Di vote y jangan d baca doang
.
.
.
"Len,"
Alen tau itu suara siapa, tapi dirinya terlalu malu menampakkan wajahnya di depan orang yang dia suka.
"Alen, tunggu."
Tapi gagal tanganya dengan mudah di cekal oleh Arga
"Gue mau ngomong."
"Pasti lo mau ngomong tentang itu kan." Tolonglah ini Alen sudah malu bertemu siapa saja sejak video itu tersebar dan sekarang sesuai perkataan Jessica benar terjadi.
"Gak,"
Menaikkan sebelah alisnya. "Terus?"
"Lo mulai sekarang gak usah lagi kerja di gue ya? Maaf banget tapi gue gak mau Bella salah paham."
Oh itu ternyata.
"Oke gapapa, tapi makasih sebelumnya." Ada sesuatu yang retak di dalam sana. "Langgeng terus sama Bella."
Setelah itu Alen meninggalkan Arga yang tercenung sendirian.
Arga melihat binaran mata Alen meredup
"Ah gak mungkin, mungkin dia sedih karena skandal itu atau gue yang nyuruh berhenti kerja mendadak." Yakinnya
"Maaf len, sebenarnya gue juga gak mau nyuruh lo berhenti cuman gue gak mau nanti Bella salah paham." Lirihnya
...
"Cengeng banget sih gue. Wajarlah Arga bilang begitu kan Bella pacarnya." Sesekali mengusap kasar matanya yang berair.
"Dah lupain, sekarang masalah besar siapa yang se enak jidat nyebar video itu. Perasaan idup gue kena masalah mulu? Capek banget gue."
Alen sekarang sudah berada di atas sekolah. Sendirian dan sepi.
Dari sini dia bisa melihat siswa-siswi yang berlalu lalang atau tertawa dengan temannya.
Alen berdecak kesal
"Awas aja gue kalo nemu tuh orang gue pites kepalanya."
Merogoh benda pipih itu di dalam saku seragamnya. Tanganya menari-nari di layar tersebut lalu tanganya mengangkat gawai di dekat telinganya.
Alen sekarang menghubungi pemilik Club malam tersebut meminta waktu untuk bertemu.
"Oke mbak jam empat sore ya? Oke bye-bye." Helaan nafas lelah keluar dari bibir tipis Alen sembari duduk di atas lantai. Berniat untuk istirahat dan tertidur sampai jam pulang sekolah.
...
"Sesuai perjanjian kita lo harus bungkam dan hapus video itu." Tekannya
Lawan bicara tersebut hanya mengangguk lalu memperlihatkan satu video berdurasi satu menit di hapus di depan mata Jesicca.
"Senang bisa bekerjasama."
Jesicca berdecih sinis menatap sang lawan bicara tak habis pikir.
"Tugas gue udah selesaikan? Gue harap cukup ini aja tugas gue."
"Oh bentar," dengan gaya seolah sedang berpikir sedangkan jesicca menatapnya benci seakan ingin mencekik wajah polos namun licik itu.
"Ini tugas terakhir lo dan tenang gue punya uang untuk biaya hidup lo mungkin selama satu bulan."
Orang tersebut mengeluarkan amplop tebal yang jesicca tebak isinya uang.
"20 juta."
Terdengar menggiurkan, tidak? Ini benar-benar sangat menggiurkan untuk dirinya yang sekarang membutuhkan uang karena masalah keuangan Jesicca yang semakin menipis. Tapi dahinya mengerut bingung, apa katanya tadi? Ngasih uang? 20 juta? Dapat dari mana uang sebanyak itu?
"Lo dapet uang segini banyaknya dari mana? Lo kan mis-"
"Shtttt! Lo cukup diam dan ikutin perintah gue gak perlu kepo ini itu, jangan sekali-kali karena rasa penasaran lo yang bisa membawa kematian dan ancaman gue ini gak main-main. Paham?"
Oh oke, sekarang nyali Jessicca si pembully kejam dimana? Kenapa sekarang menciut setelah di ancam seperti itu?
Dengan segera dirinya mengangguk mengiyakan
"Tugas lo buat Alen lebih menyedihkan, itu aja tau kan maksud gue?"
Jesicca mengangguk paham
...
TBC
Makasih buat kalian yang ngasih semangat aku kemarin 😭😭
Luv luv ♡♡
Minggu, 29 Agustus 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
ARLEN
Teen Fiction[SELESAI] "Sekali lagi Lo bikin Bella celaka! lo bakal nyesel." Ucap zevan penuh penekanan. Lalu pergi sambil menarik Bella menjauh dari area kolam renang. Alen menatap kepergian mereka dengan tatapan yang rumit. Sampai akhirnya matanya berkaca-kaca...