Vote dan komen!***
Semenjak video itu tersebar di sekolahnya Alen memutuskan untuk bolos selama dua hari, dia tidak segila itu untuk tetap sekolah bisa-bisa dirinya akan jadi sasaran empuk pembullly-an.
Dan sekarang dirinya berjalan memasuki area sekolah dan itu cukup mengejutkan untuk mereka alias warga sekolah yang melihat kembali batang hidung Alen semenjak hilang selama dua hari.
Tidak ada yang mengunjing Alen secara terang-terangan karena kali ini Alen datang dengan membawa orang di sampingnya.
Kevan datang menemani Alen ke sekolah dan sekalian memenuhi permintaan guru sekolah untuk datang menjadi wali Alen.
Kemarin malam keluarga kecil itu berkumpul untuk membahas masalah Alen, Alen pun sempat di buat panik karena kakak-kakaknya sudah tau. Namun yang cukup mengejutkan Gibran, Kevan ataupun Leo, Luna, tidak ada yang terlihat kecewa atau marah atas kelakuannya.
"Alen," Panggil Gibran mengawali percakapan
Alen menengok takut-takut. "I-iya bang?"
Gibran menghela nafas pelan. "Kenapa kamu ada masalah berat kayak gini gak mau berbagi sama kita? kita masih saudara sekandung Alen. Abang merasa gak berguna kalau kamu kayak gini."
Alen meneguk saliva susah payah, cukup dibuat kaget karena Gibran tidak meledak-meledak tetapi malah menunjukkan raut wajah sedih. "Maaf," hanya itu kalimat yang keluar dari bibirnya.
"Len, kita semua gak marah atau kecewa kok. Karena gue juga yakin adek gue gak bakalan ngelakuin hal di luar batas kayak gitu." Jelas Kevan lembut.
Luna tersenyum dan menggengam tangan Alen yang duduk di sebelahnya. "Lo pasti kaget kan?" Bisik Luna
Alen menoleh pada Luna. "Nanti gue jelasin, kita malam ini tidur bareng." Mau tak mau Alen turuti.
"Kemaren abang dapat surat dari sekolah kamu dan besok kamu sama abang pergi ke sekolah untuk menuhin permintaan guru kamu."
Kurang lebih begitulah percakapan kemarin malam yang membuat hati Alen menghangat, akhirnya mereka menerima Alen sepenuhnya.
Dan ada yang membuat Alen terkejut. Leo kakaknya yang biasa terlihat cuek dan tidak peduli, kemarin malam sebelum tidur telah memeluknya sambil meminta maaf, dan berjanji akan membantu Alen menangkap sang pelaku.
Tok tok tok
Tak lama pintu tersebut terbuka setelah di ketuk Kevan. "Wali dari Alen?" Kevan mengangguk mengiyakan.
"Silahkan masuk,"
Mereka berdua duduk berhadapan dengan guru bimbingan konseling juga kepala sekolah.
Membahas tentang video tersebut sempat berdebat kecil sampai-sampai
Brak
Alen berdiri menggebrak meja di hadapannya. "Bapak jangan asal ngeluarin saya gitu aja dong!"
"Kamu udah melakukan kesalahan Alen! Kamu mencemari nama baik sekolah. Saya tidak bisa lagi menahan kamu bersekolah disini."
Kevan menarik pelan Alen duduk kembali. "Baik kalau begitu pak, terimakasih sudah menjadi guru yang mendidik dan mengajar adik saya. Sekali lagu terimakasih saya pamit undur diri."
Kepala sekolah tersebut mengangguk. Kevan mengandeng Alen keluar dari ruangan tersebut berjalan menuju parkiran sekolah. "Alen abang gak suka kamu bersikap gak sopan sama guru."
"Maaf bang sudah kepalang emosi, aku gak mau di keluarin. Sekolah ini udah bikin aku nyaman lagian kalo aku pindah sekolah tanggung banget aku udah mau kelas tiga SMA bang." Jelas Alen frustasi.
Kevan menghela nafas, "Udah gak usah dipikirin dulu urusan sekolah nanti biar abang bicarain sama bang Gibran."
...
Sore hari Alen izin keluar rumah sendirian, ingin menghabiskan waktu sendiri tanpa ada yang menganggu.
Berjalan di trotoar menikmati semilir angin hingga sampai pada minimarket untuk membeli beberapa cemilan.
Setelah membeli cemilan Alen keluar membawa kakinya menuju taman yang ramai di kunjungi. Membuka bungkus jajan tersebut lalu menikmatinya, pikirannya berkelana memutar memori di masa lalu dan sekarang.
Setelah semua yang ia lalui makin hari ke hari hubungan mereka semakin membaik. Benar-benar mencoba berdamai dengan masa lalu dan memulai dari awal.
"Sendirian aja neng?"
Alen memekik tertahan ketika dengan tiba-tiba orang datang mengerutkannya.
"Hehe...kaget ya?"
"Menurut lo?" Kesal Alen
"Jangan di takuk tuh muka malah makin keliatan jelek ntar. "
Alen memukul tengkuk kepala cowok di sebelahnya sampai mengaduh kesakitan. "Gak usah rese ya! Gak usah eskaesde juga."
"Gue kira kita temen len?" Dengan raut wajah di buat-buat sedih. "Ternyata selama ini gue gak di anggap teman."
Alen mendengus kesal.
Laki-laki yang bernama Arga itu tertawa keras menimbulkan banyak orang yang melirik kearah mereka, tertawa bahagia melihat Alen kesal seperti itu ternyata menyenangkan bagi Arga.
"Gue udah dua hari gak ketemu lo di sekolah, kemaren katanya lo dateng kesekolah ta-"
"Gue di keluarin dari sekolah."
"Hah! Kok bisa? Lo ada masalah apa sampe di keluarin?"
Alen bedecih. "Katanya temen tapi masalah gue aja gak tau padahal masalahnya sampe trending di sekolah." Sinisnya
Arga menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Apa gara-gara masalah video itu?" Tanya Arga
TBC
Rabu, 06 oktober 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
ARLEN
Teen Fiction[SELESAI] "Sekali lagi Lo bikin Bella celaka! lo bakal nyesel." Ucap zevan penuh penekanan. Lalu pergi sambil menarik Bella menjauh dari area kolam renang. Alen menatap kepergian mereka dengan tatapan yang rumit. Sampai akhirnya matanya berkaca-kaca...