Jam istirahat baru saja dimulai, Anela sedang berjalan bersama Vania menuju kantin untuk membeli satu botol air mineral untuk mereka, sedangkan Raphael sedang dipanggil oleh salah satu guru mata pelajaran karena nilai lelaki itu yang sangat memuaskan.
Saat mereka melewati ruang musik, Anela dan Vania sedikit memelankan jalannya untuk melihat keadaan didalam. Bedanya, Vania melihat karena ia memang penasaran sedangkan Anela ingin melihat Fabian disana.
Terlihat Fabian yang sedang asik dengan gitar di lengannya dan beberapa teman-teman Fabian yang juga sedang bermain alat musik mereka masing masing.
The Petrichor namanya, berasal dari kata petrichor yang berarti aroma menyenangkan yang sering menyertai hujan pertama setelah periode panjang hangat atau cuaca kering.
Nama ini Fabian dan teman temannya gunakkan untuk menjadi nama band mereka karena mereka ingin menjadi sebuah pembawa kebahagiaan kepada orang yang sebelumnya ada dalam keterpurukkan.
The Petrichor menjadi satu-satunya band yang terkenal dan masih ada di Galaxy, mereka bukan angkatan pertama yang membangun sebuah band, tetapi mereka adalah orang yang menjadi anggota band dalam waktu terlama dibandingkan dengan yang lainnya.
Semenjak Fabian berhasil, ia menjadi terkenal dan banyak orang yang menyukai lelaki itu. Disitu pula sifat Fabian berubah. Keegoisan, keras kepala, dan segala sifat buruk lainnya Fabian dapatkan yang membuat Anela harus menerima apa adanya.
"Anela!" panggil Vania sembari melambaikan tangannya di depan wajah Anela. "Liatin apa sih?" tanya Vania sembari berusaha menatap apa yang dilihat Anela, Anela langsung saja mendorong tubuh Vania menjauh yang membuat Vania gagal melihat sesuatu yang menjadi titik pusat pandangan Anela.
Jika ditanya apakah sahabat Anela tau jika ia bersahabat dengan Fabian? Jawabannya adalah tidak. Anela terlalu menyayangi Fabian sehingga apapun perintah dari lelaki itu akan Anela lakukkan, walaupun pikiran dan perasaan nya harus tersakiti.
Sesampainya mereka di kantin, Vania langsung saja duduk di tengah kantin yang membuat pandangan orang orang otomatis tertuju kesana. "Laper deh La, lo mau makan apa?" tanya Vania ke arah Anela dengan wajah ceria nya.
"Gue enggak dulu deh Van, udah sarapan." ucap Anela yang memang masih merasa kenyang karena saat sarapan ia makan banyak sekali roti. Vania menganggukkan kepalanya lalu memutarkan pandangan nya melihat makanan apa yang akan ia beli.
"Pasta aja kali ya? Lo yakin gak mau pasta La?" goda Vania yang membuat Anela menghela nafasnya panjang. "Iya deh, ayo!" ajak Anela pada akhirnya yang membuat senyuman Vania semakin lebar.
Mereka memesan pasta kesukaan Anela lalu menunggu di meja yang tadi mereka duduki lagi. Tak lama, datanglah Fabian dan teman band nya dengan wajah yang diangkat keatas tanpa ada rasa gugup atau malu di wajah mereka.
ThePerrichor duduk tepat di sebelah meja Anela. Jelas saja bukan karena mereka ingin dekat dengan Anela, tetapi ingin menjadi pusat perhatian dan juga dekat dengan Vania, si gadis terkaya no 1 di sekolah.
"Hi Van!" sapa Yoga dengan senyuman lebar di wajah lelaki itu. Yoga adalah lelaki yang menyukai perhatian lebih dari perempuan, anak nakal yang selalu membuat anak perempuan jatuh kedalam pesonanya.
Vania menatap sekilas ke arah Yoga lalu memalingkan wajahnya lagi, menolak sapaan lelaki itu. Tak lama, pasta milik Anela dan Vania pun datang.
"Pesen pasta ya Van?" tanya Yoga lagi.
"Gak usah ganggu pacar gue," ucap Raphael yang tiba tiba datang dari arah belakang yang membuat Yoga menunduk ketakutan. "Yaallah, mau damai aja susah banget!" keluh Yoga dengan wajah yang dibuat seperti ingin menangis itu.
"Alergi cowo playboy kaya lo," ejek Vania dengan lidah yang gadis itu julurkan keluar. "Siap deh, siap," Yoga menghela nafas nya pasrah.
Tawaan kencang dari teman teman Fabian termasuk Fabian keluar, tatapan Anela selalu sembunyi sembunyi mengarah ke arah Fabian dan Fabian yang malah terus menghindari nya.
Tak lama, datanglah Melisa bersama kedua temannya. Gadis itu datang dan langsung duduk disamping Fabian dengan senyuman lebar yang menambah kecantikkan di wajah Melisa.
"Kamu udah pesen makanan Bi?" tanya Melisa ke arah Fabian sembari memegang lengan lelaki itu. Fabian tersenyum lalu menggelengkan kepalanya pelan, "Belum, mau pesen?" tanya Fabian ke arah Melisa.
Anela yang melihat sikap Fabian seperti itu merasa cemburu namun ia tidak bisa melakukkan apa apa lagi selain diam. Salah satu teman Melisa bernama Ratu, gadis itu adalah kekasih dari Gavin, dan sekarang mereka sedang bermesraan di kantin dengan jarak duduk yang begitu dekat.
"La, dia gak takut di tampar sama bu susi kali ya?" ucap Vania dengan wajah yang menatap ke arah Fabian dan Melisa, Anela kira gadis itu akan berbicara tentang Gavin, tetapi ternyata perkiraan nya salah.
Gaya pacaran Gavin dan Ratu memanglah biasa saja, mungkin memang karena Gavin adalah orang yang cuek dan Ratu adalah orang yang tak peduli dengan keadaan, keduanya memang sangat cocok.
Fabian dan Melisa malah sedang saling berpegangan tangan sembari tertawa melihat ke arah menu yang ada di hadapan mereka. "Emang kenapa? Kan biasa aja Van," balas Anela yang merasa bahwa sikap Fabian dan Melisa biasa saja.
"Iya ah biasa aja," sahut Raphael sembari mengambil pasta milik Vania lalu langsung dimakan sesuap oleh lelaki itu. "Iya kali ya? Apa gara gara gue yang gak suka ngeliat muka dia kali ya? Mungkin aja sih," ucap Vania pada akhirnya dengan wajah polos milik gadis itu.
Anela dan Raphael tertawa melihat tingkah laku gadis ini. "Kenapa sih? Gak suka banget sama Melisa?" tanya Raphael dengan wajah bingungnya.
"Makan punya gue aja, kenyang." Anela menyodorkan piring pasta miliknya ke arah Raphael karena lelaki itu terlihat menginginkannya. Raphael tersenyum cerah ke arah Anela, "Sahabat gue nih," pamer Raphael ke arah Vania.
"Idih, sahabat gue juga nih." bela Vania sembari menarik lengan Anela agar mendekat ke arah nya. Lagi lagi, Vania berhasil membuat perasaan mereka membaik tanpa gadis itu sadari.
"Buruan jawab, kenapa benci banget sama dia?" bisik Raphael karena takut didengar oleh Fabian dan Melisa yang baru saja datang ke meja disamping mereka.
Vania menghela nafasnya kesal, "Dia mau deketin gue gara gara gue banyak duit nya, kan anj-" Anela lebih dulu menutup mulut Vania.
"Bahasa lo," tegur Anela yang langsung mendapatkan cengiran lebar dari Vania.
"Waktu itu bokap gue sama dia ketemu, gue disuruh ikut kan, eh ketemu sama dia. Tas Dior kesayangan gue hampir aja dibawa sama tu orang, dia bilang, 'Tas nya bagus deh, di Indo udah gak ada ya? Boleh buat gue aja gak? Nanti gue ganti deh duit nya,' kesel gak lo semua kalau jadi gue?"
"Udah lama sih, tapi kan masih kesel." wajah Vania sudah menampilkan muka sebal nya, Anela mengusap punggung gadis itu perlahan. "Iya, gue ngerti,"
"Sama," balas Raphael dengan sendok di tangan kanan nya.
Tanpa sengaja, tatapan Anela dan Fabian bertemu, lelaki itu menunjukkan bahwa Anela tidak boleh menatap dirinya secara terang-terangan seperti ini yang membuat Anela langsung mengalihkan pandangan nya ke arah lain.
Anela pernah bertanya kepada Fabian untuk yang ke-sekian kalinya, mengapa lelaki itu tak ingin menunjukkan jika Anela adalah sahabat nya dulu, mereka juga tidak akan dekat di sekolah, hanya saling menyapa saja mungkin. Tetapi Fabian masih tetap menolaknya.
"Gue gak mau lo kenapa kenapa La, gue gak mau lo kena masalah,"
Jawaban yang selalu Fabian berikkan kepada Anela, padahal Anela sendiri sudah menyadari jika Fabian hanya tak ingin memperlihatkan jika mereka bersahabatnya karena lelaki itu takut jika orang tau jika dia adalah orang yang biasa saja, takut jika nantinya dia akan dijauhi juga seperti Anela, dan tentunya karena ingin mendekati Melisa, perempuan yang membenci kehadiran Anela.
TBC
Gimana nih? Bukannya Anela gaspol aja karena cuman temenan malah mendem doang. Kebiasaan.
Hahahaha, bercanda ya.
Kasih saran dong buat alur selanjutnya!
Jangan lupa Vote dan Komen ya! Love u❣️

KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Love
Fiksi Remaja[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Bukan cerita tentang percintaan mulus yang berawal dari persahabatan, tetapi jalan hidup Anela yang menjadi rumit karena ulah sahabatnya. Termasuk kedalam salah satu anggota band terkenal, membuat Fabian mengubah kepribadia...