13. Makan bersama [revisi]

1.5K 288 26
                                    

Votement!

*
*
*

Alen berjalan memasuki gerbang sekolah Dengan keadaan loyo tidak semangat.

Dirinya berdecak kesal
Kenapa kelasnya terasa jauh sekarang.

Sampai di depan kelasnya hanya ada beberapa orang karena masih pagi. 

Bella tersenyum melihat Alen datang. Alen juga membalas senyuman Bella.

"Keliatan banget hari ini Lo lagi happy." Tanya Alen

"Iya dong." Jawab Bella dengan riang sambil senyam-senyum sendiri.

Alen yang gak mau kepo, membiarkan Bella yang masih senyam-senyum sendiri. Dirinya melipat kedua tangannya di atas meja lalu menenggelamkan wajahnya di atas lipatan tangannya.

Kepalanya terasa sedikit pusing
Mungkin gara-gara semalam pulang jalan kaki jadinya masuk angin?

"Bella kalo ada guru masuk bangunin ya?"

"Oke."

...

Bell istirahat sudah berbunyi sejak tadi namun Alen masih betah berada di dalam kelas.

Gak peduli perutnya yang minta diisi. Saat ini kepalanya benar-benar terasa berat dan pusing, mau ke UKS tapi gak kuat jalan.

Mau minta tolong sama yang lain tapi gengsi Alen kegedean.

Tadinya Bella juga sudah menawarkan diri untuk mengantarkan Alen ke UKS namun dengan bego-nya dia tolak. Udah sakit banyak tingkah!...

"Kepala gue serasa ada batunya." Gumamnya

"Nyesel gue udah nolak bantuan Bella!" Alen berdecak kesal

"Len." Panggil seseorang di dekat pintu kelas Alen

Alen mengangkat kepalanya lalu mengernyit heran.

"Kenapa?"

Zevan menggeleng."tadinya gue mau ketemuan sama Bella."

"Terus." Alen kembali ke posisi semula. Menenggelamkan wajahnya di antara lipatan tangannya.

"Bella mana?"

"Bella di kantin."

Zevan mengangguk."kenapa Lo gak kekantin? Lo kan udah baikan sama Bella?"

"Bukan urusan Lo!" Kata Alen dingin

"Gue nanya baik-baik."

"Gak peduli."

Zevan mendengus kesal, menghampiri Alen lalu memegang kening Alen.

Alen yang merasakan sentuhan di keningnya mendongak.

"Ngapain Lo?" Tanya Alen menatap zevan

Zevan melepaskan tangannya dari kening Alen. "Lo sakit?" Bukannya menjawab pertanyaan Alen dirinya malah bertanya balik.

"Gak tau." Jawab Alen ketus

ARLEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang