22. Luna [revisi]

1.3K 200 6
                                    

.

.

.

...

Luna dan Andini lari-larian sampai sesak napas. Setelah pulang sekolah mereka berdua kabur tanpa minta izin dengan abangnya masing-masing.

"Kita nyari dimana?"

"Gak tau."

Andini mendengus kesal
Mau nyari orang tapi gak tau kemana? Gimana ceritanya?

"Gue haus lun, minum gue perlu air." Akhirnya Andini terduduk lemas di pinggir jalan.

Luna mengambil botol minuman di dalam tasnya.

"Ini."

Dengan senang hati Andini meminumnya.

"Lo gak minum?" Tanya Andini sedikit lebih bertenaga setelah minum.

"Gue gak haus."

"Gue abisin ya!" Cengir Andini

Luna menatap Andini datar

"Iya. Ayok berdiri waktu kita gak banyak."

"Astaga Luna kaki gue baru aja gue rebahin. Duduk dulu istirahat sebentar yah.."

Menghela nafas Luna menuruti perkataan Andini.

Luna yang istirahat dengan cara duduk dengan selonjoran, lain lagi dengan Andini? Andini udah rebahan di rerumputan.

Orang yang lewat pasti mengira mereka anak nyasar.

"Luna kalo gue ketiduran bangunin ya."

"Hmmm."

Ini ceritanya mau istirahat sebentar apa gimana? Pake acara mau molor? Molor di pinggir jalan lagi.

Brummmmmmm

Mata Luna melotot.

Ini beneran? Itu Alen? Batin Luna

Tanpa pikir panjang Luna berlari mengejar Alen yang berboncengan dengan laki-laki.

Meninggalkan Andini yang ketiduran.

"ALEN BERHENTI! ALENN!" Luna terus berteriak sambil berlari walau kakinya mulai melemas.

...

Alen menunggu kedatangan Arga yang mengantar Bella pulang.

Alen akan bekerja di rumah Arga dari hari Senin sampai hari Sabtu.

Membersihkan rumah yang luas dan besar bukanlah pekerjaan yang mudah. Alen akan pulang tepat pukul 08:00 malam.

Soal gajih? Alen mendapat 500 ribu perhari.

Murah ya? Nggak kok itu udah lumayan banget.

Alen juga udah minta tambahan biar di genapin jadi 1 juta malah di cibir Arga, kata Arga dia bisa miskin dalam satu bulan nanti.

ARLEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang