17 | Perempuan mahal

97 7 1
                                    

Jam istirahat yang harusnya dipakai untuk Anela beristirahat malah harus dijadikkan jam nya untuk menyelesaikan jurnal yang harus dikumpulkan sekarang.

Lapangan adalah tempat tujuan Anela lagi untuk sekarang, tanpa sengaja, Anela melihat Daren yang tiba-tiba berjalan ke arahnya sembari tersenyum lebar. "Anela, udah di sekolah aja nih," ucapnya dengan nada jahil.

"Hah? Lo kenapa deh?" tanya Anela dengan wajah tak bersahabatnya. Gadis itu kemudian berjalan di tempat duduk sebelah lapang dan langsung membuka buku jurnal nya.

Daren terus mengikuti arah perginya Anela hingga gadis itu tersadar dan kembali menatap Daren tajam. "Apa? Cuman pengen ikut duduk gak boleh?" tanya Daren dengan nada menantangnya.

Anela tak ingin lebih memperbesar masalah ini, gadis itu kemudian terus menulis jurnal nya dan Daren yang bermain permainan di ponsel lelaki itu. Tak lama, datanglah dua orang perempuan yang sepertinya adalah kakak kelas akhir Anela.

"Halo Daren, buat lo," ucapnya sembari memberikkan satu buah kotak berisi roti isi dan satu kotak susu berukuran sedang kepada Daren. Anela menatap ke arah lelaki itu penasaran, Daren menjawab kedua perempuan itu dengan senyuman manis yang baru pertama kali Anela lihat.

Wajah tampan Daren berhasil membuat jantung Anela berdebar, lelaki itu terlihat seperti seorang lelaki yang perhatian dan ramah jika tersenyum, sangat berbeda dengan sifat nya yang kemarin. "Makasih kak," jawab Daren sembari memegang lengan kakak kelas itu tak sengaja karena ingin mengambil makanannya.

"Iya, dimakan ya," ucapnya tanpa melihat ke arah Anela sedikitpun. Kedua kakak kelas itupun pergi dengan senyuman dan teriakkan kebahagiaan dari mulut mereka.

Dengan santainya, Daren membuka kotak itu dan langsung memakkannya dengan lahap. Anela yang masih menatap Daren itupun kembali ditatap balik oleh Daren, "Kenapa? Mau?" tanya Daren sembari menyodorkan roti yang tadi dimakkannya.

Baru saja Anela akan menjawab, tiba tiba datang lagi perempuan yang lewat di depan mereka sembari mencuri pandang ke arah Daren. Anela benar benar terkejut saat melihat respon dari Daren yang malah memberikkan senyuman manis nya kepada perempuan itu.

"Kenapa sih?" tanya Daren dengan wajah santai nya padahal lelaki itu sudah jelas tau jika Anela kebingungan akan sifat nya yang seperti suka mempermainkan wanita ini.

"Lo playboy ya?" tanya Anela dengan wajah yang menunjukkan jika ia membenci lelaki seperti itu. "Gak tau," jawab Daren singkat.

Anela membuka mulutnya terkejut, "Kok gak tau sih?!"

"Gue gak mulai duluan, mereka yang maju kok. Bukan salah gue dong?" balas Daren dengan senyuman jahil di wajahnya.

Gadis itu hanya bisa menghela nafasnya kasar lalu kembali berusaha memfokuskan dirinya kepada jurnal lagi. "Gue cuman mau kenalan sama para perempuan di dunia ini aja. Kan gue jadi tau mana yang mahal kaya lo," ucap Daren dengan senyuman manis lelaki itu yang jelas berbeda dengan senyuman yang tadi lelaki itu berikkan kepada yang lain.

Senyuman ini adalah senyuman yang terlihat keluar dari hatinya, senyuman manis yang menenangkan dan membuat suasana nyaman. Anela terkekeh kecil mendengarnya, ia kemudian mengarahkan duduk nya ke arah Daren.

"Emang yang mahal itu kaya gimana sih? Kemarin lo bilang gue murahan karena suka sama pacar orang," ucap Anela menantang namun dengan nada bercandanya.

Hidden LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang