Sepertinya ini adalah hari sial bagi Anela. Buktinya sekarang mereka sudah berkumpul bersama diruang musik dengan anggota The Petrichor yang lain.
Raphael lah pelakunya, lelaki itu mengajak Anela dan Vania untuk ikut bergabung mengobrol bersama The Petrichor. Anehnya, Vania lah yang langsung menyetujui itu semua padahal biasanya gadis itu akan langsung menolak karena tidak ingin berteman dengan Yoga ataupun takut jika Melisa ikut bergabung.
"Lo tampil dimana malem?" tanya Raphael dengan wajah datar nya namun lengan lelaki itu mengusap lengan Vania pelan.
Yoga menatap ke arah Raphael, "Di daerah mana gitu gue lupa. Lo jadi ikut kan Raph? Butuh keyboardist nih!"
Raphael memang tadinya masuk dalam The Petrichor yang berperan sebagai seornag keyboardist, namun lelaki itu memutuskan untuk memfokuskan dirinya di bidang ilmu komunikasi karena memang itu adalah impiannya.
Lelaki itu masih termasuk kedalam The Petrichor, namun jika keberadaannya sedang dibutuhkan saja. "Ok, gue ikut,"
"Nah! Gitu dong!" seru Yoga dengan senyuman lebar milik lelaki itu. Reynald adalah orang yang paling dekat dengan Raphael, namun entah mengapa lelaki itu hanya terdiam saja sedari tadi.
"Bi, lo beneran pacaran sama Melisa?" tanya Reynald dengan wajah penasarannya. Fabian dan Melisa yang ada di sana saling tersenyum malu-malu lalu menganggukkan kepala mereka perlahan.
Gavin yang melihat hal itu langsung terkekeh kecil, "Dapet juga," ucapnya dengan wajah bangga ke arah Fabian, dan Fabian membalasnya dengan wajah sombong milik lelaki itu.
"Lo gak suka kan Rey sama Melisa?" pancing Yoga dengan wajah jahilnya. Reynald hanya membalas dengan tatapan sinis lelaki itu lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain.
Vania menatap ke arah Anela yang seakan tak peduli dengan keadaan, gadis itu malah terus menatap ke arah drum milik Reynald. "Suka sama drum gue La?" tanya Reynald dengan nada berbisik karena posisi mereka memanglah bersebelahan.
Anela cukup terkejut dengan pertanyaan Reynald itu, gadis itu hanya tersenyum kecil lalu berbalik menyimak pembicaraan mereka lagi. Reynald terkekeh sinis lalu ikut menyimak juga.
Sebenarnya Anela tidak ingin mendengarkan apa yang mereka bicarakkan ini, ia ingin secepatnya pergi darisana namun ia tidak bisa. Anela masih ingin mengikuti keinginan Fabian agar terus bersembunyi dan tetap diam dalam kebohongan.
•••
Anela, Vania, dan Melisa kini sudah berada di kerumunan penonton, didepan mereka sudah ada The Petrichor yang sedang bersiap dengan alat musik mereka masing-masing.
Setelah Yoga dan Gavin menyanyikkan satu buah lagu sembari bermain gitar kesayangan mereka, akhirnya The Petrichor yang jahil ini menyuruh Fabian agar menyanyikkan sebuah lagu yang bermakna bagi kehidupannya.
Lagu dari Rossa ft Afgan - Kamu Yang Kutunggu menjadi lagu yang dinyanyikkan oleh Fabian. Anela yang mendengarkan suara indah sahabatnya itu mendadak membeku, apa Fabian akan menyanyikkan lagu ini untuk Anela lagi? Atau untuk kekasih lelaki itu?
"Karnamu," Fabian mulai menatap ke arah Anela, Melisa, dan Vania. Juga lengan lelaki itu yang menunjuk ke arah mereka.
"Dikirim tuhan untuk melengkapiku,"
"Tuk jaga hatiku,"
"Kamu hasrat terindah untuk cintaku," Fabian semakin memajukkan langkahnya hingga ujung panggung sembari menatap dan menunjuk dengan tangannya ke arah mereka.
"Takkan cemas ku percaya kamu,"
"Karena kau jaga tulus cintamu,"
"Mel, dengerin ya," ya, terjawab semuanya. Nyanyian itu memanglah untuk kekasih Fabian, Melisa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Love
Ficção Adolescente[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Bukan cerita tentang percintaan mulus yang berawal dari persahabatan, tetapi jalan hidup Anela yang menjadi rumit karena ulah sahabatnya. Termasuk kedalam salah satu anggota band terkenal, membuat Fabian mengubah kepribadia...