6 | Semoga

214 10 0
                                        

Hari ini Anela sudah tidak pergi bersama dengan Fabian lagi. Walaupun awalnya Fabian selalu menolak keputusan Anela, namun akhirnya gadis itulah yang memenangkan perdebatannya.

Anela dan Vania kini sedang  berdiam di depan kelasnya dengan satu buah roti di masing-masing lengan mereka, melihat ke arah pemandangan The Petrichor yang sedang berlatih untuk penampilannya di malam hari.

Hal yang membuat Anela menjadi patag hati adalah ketika ia melihat Melisa yang sedang berdiri di sebelah Fabian, dengan romantisnya, Lelaki itu menyanyikkan sebuah lagu menyentuh hati. "La, katanya si Melisa udah jadian ya sama Fabian?" tanya Vania.

Siapa yang tidak tahu berita itu? Berita tentang jadiannya Melisa si ratu sekolah dan Fabian si lelaki dengan suara indah.

"Gak tau," jawab Anela yang sialnya malah menggunakkan wajah malas gadis itu.

Nada bicara dan raut wajah yang dikeluarkan Anela tadi jelas saja membuat Vania jadi penasaran, apalagi kini Anela masih terus melihat ke arah Fabian dengan mata nya yang tidak dapat disembunyikkan lagi.

"Lo suka sama dia La?" tanya Vania sembari menatap datar ke arah Fabian.

"Hah?" bingung Anela.

"Gue gak sebodoh itu untuk terus lo bohongin Anela, lo suka sama Fabian?" tanya Vania lagi dengan tangan yang kini sudah meremas tangan Anela kencang.

Anela menghela nafas nya, "Enggak, lagian gue juga baru tau dia deket sama Melisa,"

"La! Gak usah bohong dong!"

Vania melepaskan tangannya dari tangan Anela kasar lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain yang mengartikan jika ia sedang dalam keadaan kesal kepada Anela sekarang.

"Van, beneran deh. Gue gak suka sama dia,"

"Fine, ikut gue samperin mereka kalau gitu," tantang Vania dengan wajah polos nya. "Ngapain?"

"Kenalin lo sama anak The Petrichor, biar temennya banyak, iya kan?" Vania langsung menarik lengan Anela dan Anela yang terus menahan gadis itu untuk melangkah.

Anela akhirnya menghela nafasnya kasar lalu mengubah posisi nya dan menarik lengan Vania masuk kedalam kelas. "Gue ceritain semuanya sama lo, puas?"

Vania tersenyum lebar sembari menganggukkan kepalanya cepat. "Lo pasti suka kan sama dia?" tanya Vania lagi namun kini dengan wajah sangat tertarik nya.

Kebingungan melanda pikiran Anela. Semenjak masalah kemarin, Anela mulai sedikit tersadar jika ia harus bisa melupakkan semuanya, semua rasa dan kenangan indah yang selalu ia pendam sendirian.

Salah satu cara yang bisa membuat Anela melupakkan segalanya adalah dengan menjadi terbuka, ia akan mulai melakukkan hal itu. Menjadi terbuka kepada Vania tentang segala nya, tentang Fabian, dan tentang rasa yang dimilikinya.

"Fabian itu temen kecil gue," ucap Anela pelan sembari meremas kedua tangan Vania. Vania langsung berteriak kecil namun setelah nya ia tertawa kencang dan meminta maaf kepada teman sekelasnya akibat ulah memalukkannya ini.

"Lo becanda ya La? Udah lah! Gak mempan!"

Anela semakin meremas tangan Vania, "Bukannya sahabat gak boleh bohong ya Van?"

"La? Lo serius?" wajah Vania kini sudah berganti sepenuhnya, ia terkejut, kesal, dan juga tak menyangka.

Gadis itu merasa jika Fabian adalah tipe orang yang hanya berteman dengan orang populer saja, sedangkan Anela adalah anak pendiam yang tidak begitu menyukai keramaian. Sangat berbeda dengan Fabian bukan? Apalagi mereka terlihat seperti tidak mengenal satu sama lain selama ini.

Hidden LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang