37 | Brengsek

313 13 2
                                        

Pagi yang cerah membuat Anela dengan semangat menemani Bunda nya yang sedang merawat tanaman di halaman rumah. Sembari memakkan bubur ayam, Anela menatap Bunda dengan tatapan penuhnya.

Keluarlah Bunda Fabian serta anaknya yang sepertinya juga akan merawat tanaman di halaman rumah seperti apa yang kini Anela dan Bunda nya lakukkan. Tatapan tajam di keduanya saling beradu, Anela mengalihkan tatapannya dengan cepat lalu menghabiskan makanan gadis itu secepat mungkin.

"Bunga yang baru dibeli kemarin udah di tanam ya?" tanya Bunda Anela kepada Bunda Fabian.

"Ini mau diambil, saya beliin buat kamu juga. Sini," ajak Bunda Fabian yang membuat Bunda Anela langsung tersenyum lebar dan pergi menghampiri rumah Fabian.

Kini kedua wanita itu sudah berada di halaman yang sama yaitu halaman rumah Fabian karena ingin melihat tanaman yang baru saja dibeli oleh Bunda nya lelaki itu.

"Fabian! Ajak Anela nya ngobrol ya!" ucap Bunda Fabian saat kedua wanita itu pergi mengambil bunga.

Hanya tersisa Anela dan Fabian saja di halaman mereka masing masing. Anela beranjak dari duduknya lalu berjalan masuk kerumahnya tanpa menatap Fabian sedikitpun.

Fabian yang melihat tingkah Anela langsung saja menatapnya sinis lalu masuk kedalam rumahnya dengan perasaan kesal yang mulai bermunculan untuk Anela.

Semenjak mereka memiliki sebuah masalah yang penyelesaian nya tidak sejalan, mereka sudah tidak dekat lagi. Bahkan seperti berakting jika mereka tidak kenal satu sama lain.

Sudah pasti keduanya masih ingin kembali berdamai dan bermain seperti yang selalu mereka lakukkan pada biasanya. Sayangnya, kali ini tidak bisa.

•••

Untuk menenangkan pikirannya, Fabian membawa gitar yang memang akan ia benarkan karena ada beberapa hal yang ingin lelaki itu ganti.

Setelah masuk kedalam tempat yang selalu ia datangi dan berbicara mengenai hal apa saja yang di inginkan oleh Fabian. Lelaki itupun mulai berjalan jalan di tempat pembelanjaan itu, berharap jika perasaan kesal nya bisa perlahan menghilang.

Entahlah, ia hanya merasa jika Anela yang sekarang telah menjadi Anela yang sulit untuk di nasihati seperti saat dulu, itu membuatnya sangat kesal tentu saja. Biasanya jika Fabian meminta sesuatu kepada Anela, gadis itu hanya akan berkata sebentar lalu melakukkannya. Namun kini tidak.

Saat Fabian melewati sebuah tempat kopi, ia sedikit terkejut saat melihat Daren disana yang sedang merangkul seorang perempuan dengan tubuh kecil.

Fabian tinggal bersama Anela sejak kecil, ia pasti tau bagaimana tubuh gadis itu. Dan yang sekarang Fabian lihat bukanlah Anela, tubuh bagian belakangnya berbeda.

Lelaki itu mengeluarkan seriangaiannya sembari berusaha menahan segala rasa kesal dan emosi yang lebih dari sebelumnya. Dugaannya benar jika Daren memanglah tidak serius dengan sahabatnya, Fabian benci akan hal itu.

Ia tak ingin Anela kecewa namun kini malah lelaki itu sendiri yang melihat semuanya. Fabian menghampiri Daren dengan langkah penuh keyakinan, ia ingin mencegah semuanya sebelum Anela benar benar merasakkan kecewa yang luar biasa nantinya.

"Daren?" panggil Fabian dengan nada santai nya namun terkesan sangatlah dingin.

Wajah terkejut dan jantung yang mulai berdegup kencang kini hadir dalam diri Daren. Ia menghela nafasnya kasar saat melihat kehadiran Fabian didepannya ini.

Hidden LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang