyum lebarnya.
" Ga akan sih "
Sengaja ngetik dan up padahal niatnya mau up lusa krn tugasnya lumayan banyak mana blm sempet bales komen di chap sebelumnya tapi biar ga ngelirik ke twitter jadi muter otak lagi buat up
Kesel banget aku tuh😭
Lisa berhak dapet lebih banyak kebebasan loh tapi kenapa kayak di batasi banget ssiiii😭Udah ah capek
Jamgan begadang ya kalian
See you ❤❤
Stay save and stay healthy guys ❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey Jeon!!
Fiksi Penggemar" Hey Jeon!! " Siapa yang tak tahu Lisa? Gadis yang akan selalu berteriak keras di koridor sekolah, gadis yang dengan gemblangnya menyatakan cinta pada pemuda yang sudah jelas-jelas memiliki kekasih. Jeon pun jengah-jengah dengan semua sikap Lisa, D...