43. Tersangka

387 102 26
                                    

Happy Reading
______________________

Tanganya mengepal, matanya berkaca-kaca, tatapannya menyiratkan kemarahan dan juga cemburu.

Tapi apa yang bisa di lakukannya lagi? dia cuman mantan kekasih. Tidak ada hak untuk melarang ini itu.

Bella duduk tidak jauh dari Arga dan Alen yang di hadang oleh ketiga cewek, tidak tau apa yang mereka bicarakan.

Tapi Bella dapat menangkap sebuah arti yang tidak tau apa dari gerak gerik mata Alen sehabis salah satu cewek itu berbisik di telingannya.

Kriet

Bella yang duduk sendiri mendongak ketika ada yang menarik kursi dan duduk di hadapanya.

"Sedih?" tanyanya dengan tampang menyebalkan bagi Bella.

Bella menatap tak suka pada Zevan, tidak ada niatan menjawab pertanyaan Zevan, Bella melanjutkan acara makannya.

"Kita udah lama ya, gak saling sapa?"

Zevan memajukan wajahnya agar lebih dekat pada Bella. "Lo gak cemburu? dia pacar lo kan?"

Tidak ada jawaban

"Kok diem? udah putus ya?" ucap Zevan yang terlihat jelas mengejek.

Raut wajah Bella terlihat muak, dengan kesal ia berdiri dari duduknya dan menjauhi Zevan.

Zevan menatap punggung Bella yang menjauh sambil tersenyum miring.

***

Siang menjemput sore yang mana waktunya para anak sekolah dengan tingkatan sekolah menengah atas bersorak bahagia karena waktunya untuk pulang.

Tapi

Kali ini berbeda, sorakan itu bukan sorakan seperti biasa tetapi sorakan dengan kalimat-kalimat cemohan dan ejekan.

Banyak yang terkejut kenapa video Alen yang di duga-duga melakukan hal yang tidak pantas di tampilkan di tengah lapangan tertutup menggunakan layar lebar seperti sudah di persiapkan.

Layar tersebut berubah menampilkan layar hitam menggantikan video Alen tadi.

Alen keluar dari yang sebelumnya tadi berada di antara kerumunan kini berjalan santai dengan wajah datar mendekat ke layar hitam tersebut.

Mereka berbisik-bisik sambil menatap Alen yang berdiri tegap disana.

Alen mengambil microphone yang tersedia disana.

Senyumnya mengembang. "Kalian kenapa?" ucapnya terlihat seolah-olah bingung.

"MASIH PUNYA MUKA LO?" Teriak salah satu siswi disana.

Senyuman yang tadi tercetak jelas di bibirnya sekejap berubah datar.

"Gue tau pasti kalian heran kan gue disini? gue mau kalian liat apa yang sebenarnya terjadi."

"Video yang baru aja kalian tonton tadi di ambil dari arah yang ngerugiin gue." jelas Alen

Alen tersenyum saat matanya menangkap banyak sekali pasang mata menatapnya bingung.

"Dia." tunjuk Alen pada seseorang yang terlihat panik.

"Dia yang ngerekam gue sama om-om yang juga suruhan dia, dan bikin gue mabuk."

"MAKSUD LO APA? JANGAN NUDUH KALO GAK ADA BUKTI!" ucapnya dengan mata bergetar.

"Ada kok buktinya."

Layar yang tadi hitam sekarang kembali menampilkan gambar.
Putaran video yang menunjukkan semua bukti.

Mereka yang menonton tentu saja terkejut, kalimat yang keluar dari mereka mulai menyerang si pelaku.

"Kenapa lo lakuin itu sama gue? gue ada punya salah apa sama lo?" tanya Alen di tengah video itu masih terputar.

"Haha...lucu,"

Alen menatap heran dan sedikit geram. Kakinya melangkah untuk mendekat dengan orang yang masih tertawa seakan ada yang lucu.

Saat sudah tepat berada di depannya, tawa itu perlahan berhenti dan akhirnya tatapan mereka berdua bertemu.

Alen dengan tatapan yang menyiratkan marah dan penasaran akan pertanyaannya tadi sedangkan sang lawan jelas tatapannya menyiratkan kebencian.

"Lo mau tau jawabannya kan?" senyum misterius terlihat jelas disana.

"Oke gue bakalan sedikit bercerita penyebab kenapa gue ngelakuin itu."



***
TBC

Sabtu, 08 januari 2022

Tunggu besok, gue bakalan up lagi.
Oke, bye-bye

















ARLEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang