48. Alenna

477 73 14
                                    

HAPPY READING
____________________/

FLASBACK ON

Di taman kota pada saat malam hari, ada sepasang manusia tapi masih terjebak dalam hubungan freindzone tengah duduk di kursi taman.

"Tumbenan mau gue ajak jalan-jalan."

Alen mengangkat bahunya acuh.

"Mau jajan apa? biar gue traktir hari ini."

"Hmm,...oke beliin gue cilok sana,"

"Siap tunggu ya." Arga dengan semangat berjalan mendatangi pedagang cilok.

Kekehan kecil keluar dari bibirnya, bagaimana bisa semakin hari semakin dekat hubungannya dengan Arga. Bahkan perasaanya semakin besar untuk laki-laki itu.

Dan juga makin kesini perhatian dan perlakuan Arga pun semakin membuat dirinya bersemu.

"Kenapa senyam-senyum sendiri, len? lo gak kesambet kan?" tanya Arga penasaran sambil memberikan kantong plastik yang berisi cilok itu ketangan Alen.

"Apasih, gak lah!" jawab Alen sebal.

Arga memperhatikan setiap cilok yang masuk kedalam mulut Alen. Membuat Alen mengernyit, "mau?" tawarnya cilok itu di depan mulut Arga.

"Aaaaaaaa...."

Dengan malas tapi juga sedikit gemas dengan kelakuan cowok di depannya, Alen memasukkan cilok itu ke dalam mulut Arga.

"Enak," gumamnya. "Haus gak? gue beliin air es ya." katanya lalu pergi tanpa mendengar jawaban Alen.

"Bilang aja kepedesan." tuturnya.

Salah sendiri tetap memakan cilok Alen yang sudah di lumuri saus pedas tetapi tetap memakannya.

"Arga payah. Padahal gak pedes-pedes banget." katanya sambil mengunyah cilok yang baru ia makan.

Tak lama Arga datang dengan membawa dua botol air dingin tangannya.

"Makanya gak usah sok, udah tau ciloknya pedes masih aja tetep dimakan. Padahal lo sendiri tadi yang beliin gak mungkin kan lupa." omel Alen

"Kan di tawarin tadi," jawabnya dengan bibir mengerucut.

Dengan tidak berperasaan bibir yang mengerucut itu Alen cubit. "Gak usah sok imut, pada dasarnya lo tuh gak ada imut-imutnya."

Arga berdecak sebal. "Jahat banget lo len, bibir seksi gue bakalan bengkak nih."

"Gak usah lebay."

***

Asik mengobrol sana sini sampai-sampai adu bacot. Akhirnya baik Arga mau pun Alen sekarang mereka berdua tengah tertawa sambil mengejek satu sama lain, berlomba-lomba siapa yang mendapatkan ikan mainan yang paling banyak saat memancing.

Semakin malam hari semakin ramai taman ini yang di penuhi orang-orang, juga semakin banyak pedagang-pedagang yang berjualan di sepanjang pinggiran taman.

Sama seperti mereka berdua yang bermain permaianan anak-anak dengan semangat dan tak tahu malu karena heboh sendiri.

"Haha...ikan lo dikit banget len." ejek Arga sambil memamerkan satu keranjang kecil penuh dengan ikan maianan berwarna-warni.

Alen mendengus kesal dan menatap Arga sebal. "Tunggu nih gue ngumpulin lebih banyak ikan lagi."

"Oke gue tunggu."

"Lucu banget deh adek-adek ini. Semoga langgeng ya dek sampe nanti ke jenjang pernikahan." celetuk salah satu orang tua yang mengawasi anaknya bermain.

"Huh?" bingung mereka berdua.

"Dulu saya juga kayak kalian waktu jaman-jaman masih pacaran eh siapa yang tau kalo saya sama pacar saya jadi suami istri."

"Ta-tapi bu kita--"

"Gakpapa gak usah malu-malu. Ibu cuman kasih wejangan kalian kalo pacaran jangan sampai di batas wajar ya, jangan sampai nanti hamil di luar nikah." ucap ibu-ibu tersebut sambil tersenyum hangat.

"Maa, adit udah selesai main ini." ujar anak laki-laki yang menarik ujung baju mamanya. "Adit mau main yang itu maa." rengeknya khas anak kecil.

"Iya, sebentar. Saya duluan ya dek." Arga dan Alen tersenyum menanggapi.

Setelah ibu dan anak itu pergi, keadaan kedua remaja itu terserang kecanggungan.

Entah angin apa yang merasuki Alen, dirinya dengan berani mengungkapkan isi hatinya yang sudah lama terpendam.

"Arga," panggilnya.

"Hng?"

"Lo ada perasaan yang sama kayak gue gak?"

"Maksudnya?" jawab Arga

"Gue yakin lo tau maksud gue. Sebenarnya gue juga bingung awalnya, tapi kayaknya gue paham sekarang kalau gue udah jatuh cinta sama lo dari lama." kepalanya menunduk sedikit merasa malu dan mengumpat di dalam hati.

"Setiap perlakuan dan perhatian lo bikin gue semakin jatuh lebih dalam, Arga. Maaf kalo gue keliatan buruk mungkin? karena lo pasti mikir gue gampang banget baper apalagi waktu lo masih pacaran sama Bella dan hubungan kalian rusak gara-gara gue...karena--karena siapa si yang gak bakal cemburu pacarnya deket sama cewek lain apa lagi kalau dia peka arti dari tatapan cewek yang deket sama cowoknya itu."  Alen perlahan mendongak menatap mata Arga dalam diam.

Arga tercenung diam mendengarkan setiap kata yang keluar dari bibir Alen.

"Dan gue tanya sekali lagi apa lo juga ngerasai hal yang sama kayak gue, Arga?"

FLASHBACK OFF

"Alen gue mohon lo harus tetep bertahan. Gue belum sempet jawab pertanyaan lo." gumam Arga di kursi tunggu depan ruangan operasi.

Beberapa orang terdekat dengan Alen berhadir disana.

Leo yang keadaanya sudah membaik kini merasakan cemas seperti saudara-saudaranya yang lain.

Luka tusuk yang dia alami Alen terlalu dalam apa lagi banyak darah yang keluar banyak, sehingga hampir saja Alen mati karena kehabisan darah.

Tak tak tak

Suara langakah kaki terburu-buru di atas marmer rumah sakit terdengar keras. "Alen...alen, gimana keadaanya?" tanya Kevan terengah-engah.





***
TBC

Minggu, 27 februari 2022

ARLEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang