30 | Maaf

146 8 0
                                    

Perjalanan pulang setelah mereka bercanda sedari tadi membuat waktu cepat berlalu. Bisa dibilang, ini pertama kalinya Anela menyutujui lelaki itu agar mengantarkannya sampai ke depan komplek rumahnya. Sebelumnya, Anela malah meminta untuk diturunkan di sekolah saja dengan alasan ada barang yang tertinggal, alasannya tentu saja karena Fabian.

"Turunin disini aja Rey," pinta Anela.

"Kenapa?" tanya Reynald lagi karena sebenarnya lelaki itu sangat ingin tahu keberadaan rumah Anela, apalagi jika bukan untuk lebih dekat dengan gadis itu.

"Gak apa apa,"

Menurut Reynald, ia baru memulai tahap awal, bahkan sangat awal. Karena takut membuat Anela risih dan disebut terlalu mengatur, maka dari itu Reynald langsung mengikuti perkataan Anela tanpa basa basi karena ia tidak ingin jauh lagi dari gadis bernama Anela itu.

Lelaki itu menyampingkan mobil nya sembari memelankan laju nya untuk berhenti di depan gerbang sebuah komplek yang Reynald agak ketahui daerah nya. "La, ini daerah rumah lo?" tanya Reynald dengan wajah penasarannya.

Perasaan Anela mulai tidak enak, ia harus segera berakting lagi agar bisa melalui masalah yang sebentar lagi akan ia hadapi. "Iya,"

"Fabian juga rumahnya daerah sini, lo gak tau?" benar saja, apa yang Anela takutkan akhirnya terjadi. Pertanyaan mengenai Fabian.

Anela hanya menggelengkan kepalanya saja untuk menjawab bahwa ia tidak mengetahui nya. "Masa sih? Satu kompek loh La," ucapnya lagi yang membuat Anela menjadi bertambah gugup.

"Gue penghuni Rey, bukan satpam komplek. Udah ah!"

Gadis itu tadinya akan langsung turun dari mobil Reynald, namun rasa penasarannya kembali muncul. "Lo tau rumahnya dia? Siapa tau emang deket juga kan?" tanya Anela tiba tiba yang membuat Reynald yang tadinya sedang menatap ke dalam komplek menjadi sedikit terkejut.

Lelaki itu membalasnya dengan gelengan kepala, Fabian juga sama seperti Anela, hanya ingin diturunkan di depan gerbang komplek nya saja. "Kenapa gak tau?" tanya Anela yang mulai lebih penasaran itu.

"Rumah gue bukan disini La, mana gue tau." jawab nya sembari mengikuti nada kesal Anela sebelumnya. Anela menatap kesal ke arah lelaki itu, gadis itu akhirnya turun dari mobil Reynald sembari melambaikan tangannya dengan senyuman manis yang selalu menjadi candu untuknya.

Setelah mobil Reynald pergi dari hadapannya, kini Anela masuk kedalam gerbang komplek dengan diberikkan pertanyaan yang amat banyak dari satpam disana. Mereka sudah dekat karena saat Anela kecil, satpam itu sudah berada disana, lalu mereka juga suka mengajak Anela bermain, maka dari itu mereka menjadi dekat.

Anela berpikir, jika ia berjalan, maka kaki nya akan sakit esok hari. Gadis itu kembali ke gerbang lalu menatap satpam yang menjadi temannya itu dengan tatapan polos dan senyuman lebar nya. "Pak, boleh anterin Anela ke rumah gak? Dibayar pake sarapan pasta deh besok." pinta Anela.

Satpam itu tertawa melihat tingkah laku Anela yang sudah ia anggap sebagai putri nya itu. "Ayok neng, capek kan jalan kaki mah. Ngapain atu diturunin disitu, kaya mas Fabian aja." ucapnya.

"Emang Fabian suka di turunin di depan sana ya Pak?" tanya Anela yang kembali penasaran. Dugaannya benar, lelaki itu kini sangat berubah, ia tidak ingin orang orang tahu dimana tempat nya tinggal itu, bahkan kepada sahabat nya sendiri.

Hidden LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang