Kegiatan Anela hari ini adalah menjadi seseorang yang harus menuliskan keadaan lingkungan sekolah, untungnya Anela hanya kebagian menuliskan keadaan sekolah di bagian lapangan saja. Semua hasil dari tim jurnalis yang lainnya akan dikumpulkan dan dibuat menjadi sebuah poster untuk dilihat para siswa dan siswi dengan tujuan menjaga keindahan lingkungan sekolah.
Jam pulang sekolah adalah jam yang Anela tandai untuk menjadi waktu dimana ia akan melaksanakkan kegiatan itu. Tadinya, semua berjalan dengan lancar, dimulai dari lingkungan sekolah yang masih bersih dari kotornya sampah dan daun kering, lapangan yang bersih, dan terakhir ada kegiatan ekskul futsal yang akan memulai pelatihan mereka.
Hal itu membuat Anela menjadi lebih gembira karena ia juga bisa sekaligus memperlihatkan bagaimana keadaan sekolah saat ekskul sedang dilaksanakkan. Sialnya, Anela malah melihat Fabian dengan tas gitar yang dibawa lelaki itu dan salah satu lengannya yang merangkul Melisa.
Perasaannya jadi memburuk, ia jadi tiba tiba kesal. Karena hal ini, Anela jadi malas untuk melakukkan kegiatannya lagi. Tanpa Anela sadari, seseorang melihat Anela dengan tatapan penasaran dan kebingungannya. Orang itu kira jika Anela sedang mengalami cinta segitiga, atau mungkin cinta sepihak karena respon yang diberikkan Anela sangatlah memperlihatkan itu semua.
Niatan untuk berkenalan dengan gadis itu tiba tiba muncul dalam ingatan nya. Orang itu berjalan ke arah Anela dengan baju bebasnya, "Halo? Boleh kenalan?"
"Lo siapa?" tanya Anela dengan wajah dingin milik gadis itu. "Kenalin, nama gue Daren, murid baru disini," jawabnya sembari menyodorkan lengannya untuk mengajak Anela bersalaman.
Anela membalas salaman itu dengan senyuman canggungnya, "Anela,"
Setelah itu Anela malah kembali menatap ke arah Fabian yang masih mengobrol dengan Melisa disana. "Boleh minggir gak? Lo nutupin," ucap Anela sinis ke arah Daren.
Daren terkekeh kecil mendengar perkataan Anela, ia kemudian menggeserkan badannya menjadi sepenuhnya menutup pandangan Anela ke arah Fabian.
"Ih! Minggir nya ke kanan bukan ke sini!" kesal Anela yang sudah memberikkan tatapan tajam nya ke arah lelaki itu. Daren hanya mengangkat kedua bahu nya singkat lalu menatap Anela dengan tatapan menantangnya.
"Oh, salah ya?" tanya Daren dengan wajah yang lelaki itu buat menjadi wajah bersalah namun setelahnya menjadi senyuman lebar.
"Gak sopan banget jadi orang! Tuh! Udah ditungguin sama temen temen lo!" usir Anela sembari mendorong lelaki itu pergi dari hadapannya.
Sial, Fabian dan Melisa sudah tidak ada disana yang membuat Anela semakin kesal kepada Daren. Tadinya, Daren memang sengaja ingin menganggu Anela namun lama kelamaan Daren merasa jika Anela memanglah memiliki rasa kepada seorang pasangan yang tadi mereka lihat.
Entahlah, Daren hanya merasa jika ia harus menghalangi Anela untuk melakukkan sesuatu yang seharusnya tidak gadis itu lakukkan. Daren pun pergi dari hadapan Anela dengan santai nya. Tiba tiba saja teman teman Anela datang ke arah Anela dengan wajah penasaran mereka, "Lo kenal sama dia La?" tanya teman jurnalis perempuan Anela.
"Enggak, tadi dia cuman tanya lagi ngapain aja," bohong Anela dengan senyuman tipis nya. Akhirnya, teman jurnalis Anela pun hanya menganggukkan kepalanya singkat lalu pergi menjauh lagi dari Anela sembari membicarakkan sesuatu yang pastinya adalah mengenai Anela yang berbicara dengan si lelaki tampan bernama Daren itu.
Daren memanglah tampan, bahkan bisa dibilang ia adalah tipe nya sebagian perempuan di sekolah Anela. Banyak orang yang berbicara mengenai lelaki itu, selain wajahnya yang tampan, menggunakkan barang yang kekinian, dan memakai motor klasik mahal ke sekolah. Daren juga anak yang menyukai olahraga, sifat nya yang asik dan aura dingin nya tentu saja bisa membuat mereka langsung jatuh cinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Love
Jugendliteratur[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Bukan cerita tentang percintaan mulus yang berawal dari persahabatan, tetapi jalan hidup Anela yang menjadi rumit karena ulah sahabatnya. Termasuk kedalam salah satu anggota band terkenal, membuat Fabian mengubah kepribadia...