20. Ungkapan Arga [revisi]

1.5K 227 3
                                    


...


"Lama banget sih!" Decak Alen

Alen celingak-celinguk menunggu seseorang di halte buss sendirian karena jam pulang sekolah sudah lebih dari 30 menit berlalu.

"Nganterin pacar udah kayak pulang ke Amerika aja."

Alen menggerutu terus-terusan sampai akhirnya orang yang ditunggu datang juga.

"Lama banget." Cibir Alen

"Sorry tadi Bella minta temenin beli buku dulu."

"Chat gue kek, biar gak nungguin Lo sampe karatan."

Arga tertawa pelan tanpa merasa bersalah

"Iya-iya maaf, Ya udah ayok naik."

Alen memasang muka lempeng lalu menuruti perintah Arga untuk naik ke atas motornya.

Arga menyerahkan satu helm untuk Alen.

"Pegangan."

"Modus Lo?" Cibir Alen sambil memasang helmnya.

"Bukan modus, entar lo kejengkang gimana?"

Alen mendengus kesal.
Tangannya mulai melingkar di pinggang Arga walau tidak terlalu erat.

Arga melihat tangan Alen yang melingkar di pinggangnya tersenyum tipis, setelah itu Arga menancap gass melajukan kendaraannya di atas rata-rata.

Cekrek

Cekrek

Cekrek

...

"Ini rumah Lo?" Tanya Alen masih tidak percaya.

"Bukan, Ya iyalah rumah gue. Ayok masuk!"

Alen mengikuti Arga dari belakang sambil menatap kagum di setiap inci rumah milik Arga.

"Ortu Lo kemana? Kok sepi."  Tanya Alen lagi

Arga melirik sekilas Alen di belakangnya. "Buat apa ketemu ortu gue?" Tanyanya balik

Alen memutar bola matanya malas

"Buat minta izin lah!"

"Izin?"

"Hooh."

"Izin apaan Len?"

Alen menendang pelan kaki Arga tapi efeknya lumayan sakit membuat Arga sedikit meringis.

"Tinggal bilang ortu Lo lagi di mana, biar gue samperin! Minta izin jadi pembantu disini." Jelas Alen menekan kata pembantu.

Arga yang baru konek ber-oh sambil menganggukkan kepalanya.

"Emang Lo sanggup nyamperin ortu gue?"

"Sanggup gak sanggup harus sanggup, gue juga lagi butuh duit."

"Oke, samperin sana di Belanda."

"Hah?"

"Iya samperin ke Belanda. Ortu gue tinggal disana."

Perkataan Arga membuat Alen melongo

"Jadi? Jadi Lo tinggal sendiri?"

Arga mengangguk

"Benar-benar sendirian? Gak ada penghuni lagi misalnya pembantu, pak supir atau gimana gitu?"

Lagi-lagi Arga menggeleng

"Wow...."

Arga mengernyit heran. "Kenapa?"

Alen menatap Arga dengan senyuman lebarnya.

"Lo keren banget sumpah. Hidup sendirian bebas, duit banyak, gak ada yang ngomel kalo pulang larut. Pokoknya keren deh."

Arga mengangguk lalu menggeleng

Alen yang melihat tingkah Arga dengan wajah bingung 'why?'

"Gue setuju sama perkataan lo. Kita emang bebas, bebas banget. Suka-suka kita kayak gimana maunya tanpa ada yang ngomel ini itu. Tapi?" Arga menatap manik Alen dalam.

"Ada saatnya nanti lo merasa kesepian. Dimana orang-orang terdekat Lo udah gak peduli lagi. Mereka cuman menuhin kebutuhan sehari-hari aja. Gak ada yang namanya perhatian, gak ada kasih sayang, hidup lo bakalan hampa." Lanjutnya

Alen mengedipkan matanya berulang-ulang
Sedikit merasa sesak ketika melihat guratan kesedihan di mata elang Arga.

"Lo curhat ya Ar?" Tanya Alen dengan mata berkaca-kaca.

"Enggak, gue tadi pidato." Jawab Arga yang juga merasa sedih.

"Lo kalo nangis-nangis aja Ar, gue bakalan pura-pura gak liat." Alen memukul dada Arga pelan namun tetes demi tetes air matanya mengalir.

Arga terkekeh lalu menghapus air mata Alen.

"Lo kenapa nangis? Seharusnya gue yang nangis."

"Jangan nyalahin gue, lo kalo nangis ya nangis aja gak usah berlagak kuat."

"Gue cowok masa gue nangis?"

"Kapan ada yang ngelarang cowok gak boleh nangis, huh?"

Arga menggeleng

"Boleh gue minta peluk?" Arga menatap Alen yang juga menatapnya balik.

Alen terdiam sejenak namun tak lama dirinya  mengangguk mengiyakan.

"Makasih." Katanya setelah menarik Alen ke dalam pelukannya.

Alen tau saat ini Arga sedang menangis, terbukti pada bahunya yang ikut bergetar karena Arga menangis di ceruk lehernya.

"Gue kangen banget sama mereka Len." Rancau Arga dengan suara seraknya.

Alen mengelus rambut Arga lembut tapi matanya juga masih ikut memproduksi air mata.

"Iya." Jawab Alen

"Gue kangen mereka manggil gue dengan sebutan 'anak bunda atau sayang'."

Alen sedikit menahan tawa
Sekarang Alen tau ternyata Arga orangnya agak manja.

...

TBC


Minggu, 18 April 2021
Revisi : Senin, 16 Agustus 2021

ARLEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang