Hari-hari terus berlalu namun kejadian terus terulang dengan samanya. Ketika Reynald ingin mendekatkan dirinya dengan Anela, Daren malah datang dengan tatapan tak sukanya.
Seperti sekarang, kini Reynald sedang menatap Daren dengan tatapan kesal nya di kantin sekolahan. Nyatanya, bukan hanya Reynald yang menatap lelaki itu iri, seluruh anggota The Petrichor termasuk Raphael juga.
Daren terlihat sedang bercanda dengan wajah gembira nya bersama Vania dan Anela disana. Mereka bagaikan tidak memiliki masalah apapun dan merasakkan bahagia yang sudah ada di tingkatan teratas.
"Baru kali ini gue liat pacar gue se-bahagia itu. Gue bukan pacar yang baik kali ya?" ucap Raphael sembari masih menatap ke arah Daren dengan tatapan kecewa nya itu.
"Iya kali," saut Yoga yang langsung dibalas dengan pukulan pelan di kepalanya. "Gue minta di puji, bukan di 'iya' in." komen Raphael dengan wajah kesalnya.
"Yah, salah lagi gue." keluh Yoga sembari menjauhkan tempat duduk nya dengan Raphael.
Reynald menghela nafas nya panjang lalu meminum minuman yang sebelumnya telah ia pesan itu dengan perasaan yang sudah tidak sebagus biasanya. Gavin yang melihat hal itu mulai merasa keheranan namun ia hanya menganggap mungkin sedang kesal saja.
Fabian, lelaki itu juga menatap ke arah Anela dengan tatapan yang sulit diartikan. Rasanya senang ketika melihat gadis itu bisa memiliki sahabat seperti Daren yang bisa membuatnya tertawa lebar seperti itu, namun ia juga cemburu karena biasanya yang ada di posisi Daren adalah dirinya.
Pemikiran tentang Anela yang nantinya mungkin saja akan memiliki kekasih membuat Fabian menjadi gelisah. Nanti, ia pasti akan melihat sahabat kecil nya itu bahagia layaknya sekarang bersama kekasihnya kelak. Fabian tidak memiliki rasa kepada Anela, ia hanya takut jika Anela dikecewakan seperti yang teman temannya pernah lakukkan hanya untuk bersenang senang. Fabian hanya khawatir.
"Mereka ngobrolin apa sih? Seru banget, pengen ikutan gue anjir!" ucap Yoga dengan wajah sedih nya karena menyadari jika ia tidak akan bisa ikut bergabung dengan ketiga orang yang menjadi pusat perhatian mereka itu.
"Si Daren komedian ya? Jago banget bikin dua orang itu ketawa puas." ucap Fabian dengan wajah penasarannya padahal didalam hati ia sudah sangat ingin menyingkirkan lelaki itu dari hadapan Anela dan Vania.
The Petrichor bisa dibilang sebagai perkumpulan lelaki tampan dan terkenal di sekolah, namun karena kehadiran Daren semuanya mulai memudar. Itulah mengapa The Petrichor memilih untuk ikut berteman dengan Daren saja, mereka tentu tak ingin ketenarannya digantikkan.
"Iya kali Bi! Ah anjir! Kesel gue!" keluh Raphael yang langsung diberikkan usapan pelan di bahu nya oleh Reynald. "Kalem aja kali, orang kan punya sifat nya masing masing." ucapnya.
Ucapan Reynald sepenuhnya keluar dari pemikirannya. Lelaki itu benar, Daren bisa sangat menyenangkan karena memang sifat lelaki itu sudah terbentuk seperti itu. Yang salah adalah orang yang ingin membuat Daren berubah, karena setiap orang pasti berbeda. Masalahnya, Reynald juga ingin Daren berubah, lelaki itu banyak memiliki sifat yang menjadi keinginan orang orang.
"Rey, masalah nya dia tuh jago semua hal. Mana bisa gue bikin Vania gak suka sama tuh cowo." keluh nya. Raphael langsung mengambil botol minum miliknya lalu menegak nya hingga habis dan menghela nafasnya panjang.
"Udah, lo semua juga gak akan menang dari dia." Gavin berkata sembari menyimpan ponsel yang sebelumnya ia mainkan. "Dia perfect, lo semua kalah. Jangan ngarep bisa ngalahin, takut sakit." ucapnya lagi.
Ya, seperti biasanya, Gavin pasti akan banyak terdiam namun ketika lelaki itu berbicara semuanya akan terdiam dan mulai menyadari nya.
"Tapi kenapa si Daren deketnya sama Vania, Anela? Dia kan harusnya lebih milih cowo dong?" bingung Yoga.
"Bener juga. Udah ganteng, cool, berotot, anak futsal, cowo banget kan." balas Fabian yang membuat tatapan Yoga menatap ke arah nya ngeri. "Lo suka sama dia Bi? Muji nya gitu banget."
"Maaf, tapi kayaknya gue gak akan nebeng lo lagi. Kalau udah gak tertarik sama Melisa putusin aja Bi, ngeri gue." ucapnya yang langsung direspon oleh lemparan gumpalan tisu dihadapannya.
"Suka sama Anela kali," celetuk Gavin tiba-tiba. Semua tatapan beralih ke arah lelaki itu. "Kok tau?" tanya Raphael.
"Vania udah punya lo kan? Tinggal Anela aja yang deket sama dia," ucapnya.
"Anela juga sering jalan sama dia, bener kali kata Gavin." ucap Reynald yang membuat seluruh tatapan itu menjadi beralih kearahnya. "Kok tau?" tanya Yoga.
"Gue sering tanya soal sama dia, kepo lo." Reynald mendorong dahi Yoga yang terus mendekat ke arah wajahnya itu. Ia kemudian kembali menatap ke arah Anela dengan tatapan yang sulit diartikkan.
Fabian menghela nafasnya panjang, ia merasa jika apa yang diucapkan oleh Reynald dan Gavin tadi seperti menjadi sebuah pemberitahuan yang tentunya mengejutkan dan membuatnya perasannya tak jelas.
Anela pernah bertengkar dengannya hanya karena lelaki itu, bukankah Anela jadi terlihat seperti menyukai Daren? Apa mungkin percintaan mereka akan dimulai dari sekarang? Sayangnya, Fabian tentu belum sial untuk bisa melihat kejadian itu secara nyata.
"Van!" panggil Yoga yang membuat orang orang yang menjadi pusat tatapan mereka kini membalas tatapan nya. "Gabung?" tanya Yoga lagi yang langsung diangguki oleh Vania.
Mereka akhirnya saling bergabung namun suasana mulai canggung. "Ren, apa kabar lo?" tanya Yoga basa basi.
"Lo kenapa deh Yog?" sinis Daren sembari menatap ke arah lelaki itu penuh kebingungan. Yoga hanya mengeluarkan senyuman lebar nya lalu menatap ke arah teman temannya yang lain.
Vania yang duduk di sebelah Raphael itupun mulai memegang lengan kekasihnya lalu memberikkan tatapan kebingungan. Daren yang sadar akan suasana ini mulai mengeluarkan senyumannya lalu mencoba untuk mencaikam suasana.
Nyatanya, Daren memanglah se-istimewa itu. Buktinya sekarang mereka sudah tidak kembali canggung. Awalnya Daren bingung menagapa mereka seperti orang tak saling kenal, namun ia mencoba berpikir positif dan mencoba mendekatkan dirinya lagi. Semua hal ini hanyalah The Petrichor saja yang tau alasannya.
Reynald yang melihat Anela terdiam mulai menatap nya penuh. Gavin yang melihat hal itu mulai sedikit menyadari mengapa belakangan ini sifat Reynald sangatlah berbeda dengan sebelumnya.
Gavin menyenggol pelan lengan lelaki itu sehingga Reynald melihat ke arah nya dengan tatapan penuh kebingungan. "Saingan lo diem diem semua, jangan nunjukkin juga." ucapnya yang membuat Reynald terkejut namun juga kebingungan.
"Gak jelas lo," keluh Reynald.
"Siapa yang gak sadar kalau lo liatin orang pake tatapan penuh kaya gitu, semangat Rey." ucapnya yang membuat senyuman miring di wajah Reynald mulai terlihat.
Anela yang tanpa sengaja sedang menatap Reynald pun kini memberikkan senyuman manis nya karena mereka tak sengaja bertatapan. Gavin terkekeh geli melihat tingkah laku sahabat yang terlihat tak pernah peduli ini malah menjadi seseorang yang terlihat ramah dan mudah bersosialisasi.
"Lo lagi deket sama Anela ya Ren?" tanya Yoga dengan berani nya. Daren terkekeh sinis lalu menatap sekilas ke arah Fabian dengan tatapan meremehkannya.
"Gak tau,"
Jawaban yang membuat lelaki yang menyimpan rasa kepada Anela mengepalkan tangannya. Pada kenyataannya, mereka bisa langsung berpikir tentag segala hal, berpikir bagaimana caranya Anela bisa tertarik dengan apa yang dinamakan sebuah hubungan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Love
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Bukan cerita tentang percintaan mulus yang berawal dari persahabatan, tetapi jalan hidup Anela yang menjadi rumit karena ulah sahabatnya. Termasuk kedalam salah satu anggota band terkenal, membuat Fabian mengubah kepribadia...